I. Pendekatan

42 6 0
                                    

"Kalau Manusia bisa punya rencana,
Allah punya yang nama nya Takdir"

.
.
.
.
.

Nampak dari pintu kamar terlihat seorang gadis muda sedang terduduk lesu di atas sajadah nya, ia telah selesai melaksanakan sholat Subuh berjamaah bersama kedua orang tua-Nya. Akan tetapi beberapa waktu yang lalu, bak di sambar petir di siang bolong, alangkah terkejut nya gadis itu saat mendengar sebuah kalimat yang tidak pernah dipikirkan oleh nya akan keluar dari mulut sang Ayah.

"Nau, nanti selesai baca Yasin langsung mandi ya..? Kita bakalan kedatangan tamu yang spesial hari ini" ucap sang Ayah dan segera berlalu dari kamar Naureen.

"Memang nya ada acara apa Umi?" Naureen dengan seribu tanya dikepala nya segera menoleh kepada Ibu untuk mendapatkan jawaban.

Ibu Naureen hanya tersenyum hangat seraya menatap wajah anak gadis satu-satu nya ini dengan tatapan terharu, ia tak sampai hati jika mengatakan bahwa diri-Nya dan suami akan menjodohkan putri pertama mereka dengan pria lain yang bahkan tidak pernah Naureen temui sebelumnya.

"Kenapa sih Umi? kasih tau Naureen dong, Umi.." pinta Naureen setelah menyadari mata Ibu nya sedikit demi sedikit mulai berair, Naureen berpikir pasti ada sesuatu yang ibu-nya belum beritahu kepada Naureen.

Ibu Naureen segera mengenggam tangan putri nya itu dengan erat, ia memeluk Naureen dalam dekapan nya. Seakan tidak ingin putri kecil nya itu berpisah dengan nya.

"Naureen, putri Umi yang sangat... Umi sayangi.. Kamu akan segera dijodohkan oleh Abi dengan anak Sahabat nya.." lirih wanita 40 tahun itu semakin memeluk Naureen dengan erat. Naureen seakan tak bisa mencerna perkataan yang keluar dari mulut ibu nya.

'Apa aku salah dengar barusan?' tanya Naureen dalam hati.

Selang beberapa detik, Naureen akhirnya memahami maksud dari ucapan ibu-Nya barusan. Gadis 20 tahun itu langsung melepas pelukan sang Ibu dan segera berdiri dengan mukena yang masih lengkap dipakai olehnya.

"Naureen dijodohin?! Umi? Umi gak salah ngomong kan?" Tanya Naureen berulang kali untuk memastikan kalimat dari sang ibu tidak salah ia dengar. Ibu Naureen mengangguk seraya menyapu air mata nya, nampak terkejut dengan sikap Naureen yang langsung berdiri setelah mendengar kalimat yang ia ucapkan.

Tak kalah terkejut nya Naureen, lutut nya seakan lemas dan ia langsung kembali terduduk lunglai setelah mendapat 'anggukan' dari sang ibu. Tidak pernah Naureen bayangkan sebelum nya, bahwa ia akan menikah secepat ini. Di umur 20 tahun ini.

"Umi..! Naureen baru saja wisuda loh Umi, Naureen belum bekerja dan membahagiakan Umi dan Abi. Kenapa cepat sekali Umi..? Nau gak mau!" Ucap Naureen segera menolak seraya masih terduduk lesu di atas sajadah nya. Ibu nya memahami mengapa Naureen menolak, siapa sih yang mau dijodohkan? apalagi dengan orang yang tidak pernah ditemui sebelumnya.

Ibu Naureen mengusap kepala putri nya yang saat ini hanya bisa menangis terisak diatas sajadah nya, ibu Naureen tidak bisa berbuat apa-apa karena ini adalah permintaan langsung dari Ayah Naureen yang tidak bisa di ganggu-gugat. Kembali mengingat masa lalu, saat Naureen kecil ia sudah direncanakan menikah oleh Ayah-nya dan Sahabat Ayah nya. Kedua pria dewasa itu sepakat berencana menikahkan kedua anak mereka di kemudian hari. 15 tahun berlalu, keluarga kecil Naureen pindah keluar kota untuk mengikuti tuntutan pekerjaan Ayah Naureen. 

Walau terpisah sudah sekian lama, dua sahabat itu tak melupakan janji lama mereka berdua. 

Sahabat nya Ayah Naureen, seorang Kyai yang memiliki salah satu pondok pesantren ternama di pulau Jawa. Beliau memiliki seorang anak pria semata wayang bernama Hussein Attaya Hanafi.

Hussein, pria yang memiliki darah campuran Arab-Indo ini memiliki tubuh proporsional layak nya lelaki idaman semua wanita, tinggi badan nya yang 187cm sangat menjulang tinggi layak nya atlet basket. Warna kulit nya yang kuning langsat serta keindahan Mata yang ia miliki berwarna cokelat hazel, mampu meluluhkan hati wanita mana saja yang bertatapan langsung dengan-Nya. Hussein adalah anak tunggal kaya raya, namun kekayaan yang dimiliki nya tidak membuatnya menjadi gila harta serta buta akan kesesatan dunia yang sementara.

