the realization

8.2K 1.1K 94
                                    

ASKfm | angkasaa | 7 years ago

Anonymous14: Tapi kata lo kata lo Villette bagus nggak? (kalo kata lo bagus bakal gue tamatin).
angkasaa: Gue nggak suka baca, jadi nggak usah ditamatin. Hahaha :P

***

     Sudah jam sebelas malam. Pengunjung book cafe sudah mulai pulang karena toko ini sebenarnya sudah tutup dari tadi di jam sepuluh. Hanya sisa satu pengunjung di dekat pintu yang sedang membereskan barang-barangnya.

     Setelah puluhan lagu Jazz yang aku mainkan, sampai sekarang jemariku masih menari di atas tuts piano. Lagu-lagu Jazz classics Duke Ellington, Frank Sinatra, Ella Fitzgerald, Billie Holiday sampai Jazz kontemporer sekali pun sudah mendapat menit tampil. Pengecualian untuk lagu terakhir yang sedang kumainkan saat ini, The Winner Takes It All. Genre original dari ABBA adalah Pop, tetapi sekarang aku bawakan dalam genre Jazz.

     "Oi, Ta! Mau nginep di sini lo?" Mas Erlan tertawa dari balik konter kopi. Dia masih mengelap konter dan merapikan alat-alat bersama pegawai yang lain.

     Aku ikut terbahak sambil masih menekan tuts. "Iya, Mas. Serasa tidur di perpus kan?"

    "Asal jangan ngiler di atas piano aja," balas Mas Erlan bercanda. "Mau minum lagi nggak lo?"

     "Latte-nya masih ada. Aman," kataku lalu mengangkat gelas dengan tangan kiri dan kembali meletakkannya di atas amplifier. Tidak bisa ditaruh di atas piano karena ini adalah grand piano yang lid-nya terbuka.

     "Oke-oke. Kalau haus ambil air mineral botol aja ya di bawah kasir sini, Ta."

     Aku mengacungkan ibu jari. Walau jam 'konser'-ku sudah habis tadi jam sembilan, kadang-kadang aku tetap bermain sampai toko tutup. Kalau aku sedang lelah, aku pulang tenggo. Kalau aku sedang stress dan butuh pelarian, aku pulang lambat. Untungnya tidak masalah dengan hal itu. 

     Sebenarnya hari ini aku tidak mau overtime. Namun, dari tadi hujan. Model hujan menyebalkan yang awet walaupun tidak begitu deras. Aku sudah coba pesan taksi atau ojek online, tetapi di-cancel terus. Mau jalan kaki tidak mungkin karena indekosku lumayan jauh dan aku akan basah kuyup. Jadi, lebih baik menunggu saja sambil main piano.

     Jemariku masih menekan tuts. Kepalaku melantunkan lirik The Winner Takes It All dan memikirkan artinya. Rumor beredar adalah Björn Ulvaeus menulis ini setelah perceraiannya dengan Agnetha Fältskog--walaupun katanya bukan berdasarkan pengalaman pribadi. Kabar yang beredar juga Ulvaeus menulisnya sambil mabuk dan semua lirik dia dapatkan dengan sangat cepat. Mungkin karena dia betul-betul merasakan apa yang dia tulis.

     This is a hurtful break up song. Namun, sampai sekarang aku tidak tahu siapa yang benar-benar menang di lagu ini. Apakah yang ditinggalkan? Apakah yang meninggalkan?

    "Masih betah konser?"

     Aku mendongak dengan cepat saat mendengar suara yang sangat aku kenal. Kenapa dia ada di sini?

    "Lo ngikutin gue? Masih maksa gue buat minum kopi sama lo?" tanyaku kepada Angkasa di hadapanku. 

     Dia tiba-tiba saja sudah menyandar di piano dan aku tidak sadar sejak kapan dia di situ. Pakaiannya masih sama seperti pakaiannya di Starbucks tadi, hanya saja wajahnya terlihat lebih lelah dan tubuhnya sedikit lebih wangi. And damn it, he smells so good.

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Where stories live. Discover now