Part 9

75.6K 7.1K 1.5K
                                    

Lidah hangat Mark dengan lancangnya melesak masuk ke dalam rongga mulut Haechan, mengabsen semua komponen yang ada di dalam sana tanpa boleh tertinggal satupun.

Haechan dan Mark begitu larut dalam kenikmatan yang mereka buat sendiri. Keduanya sama-sama menyalurkan hasrat yang menggebu entah dari kapan.

Yang muda hanya bisa mendesah dan meremat kuat jas yang Mark gunakan saat menerima hisapan lembut bibir pria itu pada lidahnya.

Haechan terengah saat Mark tiba-tiba saja melepaskan tautan bibir mereka, memberikan waktu untuk pemuda itu agar bisa meraup oksigen serakus mungkin.

Ciuman barusan sungguh membuat tubuh Haechan lemas dan hampir saja hilang kesadaran.

Tangannya ingin mendorong dada bidang Mark agar menjauh, namun hasrat-nya berkata untuk menerima saja apa yang dilakukan pria itu.

"Sorry, i can't control my self." bisik Mark dengan suara baritonnya tepat di telinga Haechan, sementara nafas pria itu masih memburu menahan gairah.

Haechan dibuat makin linglung, seketika langsung menyembunyikan wajah meronanya di balik dada bidang yang lebih tua sesaat setelah menyadari semua orang disekeliling masih menatap pasangan suami istri itu dengan berbagai macam ekspresi.

"Ma-mark kau sudah gila??" lirih Haechan gugup bercampur malu setelah menemukan kembali kewarasannya.

Mark akui dia memang gila, sangat gila karna tak bisa mengontrol nafsu birahinya malam ini.

Tak bisa Mark dipungkiri, bibir Haechan mampu membuatnya penasaran dan selalu penasaran.

Padahal ini bukan kali pertama Mark menyicipinya, namun bibir pemuda itu selalu memberikan rasa berbeda yang membuat Mark ingin lagi dan semakin mencelam lebih jauh agar bisa menjelajahinya.

Mark bahkan tak pernah semabuk ini hanya karna sebuah ciuman.

Biasanya, Mark akan membuat lawannya mendesah nikmat bahkan sampai menangis memohon untuk berhenti saking gila dan kasarnya ia saat bercinta.

Tapi Haechan ini sebuah pengecualian, Mark merasakan pemuda ini harus ia cicipi perlahan agar bisa merasakan kenikmatan yang lebih dari ini.

Sialan Hawaii, dan sialan malam itu hingga membuat Mark tak berdaya lagi mengontrol nafsunya setiap kali bertemu Haechan.

Hingga beberapa menit lamanya, Haechan dan Mark masih diam membeku di posisi semula.

Saling meminimalisir detak jantung masing-masing dan coba mencari sikap serta alasan yang benar agar cepat beranjak dan menjauh dari sana.

Suasana di sekeliling-pun sudah mulai kondusif, para tamu kembali berdansa mengikuti alunan musik indah yang membuai menyapa pendengaran, seakan sengaja mengabaikan apa yang terjadi barusan.


"Maaf untuk skenario mendadak tadi, saya hanya ingin meyakinkan Bubu dan juga Mommy Ten yang sudah mulai curiga dengan hubungan pernikahan kita!" ujar Mark tiba-tiba buka suara saat mereka sudah duduk nyaman di bangku tengah mobil yang akan membawanya pulang kerumah setelah selesai acara beberapa menit lalu.

Haechan menoleh sekilas, berusaha menahan emosinya. 'Si lancang sialan ini!' umpatnya dalam hati.

Hampir satu jam lamanya Haechan bergulat dengan fikirannya sendiri, sesaat setelah pria itu mencium bibirnya secara mendadak.

Ini bukan ciuman kasar yang Mark lakukan seperti beberapa hari sebelumnya, bukan juga hukuman karna Haechan telah berbuat suatu kesalahan.

Tapi pria ini benar-benar mencium Haechan begitu lembut dan penuh kehati-hatian.

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang