60. Abu Dzar Al Ghifari Ra

4 0 0
                                    

Abu Dzar al Ghifari RA, yang nama aslinya Jundub bin Janadah berasal dari Bani Ghifar yang tinggal jauh dari kotaMakkah,tetapi ia merupakan kelompok sahabat yang pertama memeluk Islam (as sabiqunal awwalun). Ia termasuk orang yang menentang pemujaan berhala pada jaman jahiliah, karena itu ia langsung tertarik ketika mendengar kabar tentang seorang nabi yang mencela berhala dan para pemujanya.

Ia merupakan orang dewasa ke limaatau ke enam yang memeluk Islam. Ketika ia menceritakan kepada Nabi SAW bahwa ia berasal dari Ghifar, beliau tersenyum penuh kekaguman. Bani Ghifar terkenal sebagai perampok yang suka mencegat kafilah dagang di belantara padang pasir. Mereka sangat ahli melakukan perjalanan di malam hari, gelap gulita bukan halangan bagi mereka, karena itu kabilah ini sangat ditakuti oleh kafilah dagang. Nabi SAW makin takjub ketika mengetahui bahwa Abu Dzar datang sendirian hanya untuk mendengar dan mengikuti risalah Islam yang beliau bawa, yang sebenarnya baru didakwahkan secara sembunyi-sembunyi. Beliau hanya bisa berkata, "Sungguh Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya…"

Setelah keislamannya, beliau menyarankan agar ia menyembunyikan keimanannya dan kembali kepada kaumnya sampai waktunya Allah memberikan kemenangan. Karena sebagai perantau yang sendirian, akan sangat berbahaya jika diketahui ia telah memeluk agama baru yang menentang penyembahan berhala. Ia bisa memahami saran beliau tersebut, tetapi jiwa seorang Ghifar yang pantang takut dan menyerah seolah memberontak, ia berkata, "Demi Tuhan yang menguasai nyawaku, aku takkan pulang sebelum meneriakkan keislamanku di Masjid."

Ia berjalan ke Masjidil Haram, dan di sanaia meneriakkan syahadat sekeras-kerasnya. Itulah teriakan dan lantunan keras syahadat yang pertama di masjidil haram, dan mungkin juga yang pertama di bumi ini. Tak ayal lagi orang-orang musyrik merubung dan memukulinya hingga ia jatuh pingsan.

Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi SAW yang mendengar kabar tersebut segeradatang ke masjid, tetapi melihat kondisinya, tidak mudah melepaskan Abu Dzar dari kemarahan massa, karena itu ia berkata diplomatis, "Wahai orang Quraisy, dia adalah orang dari Kabilah Bani Ghifar. Dan kalian semua adalah kaum pedagang yang selalu melewati daerah mereka. Apa jadinya jika mereka tahu kalian telah menyiksa anggota keluarganya??"

Merekapun melepaskannya. Tetapi pada hari berikutnya, ketika Abu Dzar melihat dua wanita mengelilingi berhala Usaf dan Na-ilah sambil bermohon, lagi-lagi jiwa tauhidnya terusik. Ia mencegat dua wanita tersebut dan menghina dua berhala itu sejadi-jadinya, sehingga dua wanita itu menjerit ketakutan. Tak pelak orang-orang musyrik berkumpul dan sekali lagi menghajarnya beramai-ramai hingga pingsan. Melihat kejadian tersebut, sekali lagi Rasulullah SAW memerintahkannya untuk segera pulang ke kabilahnya.

Kembali ke daerahnya, Abu Dzar mendakwahkan risalah Islam kepada kaumnya, sehingga sedikit demi sedikit mereka memeluk Islam. Ia juga mendakwahkan kepada kabilah tetangganya, Bani Aslam, sehingga cahaya hidayah menerangi kabilah ini.Beberapa tahun kemudian ketika Nabi SAW sudah tinggal di Madinah, serombongan besar manusia datang dengan suara gemuruh, kalau tidaklah gema takbir yang terdengar, pastilah mereka mengira sedang diserang musuh. Ternyata mereka adalah Kabilah Bani Ghifar dan Bani Aslam, dua kabilah yang terkenal jadi momok perampokan kafilah dagang di belantara padang pasir, berkamuflase menjadi raksasa pembela kebenaran dan penebar kebaikan. Dan hidayah Allahtersebut datang melalui tangan Abu Dzar.

Ketika dua rombongan besar ini menghadap Nabi SAW, beliau berkaca-kaca diliputi keharuan, suka cita dan rasa kasih berlimpah. Beliau bersabda kepada Kabilah Bani Ghifar, "Ghifaarun ghafarallahu laha…." (Suku Ghifar telah diampuni oleh Allah).

Kemudian beliau berpaling kepada Kabilah Bani Aslam sambil bersabda, "Wa Aslamu Saalamahallahu…." (Suku Aslam telah diterima dengan selamat (damai) oleh Allah).

Pada perang Tabuk yang terkenal dengan nama Jaisyul Usrah (Pasukan di masa sulit), beberapa orang tertinggal dari rombongan besar Rasulullah SAW. Dan ketika ini dilaporkan, beliau bersabda, "Biarkanlah! Andaikan ia berguna, tentu akan disusulkan oleh Allah kepada kalian. Dan jika tidak, Allah telahmembebaskan kalian dari dirinya."

The Real Heroes in My LifeWhere stories live. Discover now