📒 7

3.9K 397 171
                                    

"Minjeong...dengerin aku dulu"

Minjeong tidak menjawab dan juga tidak membuka pintu kamar mandi. Sejak mengetahui tentang Fiona yang mengandung anak Jake, Minjeong terus mengurung diri di dalam kamar mandi.

"Jangan nangis Minjeong aku minta maaf"

Harusnya saya gak minta maaf, saya berhak dapet anak dari Fiona. Tapi saya juga takut Minjeong ngelakuin hal nekat.

"Aku mau mati aja Jake, aku...aku bakal minum pembersih lantai ini"

Mata Jake membulat dengan sempurna, "Minjeong jangan nekat! Minjeong?!"

Tidak ada jawaban dari Minjeong, Jake segera mendobrak pintu kamar mandi tersebut tanpa perlu berkali-kali.

Jake terkejut saat menemukan Minjeong yang sudah tidak sadarkan diri dengan mulut yang berbusa.

"Astaga Minjeong!" Jake segera menggendong dan membawa Minjeong kerumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit Jake benar-benar panik dan takut terjadi apa-apa dengan Minjeong.

Itulah salah satu alasan Jake sulit untuk meninggalkan Minjeong, Minjeong memang sangatlah nekat.

"Gimana keadaan Minjeong dok?"

"Nona Minjeong mengalami keracunan yang menyebabkan luka dan gangguan pada kerongkongan hingga saluran pencernaan"

Jake menghela nafasnya.

"Apa harus dirawat dok?"

"Iya. Sampai pihak rumah sakit sendiri yang menyuruh nona Minjeong untuk kembali kerumahnya"

"Baik dok, terimakasih. Lalu keadaan Minjeong sekarang ini bagaimana dok? Apa belum sadar?"

"Nona Minjeong mungkin sebentar lagi akan sadar, tapi saya mohon jangan diajak banyak bicara karena lukanya cukup parah di bagian kerongkongannya"

Jake mengangguk.

Jake berjalan dengan pasrah memasuki kamar rawat Minjeong. Saat Jake masuk saat itu juga Minjeong terbangun.

"Minjeongaa, lain kali jangan begini. Aku khawatir" ucap Jake dengan lembut sambil menggenggam erat tangan mungil Minjeong.

"Gakusah peduliin aku. Kamu udah punya calon anak tuh dari Fiona"

"C'mon, itu hal yang wajar Minjeong. Lagian Fiona itu istri sahku jadi aku berhak untuk punya anak dari dia"

"Iya. Abis itu kamu pasti ninggalin aku, iya apa iya?"

Jake terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Nanti kalau anak itu lahir aku yakin 100% kamu bakal menjauh dari aku bahkan bisa aja kamu ngebuang aku" tekan Minjeong dan sedikit batuk.

"Minjeongaa jangan banyak bicara luka di kerongkongan kamu cukup parah, aku gakmau kamu makin sakit"

"Sepeduli itu kamu sama aku?"

Jake mengangguk, terpaksa..

Minjeong tersenyum manis lalu memeluk Jake dengan erat, "Lover"

Jake hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Entah mengapa yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Fiona dan Fiona.

Minjeong melepas pelukannya saat mendengar ponsel Jake yang berbunyi. Dahinya mengkerut saat melihat bahwa yang menelphonenya adalah Fiona.

Belum sempat Jake mengambil ponselnya, Minjeong langsung mengambilnya dan dengan lancang membalas telfon tersebut. Dengan sengaja Minjeong menspeaker panggilan tersebut.

fake love ; jake simWo Geschichten leben. Entdecke jetzt