Chapter 71 ♗

431 75 5
                                    

Untuk pertama kalinya dirinya berada di sebuah ruangan, dengan sebuah meja yang luas dan dikelilingi oleh bangku-bangku yang nantinya akan diduduki oleh orang-orang yang akan mempunyai peran mereka sendiri-sendiri dalam suatu skema yang dibangun oleh dua figur yang sangat dirinya kenali.

Danial duduk di salah satu bangku itu. Di bangku yang lain duduk Wistar sang pangeran Hayden. Kemudian ada seorang pemuda yang lebih tua yang dia yakini sebagai seorang putra bangsawan namun belum dia ketahui merupakan putra dari keluarga bangsawan mana.

Di sisi lain, ada satu sosok laki-laki yang tampak seumuran dengan Yang Mulia Frey Nardeen duduk bersebrangan dengannya.

Danial tau laki-laki itu.

Dia yang waktu itu menerobos masuk.

Kakaknya mengakui laki-laki itu sebagai tamunya. Dia membawanya masuk lalu berikutnya pergi meninggalkan rumah bersamanya dengan salah satu kuda yang seharusnya menjadi milik salah satu ksatria Bardev.

Kenapa dia ada di sini?

Yang duduk di sebelah bangku laki-laki itu adalah seorang anak yang bisa jadi seumuran dengannya. Kedua orang itu, memiliki dandanan dari seorang anggota dari sebuah kelompok bandit. Ayahnya sudah menghilangkan keberadaan bandit di wilayah Bardev. Orang-orang itu dia berikan profesi baru dan sekarang mereka menikmati profesi baru mereka itu. Serangan yang menimpa Berg, bukanlah disebabkan dari orang-orang dari wilayah pimpinan ayahnya. Melainkan dari wilayah lain yang belum dirinya ketahui mana.

Apakah itu mereka?

Mata Danial menyangkut pada kedua orang yang duduk di seberang meja, sorot sikap kewaspadaan bisa jadi memancar dari kedua matanya. Ditambah alisnya yang sedikit melengkung ke bawah.

Yang tampak seumuran dengannya sadar akan sikap Danial dan menggelapkan wajahnya.

"Apa yang kau lihat?"

Danial ikut serta menggelapkan wajahnya sendiri. "Orang di sebelahmu menginvasi istana dan pernah menerobos gerbang tempat tinggalku. Tak hanya itu kuduga dia lah yang menyebabkan luka di leher kakakku pada dua minggu lalu. Aku tidak memberi toleransi pada yang sudah menyakiti keluargaku."

Oza mengerutkan kening. Seketika membulatkan mata. "Kau adik orang rambut merah itu?? Kalian tidak mirip sama sekali."

Dia menekuk pinggangnya menjadikan postur duduknya miring. "Kakakmu sudah mengganggu kedamaian kami. Dia yang waktu itu mendatangi kami tanpa diundang dan membuat kami bekerja menuruti ucapannya. Sekarang dia membuat kami ada di bangunan ini lagi. Siapa yang tau apa yang akan dia katakan pada kami nanti?"

Danial terdiam. Tidak menyangka kakaknya melakukan itu.

Wistar di sebelah kanan Danial melambaikan tangannya menengahi dengan senyum tawa terhibur. "Sudah sudah. Kenapa tidak sudahi dulu permusuhannya dan menunggu pemanggil kita datang? Kakakku pasti senang melihat kalian di sini."

Oza melirik yang baru saja bicara. Warna rambut di kepalanya sudah cukup untuk menunjukkan siapa dirinya.

Kurang dari sepuluh detik kemudian pintu ruangan yang berbeda dengan yang sebelumnya mereka lalui untuk masuk terbuka. Dari pintu itu tampil sang Putra Mahkota. Dengan ksatria pribadinya dan juga pelayan sekaligus sekretarisnya di sampingnya.

Dia tidak membuat suara apapun. Di depannya mereka yang menduduki bangku di sisi meja bagian kiri berdiri memberikan hormat padanya yang baru memasuki ruangan. Sedangkan yang ada di sisi lain diam duduk di bangku mereka dengan hanya sekedar melihat ke arahnya.

Frey duduk di bangkunya. Dengan Uvan dan Kalim sudah berada di kedua sisinya, dia mulai melihat keseluruhan undangan yang sudah hadir di ruangan bersamanya. Dengan mereka semua yang telah hadir, dia mulai berbicara. "Terimakasih sudah hadir menerima undanganku di sini. Aku meminta kehadiran kalian karena ada yang perlu aku sampaikan."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang