Bab 4 - Ancaman

20.6K 2.2K 28
                                    


Bab 4 - Ancaman


"Alana? Apa maksudnya? Kamu nggak benar-benar menjalin hubungan lagi dengan dia, 'kan?!" tanya Lidya penuh tuntutan pada Alana.

Alana menggelengkan kepalanya, "Kami bahkan baru bertemu lagi tadi siang, Bu."

"Ya. Tapi kita sudah menjalin hubungan sejak enam tahun yang lalu. Dan kini, waktunya kita melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi."

"Apa maksudmu?! Kamu pikir setelah apa yang sudah kamu lakukan di masalalu dengan keluarga kami, kami masih tetap menerimamu?!" seru Lidya.

Sean tersenyum lembut, "Sayangnya, Bu, Anda sama sekali tak mamiliki pilihan," ucap Sean dengan sungguh-sungguh.

"Apa maksudmu?" tanya Lidya kemudian.

"Contoh sederhananya saja, saya bisa memberhentikan Alana dari pekerjaannya dan membuatnya tak bisa diterima kerja dimanapun, atau mungkin menggusur tempat ini. Toko kue Ibu sudah ramai, bukan?" tanya Sean dengan santai.

Lidya ternganga, sedangkan Alana emosi dengan Sean yang suka seenaknya sendiri. Segera, Alana menerjang Sean, mendorong-dorong tubuhnya dan juga memukuli dadanya. Sean dengan sigap menangkap kedua lengan Alana dan menghentikan aksi brutal perempuan itu.

"Bajingan kamu Sean! Pengecut! Kamu cuma berani sama kami! Kamu cuma berani mengancam kami dengan kekuasaan kamu! Kamu benar-benar bajingan!" Alana berseru keras dan marah. Dia benar-benar tak percaya bahwa Sean akan melakukan hal ini padanya. Apa tujuan pria itu menikahinya? Bukankah dulu pria ini tidak mau bertanggung jawab untuk menikahinya?

"Bukan hanya dengan kalian. Aku akan melawan siapa saja dan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang kumau," ucap Sean penuh penekanan dan juga sarat akan sebuah ancaman.

Alana menghentikan aksinya seketika. Pada detik itu, Sean melepaskan Alana dengan setengah mendorong perempuan itu. Lalu dia membuka suaranya lagi "Kau hanya perlu menyiapkan dirimu. Kau tak bisa lari lagi, karena kemanapun kau pergi, aku bisa menemukanmu, Alana." lanjut Sean lagi dengan sungguh-sungguh sebelum dia pergi begitu saja meninggalkan Alana dan ibunya yang masih ternganga dengan melihat kepergian Sean.

****

Alana mengamati pakaian-pakaian branded di hadapannya. Dia hanya menatapnya saja dan tak berani memegangnya. Melihat harganya saja membuat Alana tahu bahwa dia tidak akan bisa membeli barang-barang tersebut.

"Kenapa lihat-lihat saja? Ayo pilih," ucap Sean yang masih setia berada di belakang Alana.

"Uuumm, itu... harganya..."

"Kenapa dengan harganya?" tanya Sean lagi.

Alana tersenyum malu "Aku mana bisa membelinya. Maksudku... uang jajanku nggak sebanyak itu," jawab Alana sembari tersenyum malu.

Sean menatap Alana dengan sungguh-sungguh, "Aku akan membelikan apapun yang kamu inginkan," ucap Sean kemudian.

"Ta –tapi... ini mahal..."

Sean tersenyum dengan kepolosan yang terpampang sempurna pada wajah Alana. "Kamu lihat toko ini, apakah ada yang berbeda?" tanya Sean.

Alana mengamati toko tersebut. Memang tampak aneh karena tak ada satupun pengunjung ke dalam toko itu. Bahkan, para pegawainya tampak siap melayani apapun yang diinginkan Sean dan juga Alana. kenapa? Apa karena harga pakaian dan barang-barang di toko ini sangat mahal?

"Tokonya sangat sepi. Mungkin karena harganya terlalu mahal," ucap Alana dengan setengah berbisik, "Lebih baik kita keluar saja," ajak Alana bahkan sudah mengapit lengan Sean.

Mr. POSSESSIVE & ME (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang