the other tip-offs

4.7K 703 25
                                    

ASKfm | angkasaa | 6 years ago

Anonymous14: The prettiest woman alive?
angkasaa: My mom :)

***

      "Selamat pagi."

      Sapaan Angkasa menyambutku saat aku keluar dari kamarnya. Aku tersenyum melihatnya yang sedang memasak di dapur. Wangi masakannya tercium dari tempatku berdiri. 

       "Jam berapa sekarang?" tanyaku sambil mengucak mata.

      Kulihat Angkasa tersenyum kecil. "Jam sepuluh," jawabnya dan aku membelalak. 

       "Aku kesiangan. Kamu kenapa nggak bangunin aku, sih? Kita kan hari ini mau jemput Aura di sekolah jam sepuluh!"

       "Tuh, kebiasaan deh. Kamu yang kesiangan, aku yang dimarahin." Angkasa tertawa.

       "Nggak gitu maksudnya," balasku lalu berlari menghampirinya. 

       Angkasa merangkul pundakku sambil mengaduk rebusan fusilli di panci. "Nanti Bu Andara yang jemput Aura di sekolah terus antar Aura ke sini. Si Aura katanya ketiduran di sekolah, jadi Bu Andara mau ketemu gurunya dulu."

       Aku mengangguk paham. "Jadi aku nggak salah-salah banget, ya?"

       Dia tertawa lagi. "Nggak, Sayang. Kalau tadi kamu bangun pagi juga tetap Bu Andara yang jemput."

       "Tapi aku mau lihat kamu tebar pesona ke ibu-ibu sekolahan," kataku dan Angkasa makin terbahak-bahak. "You know, your sunglasses on, kamu pake bomber kamu yang hitam, desert boots, this fancy haircut--kamu bakal keliatan kayak papa muda yang jemput anaknya sekolah."

       "Itu kamu aja kali yang mau aku tebar pesona sama kamu," godanya hingga aku menepuk pipinya pelan.

       "Jangan kepedean!"

       "Lagian kamu kayaknya senang banget kalau aku tebar pesona ke perempuan lain. Waktu di studio Arthur ada yang duduk di paha aku aja kamu ketawa-ketawa. Nggak cemburu?"

       "Habisnya lucu. Kamu aja kewalahan ngadepin cewek yang di studio Arthur, apalagi ibu-ibu? Kalau kamu cium perempuan lain, baru aku cemburu."

       "Too bad, padahal aku suka dicemburuin kamu."

       Another day, another Angkasa with his sweet words. "Bibir kamu ini kalau pedes, pedes banget. Kalau manis, manis banget, ya?"

       "Nggak tahu. Kamu nanya terus rasa bibir aku, Ta, kan kamu yang nyium setiap hari."

       "Diam!" Aku menutup bibirnya, sementara dia tertawa. Memang rese!

       "Ampun," gumamnya terpendam di bawah telapak tanganku.

       "Kamu cobain, ini udah al dente belum?" tanya Angkasa saat aku sudah menarik tanganku. Dia menyendok fusilli, meniupnya, dan menyuapnya ke mulutku.

       "Dikit lagi aja, semenit mungkin cukup."

       "Oke. Aura nggak suka yang kematengan soalnya."

       "Kamu bikin apa ini memangnya?"

       "Ini four-cheese mac and cheese. Di kulkas ada yogurt popsicles, di oven ada carrot cake. Aura's favourites."

       "Kamu semua yang buat?" 

       Angkasa mengangguk dan aku tersenyum. "Gemes banget masakin adiknya. Bangun jam berapa tadi?"

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Where stories live. Discover now