Kenikmatan yang terulang 🔞 - 33

5K 121 5
                                    

"TAPI ITU BAJU MAHAL RAAAYY" -Matthew

"MALESIN MAU NANGIS" -Matthew

Matthew lalu menutupi tubuhnya dengan selimut

"Kenapa?" -Ray

"MAU NANGIS" -Matthew

"Hm.. diewein sampe nangis mau ga?" -Ray

"IH APAAN COBA?! RAY GILA." Matthew kembali menutupi seluruh tubuh dengan selimut tebal lalu berguling-guling di atas kasur ray, lucu, seperti kepompong             

"Ray?" tanya Matthew yang masih berada di selimut.

"Hm?" -Ray

Matthew buru-buru keluar dari selimutnya dan menarik tangan ray

"Mau pangku" -Matthew

Ray lalu memegang pinggul matthew dan mengarahkannya ke pangkuannya

"enaaaaaaakk" -Matthew

"Enak apa?" Ucap ray sambil mengusap kedua tangan ke paha Matthew

"RAY!!!" -Matthew

"pake sabun apa sih? Lembut banget pahanya." -Ray

“Rayyyyyy ih nakal banget.” -Matthew

Ray memang nakal dan berbahaya. Pasalnya, tangan lelaki itu sekarang sudah berada di pantat Matthew.

Ray meremas kedua bongkahan semok milik Matthew, pantat itu juga dipukul; membuat Matthew kesal.

"ISH. DIEM GA BISA DIEM GASIH?" -Matthew

"Sorry" -Ray

"KOK?!?*?*" -Matthew

"Kenapa?" -Ray

"KOK LANGSUNG BERHENTI?!" -Matthew

"KAMU GAPEKA AMAT" -Matthew

"Ya terus mau nya gimana?" -Ray

"Remes.." Ucap Matthew dengan suara pelan

"Remes?" -Ray

"Heem" Ucap Matthew sambil menganggukan kepala nya

"Sampe aku nangis..." -Matthew

Lagian, Matthew juga memang ingin menangis. Entah mengapa menangis karena kesedihan atau keenakan.

Ray mendorong Matthew ke sisi pojok kasurnya, dan membuka selangkangannya

"RAY!" -Matthew

"PELAN PELAN AKU TAKUT" -Matthew

"Tunggu" -Ray

"Ada apa.." -Matthew

"Aku mau mastiin pintu nya ketutup" -Ray

Ray lalu menutup dan mengunci pintunya dan memasangkan sebuah benda di pintunya

"Itu apa?" -Matthew

"Pengedap suara" -Ray

"RAYY MAKSUDNYA?!" -Matthew

"RAY?!?!???" -Matthew

"AKU TAKUT" -Matthew

"Ehhh..... Ray..." -Matthew

Ray lalu menghampiri Matthew dan melingkarkan lengannya di pinggangnya dan menempelkan wajahnya ke leher Matthew.

Napasnya yang hangat menggelitik telinga Matthew membuat wajahnya memanas.

Ray menariknya mendekat sehingga pinggul mereka menyatu. Matthew sedikit tersentak saat merasakan tonjolan keras di celana Ray.

Ray menatap ke celana Ray sambil menggigit bibir bawahnya sedikit, tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Ray & Matthew Where stories live. Discover now