Part 10

84.3K 7.6K 3K
                                    

Menantu keluarga Jung tersebut semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh ramping milik Taeyong, menangis meraung hampir setengah jam lamanya tanpa berhenti.

Setelah melakukan aksi brutalnya, menghancurkan mobil mewah kepunyaan Mark. Haechan sempatkan dulu untuk menampakkan wajah songongnya pada kamera cctv yang terpajang di sudut basemant kantor.

Memang dengan sengaja menunjukkan pada Mark kalau yang merusak mobil mewahnya itu adalah Haechan, tujuannya agar pria itu tau kalau Haechan bukanlah pemuda yang bisa dia sakiti seenaknya.

Kemudian baru memutuskan untuk beranjak dari sana, mengamankan diri sambil menonton dengan wajah gembira saat semua orang mulai berkerumunan di sekeliling mobil milik CEO perusahaan yang sudah hancur tak berbentuk itu.

Sebenarnya, Haechan ingin melihat sendiri, saat bagaimana ekspresi arogan Mark digantikan dengan wajah panik setelah menyaksikan semua kekacauan ini.

Haechan benar-benar kalap dan tak gentar sedikitpun pada pria itu, rasa takutnya bahkan sudah ia buang jauh sekali.

Menghadapi Mark tak harus dengan beradu mulut, namun dengan tindakan dan kerugian seperti ini semoga mendatangkan efek jera agar pria itu tak selalu menyakiti hati orang lain dengan mulut bajingannya.

Namun sialnya, keberanian yang menggebu tersebut hanya bertahan selama setengah jam saja, saat fikiran dan emosi Haechan kembali normal, dadanya langsung sesak saking panik dan takutnya.

Haechan bahkan tak bisa membayangkan pembalasan keji macam apa yang akan dilakukan Mark padanya nanti.

Tangan pemuda berkulit tan itu langsung bergerak untuk menonaktifkan ponsel, tak dapat dihindari saat peluh dingin mulai bercucuran begitu deras di sepanjang dahi.

Haechan bahkan tak bisa berfikir jernih walaupun sebentar.

Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk segera memacu Audi Suv-nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Bubu, karna memang hanya mertuanya itu satu-satunya yang bisa menyelamatkan Haechan dari murka besar seorang Mark Jung.

Haechan bahkan tak punya uang sebanyak itu untuk mengganti kerugian yang ia ciptakan, dan berlindung dibalik Bubu adalah jalan terbaik.

Dan disinilah Haechan sekarang, setibanya di kediaman keluarga Jung, ia langsung berlarian mencari Taeyong, menangis heboh bercerita seakan dia adalah pemuda yang paling tersakiti diatas dunia.

"Bubu, Haechan takut nanti Mark bakalan marah dan mukul Echan juga, gimana ini??" rengek Haechan ditengah isakannya.

Jaehyun yang tengah duduk di sofa seberang istri dan menantunya itu langsung menghela nafas pelan. "Tidak mungkin Chan, Mark bukan type pria yang suka melakukan kekerasan." ujar kepala keluarga Jung itu dengan tenang menanggapi.

"Sayang, tidak usah takut, Bubu tak akan biarkan Mark nyentuh kamu sedikitpun, oke. Sekarang kamu tenang dulu yah." bujuk Taeyong sambil mengusap pelan punggung sempit Haechan.

"Bubu tak habis fikir, dia bahkan lebih membela karyawannya saat kamu direndahkan kayak gitu, astagaa, anak itu benar-benar keterlaluan." Taeyong menggeleng tak percaya pada tingkah buruk Mark kali ini.

"Haechan tak menyangka Bu, Mark akan bersikap seperti itu, padahal Haechan udah berusaha jadi istri yang baik, apa jangan-jangan dia masih belum ikhlas nerima pernikahan ini??" lirih Haechan dengan air mata yang masih mengalir deras di sepanjang pipi pucatnya.

Haechan tak hentinya menangis, merendahkan harga dirinya dan berusaha menyudutkan Mark di depan Bubu dan juga Jaehyun.

"Tidak sayang, kamu jangan pernah berfikiran seperti itu lagi yah, Bubu pasti marahin Mark, kamu tenang aja! kalau Bubu jadi kamupun pasti akan berbuat seperti itu, namanya juga lagi emosi, jadi wajar aja kamu gabisa berfikir jernih."

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang