Chapter 73 ♗

456 68 4
                                    

Di kaki salah satu bukit yang ada di area wilayah kekuasaan Adelard, dua anggota kelompok bandit berdiam memisahkan diri dari anggota kelompoknya yang lain.

Itu Oza dan Zia. Dua anggota termuda di kelompok itu.

Pandangan mata Oza kosong mengarah pada bentang wilayah Adelard. Pikirannya berlabuh pada apa yang ada di kemarin sore.

Kei yang berbicara padanya. Dia memberitahu Oza semua yang selama ini disimpannya.

Dia benar-benar menggunakan eksemplar penyampai pesan itu untuk menyadap ruang kerja Putra Mahkota.

Kei mendengarkan semua pembicaraan yang terjadi di sana. Dia tau maksud sesungguhnya yang dimiliki Frey Nardeen dan juga Valias Bardev.

Kei mau mendukung mereka.

Teringat pada ucapan Kei kemarin sore pupil mata Oza mengecil lagi. Perasaan tidak senang menghampiri bagian dalam dadanya. Tarikan napasnya memberat dan pandangan matanya menajam sekali lagi.

Sesuatu menyentuh pahanya, mengejutkannya sekaligus menghentikan getar di bahunya. Ketika dia menoleh yang ada di sana adalah Zia.

Jika Zia tidak ada maka yang termuda di kelompok adalah Oza. Tapi meski begitu yang bisa dipercaya Kei untuk memimpin kelompok menggantikannya hanyalah Oza seorang. Dia memiliki usia paling muda tapi justru malah paling dewasa dibandingkan personil yang lain.

Tapi Zia turut ada di sana. Sebagai anggota yang paling diam setelah Kei, Zia tidak pernah mau terpisah dari Oza. Dan Oza sudah terbiasa menganggap anak perempuan itu sebagai adik tunggalnya.

Zia mempunyai mata pilunya. Memandangi Oza dari samping bawah mengharapkan laki-laki itu kembali ke sikapnya yang biasanya lagi.

Oza menghela napas mengusapkan telapak tangannya pada luar tudung Zia. "Aku hanya tidak suka pada perubahan Kei. Segalanya berubah sejak kita berpapasan dengan anak bangsawan itu. Kei perlahan-lahan pergi dari kelompok kita, kau merasakannya?"

Zia mengangguk.

"Tapi selama Oza ada aku tidak masalah."

"Aku masalah," Oza menggerutu. "Kei adalah penggerak kelompok kita, Zia. Jika Kei tidak ada," mata Oza bergetar pelan, "aku pikir kelompok kita akan cepat atau lambat terpecah. Kita terbentuk karena kita mempunyai keinginan yang sama. Tapi keinginan itu baru bisa tercapai karena ada Kei. Namun, sekarang Kei bahkan sudah tidak memiliki visi yang sama dengan kita lagi."

"Tidak, malahan aku punya perasaan," wajah Oza berubah pahit, "anggota kita pun sedikit-sedikit sudah merubah pandangan mereka. Mereka tidak lagi menginginkan balas dendam."

"Jika suatu saat Kei memberitahukan visi barunya pada anggota kita yang lain," Oza berucap pelan pahit, "mereka akan mendukungnya."

"Hanya aku. Hanya aku yang tidak rela. Aku tidak menyukai perubahan ini."

"Tanpa penglihatan akan masa depan dimana aku bisa membalas dendam, aku tidak lagi begitu tau apa sebenarnya yang mau kucapai, dan apa yang menjadi penggerakku untuk hidup. Aku merasa kosong dan aku merasa takut pada kekosongan itu. Rasanya seperti aku melihat dunia retak."

"Aku kebingungan. Perubahan ini membuatku merasa sedang terjebak di lumpur gelap yang menghisapku tenggelam."

"Ketika aku marah, dan mencaci Kei karena aku merasa dia akan meninggalkan kelompok kita," wajah Oza menekuk, " ... jauh di dalam hatiku aku bukan marah tentangnya meninggalkan kelompoknya, tapi aku ketakutan dia meninggalkanku."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Kde žijí příběhy. Začni objevovat