Part 12

81.3K 7.3K 1.8K
                                    

Mulut manis Haechan tak hentinya mengumpat kasar sepanjang lift bergerak naik menuju lantai dua puluh. Ruangan luas nan mewah kepunyaan Mark Jung, CEO perusahaan yang bergerak di bidang properti serta hiburan ternama korea selatan.

Harusnya sekarang ini Haechan sudah bisa duduk nyaman di ruangan, menjelajahi setiap online shop atau bahkan mengisi perut seperti yang dilakukan oleh karyawan lainnya, termasuk Yangyang. Pria itu pasti tengah sibuk menikmati makan siangnya di kantin perusahaan.

Namun sialnya, rencana baik yang Haechan idamkan itu gagal seketika saat Kim Jungwoo datang menemuinya setengah jam yang lalu, mengatakan kalau Mark memerintahkan agar Haechan pindah ke lantai atas mulai hari ini, membantu pekerjaan sekretaris perusahaan, alih-alih bergabung dengan tim pemasaran.

Haechan juga tak tau apa yang sedang direncanakan oleh pria licik modelan Mark, hingga memutuskan semua hal secara sepihak tanpa menunggu persetujuannya terlebih dahulu.

Padahal kemaren, sifat Mark benar-benar berbeda sekali dari biasanya.

Setelah mengantar Haechan pulang kerumah dan mengizinkan karyawan magang ini tidak masuk kerja, Mark langsung menyuruh Bibi Kim untuk menjaga Haechan dua puluh empat jam karna takut terjadi apa-apa.

Padahal kan Haechan cuma mengeluh sakit kepala saja saat Mark tak hentinya bertanya 'Are you okay?' sepanjang perjalanan dari tempat Bubu menuju rumah mereka.

Tadi malam Mark bahkan menitipkan hadiah pada Bibi Kim, menyuruh wanita paruh baya itu untuk memberikannya pada Haechan, berisi tas dan sepatu modelan terbaru dengan brand ternama yang biasa pemuda berkulit tan itu pakai.

Mata Haechan tentu langsung berbinar cemerlang, sebab kapan lagi seorang Mark Jung memberinya hadiah secara cuma-cuma.

Namun, jika difikir kembali dengan otak jernih, bukankah Mark sama saja menganggap Haechan seperti pemuda jalang?? memberikan banyak hadiah setelah merenggut keperjakaannya.

Tapi setelah di amati lebih dalam lagi, sikap Mark kemaren bahkan tak sedingin saat bersama jalang-jalangnya yang biasa ia bawa kerumah dan pamerkan pada Haechan.

Satu lagi, Bibi Kim juga mengatakan kalau  Mark bahkan menyuruhnya untuk melaporkan kondisi terkini Haechan setiap satu jam sekali.

Entalah, Haechan jadi pusing sendiri jika harus memikirkan tingkah aneh pria itu, padahalkan tubuh Haechan hanya kelelahan saja karna kurang tidur, tapi ia bersikap seolah Haechan ini mempunyai penyakit parah yang tak boleh luput dari pengawasan.

Dan sangat mengejutkan sekali, pagi ini sikapnya bahkan berubah lagi menjadi dingin dan acuh seperti biasa.

Haechan menghela nafas beberapa kali, berusaha mengusir semua fikiran tak penting yang menguasai otaknya selagi mulut kecilnya masih saja menggerutu padahal dia sudah berdiri tepat di hadapan Mark yang tengah sibuk membalikkan lembar demi lembar tumpukan kertas yang ada di atas meja kerjanya.

Padahal sekarang sudah hampir lewat jam makan siang, tapi pria ini masih setia dengan pekerjaannya. Apakah mencari uang memang sesusah itu?? sementara Haechan hanya tau belanja dan menghamburkannya saja.

Ohh shit!! kenapa juga Haechan harus memikirkan hal-hal tak penting di tengah situasi genting seperti ini. Lagipula Haechan kan memang sudah menjadi tanggung jawab Mark, jadi wajar saja jika pria itu bekerja keras demi memberi nafkah pada istri baik sepertinya ini.



"Mark, apa yang kau lakukan??" tanya Haechan tak sabaran, merenggut kesal karna pria itu seakan acuh dengan kehadirannya.

Mark menghela nafas pelan, setelahnya berpindah fokus dari dokumen kearah Haechan.

AURORA [ MarkHyuck ]Where stories live. Discover now