Hussein bekerja menjadi dosen senior disalah satu Universitas yang ada di Kairo, Mesir. Hussein juga sedang mengejar gelar Doktor nya di usia yang terbilang sangat muda, yaitu 25 tahun. Walaupun Hussein sangatlah cerdas dan genius, serta memiliki tubuh yang cukup sempurna dimata kaum hawa, sayang nya Hussein tidak perduli akan percintaan.

Pria ini, memiliki sikap yang dingin serta pendiam, bahkan ia tak mau berbicara ataupun berkomunikasi dengan lawan jenis nya, termasuk mahasiswi nya sendiri. Jika ada seorang mahasiswi nya yang ingin menanyakan sesuatu, Hussein meminta agar mahasiswi itu menulis dikertas dan meletakkan pertanyaan apapun diatas meja kerja nya diruang dosen. Hussein akan menjawab pertnyaan jika itu penting saat pada jam perkuliahan dikelas nya.

Dua minggu yang lalu, ayah Hussein menelpon dan menanyakan kabar putra tunggal nya itu. Selesai berbicara ringan, tiba-tiba ayah Hussein menyampaikan rencana perjodohan yang telah direncanakan kepada Hussein. Tanpa membantah sedikitpun atau bertanya dengan siapa ia akan dijodohkan, Hussein langsung menyetujui permintaan Ayah-nya. Bagi Hussein, siapapun perempuan pilihan Ayah nya untuk diri-nya, maka ialah perempuan terbaik dari yang terbaik.

Maka dari itu Hussein langsung menyetujui tanpa perdebatan terlebih dahulu. Sebenarnya, Hussein belum ingin menikah bahkan ia tidak pernah sama sekali terpikir tentang pernikahan. Tapi apa boleh buat, Hussein yakin dan percaya pada pilihan Ayah-nya. Ia juga tak ingin menghancurkan harapan sang Ayah yang sudah semakin menua.


***


Jam menunjukkan pukul 8 pagi, rumah keluarga Naureen sudah mulai dipenuhi oleh para keluarga yang berkumpul untuk menyambut niat baik dari keluarga Hussein. Rencana nya, proses lamaran akan dilaksanakan pada pukul 10 pagi.Dengan mata sembab dan masih sedikit berair, Naureen memakai baju yang telah dipilihkan oleh ibu-nya.

Sekali lagi, Naureen menangis terisak dan memeluk ibu nya erat. Naureen tidak bisa menolak permintaan kedua orang tua-nya sekalipun ia ingin sekali menolak.

***

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10, Naureen telah dirias dan di dandani secantik mungkin. Ia memakai setelan 'Abaya' yaitu jenis pakaian khas timur tengah yang memiliki bentuk sederhana dengan bahan kain katun yang lembut. Karena Naureen bukan lah perempuan yang sangat menutup diri atau sebut saja ia bukan wanita yang 'benar-benar muslimah' ia tidak memakai cadar sama sekali, tidak seperti Ibu nya yang telah yakin untuk memakai cadar sejak 8 tahun yang lalu.

Naureen memakai Abaya berwarna putih bersih, lengkap dengan pashmina yang membalut rambut indah nya hingga menutupi dada. Naureen duduk bersila di atas 'panggung' kecil di dalam rumah nya. Panggung yang dibuat khusus untuk perempuan dan laki-laki yang akan di jodohkan atas kehendak kedua belah pihak keluarga besar.

Dengan hati yang tak karuan serta tangan yang sedingin es, Naureen menutup mata nya dan terus menerus berdoa dengan pelan agar tidak terdengar keluarga nya, Naureen berdoa semoga Hussein tidak jadi datang, dan rencana perjodohan ini akan dibatalkan.

Selesai mengucap 'Aamiin' dengan doa bisik-bisik nya kepada Allah, Naureen membuka mata nya dan menatap lurus kearah pintu rumah. Naureen melihat 2 buah mobil jazz berwarna merah dan hitam berhenti tepat didepan pagar rumahnya, dan tak lama seorang pria muda bertubuh tinggi sesuai dengan kriteria pria idaman Naureen keluar dari mobil itu seraya merapikan kemeja putih nya yang sedikit kusut.

Keluarga Naureen segera menyambut kedatangan orang-orang yang datang dari 2 buah mobil tadi. Benar sekali, mereka adalah keluarga Hussein, dan pria idaman yang di lihat oleh Naureen tadi ialah Hussein Attaya Hanafi, calon suami nya Naureen.

.
.
.
.

‼️ TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA 🤗

Dear Imamku, HusseinOnde histórias criam vida. Descubra agora