4. Dipaksa Memilih

12 5 1
                                    

.

.

.

"Jika kalian berbuat baik

sebenarnya kebaikan itu untuk diri kalian sendiri"

(QS. Al Isra 17:7)

.

.

.

***


Hussein's P.O.V



Naureen, nama wanita itu terus menerus mengisi kepala serta pikiran ku, ucapan nya tadi pagi membuat ku tidak bisa fokus dalam berkegiatan ajar-mengajar  secara daring . Ia menanyakan padaku apakah aku terpaksa menikahi nya, tentu saja tidak. Siapa pun itu, wanita mana pun dari kasta serta ras apa aku tidak perduli, yang ku pedulikan hanyalah Abi.

Aku hanya ingin Abi bahagia, semakin hari ia semakin menua dan aku merasa semakin bertanggung jawab untuk segera membahagiakan dirinya. Abi pernah berkata padaku bahwa hanya tinggal satu keinginan nya yang ia inginkan dariku yaitu seorang cucu. Ia ingin melihat keturunanku sebelum dirinya tutup usia.

Maka dari itu, aku tidak perduli bagaimana wanita yang dipilih oleh nya, aku tidak keberatan dijodohkan dengan wanita pilihan nya itu, aku percaya wanita yang dipilih Abi ialah perempuan yang cerdas serta baik akhak dan budi pekerti nya. Mengenai rasa cinta dan sayang, perasaan itu bisa bertumbuh seiring lama nya waktu kami bersama. Satu hal yang harus dilakukan saat ini hanya lah menikahi Naureen, aku tentu akan membebaskan ia melakukan hal apapun sesuka nya, asalkan ia mengingat kodrat nya sebagai seorang istri dan tau serta mau melayani aku selaku suami nya. Lalu terserah pada nya ingin melakukan apa saja kegiatan apa pun itu aku pasti membebaskan nya.

Ya tentu saja, maksud ku disini dalam artian bebas ialah dia boleh melakukan hal positif apa saja, tidak dalam artian negatif, kalian mengerti maksud ku.. Begini, karena kami sudah terikat dalam pernikahan yang sah dimata agama serta dihadapan Allah Subhanahuwata'ala, Naureen maupun diriku sendiri harus mematuhi apa saja larangan serta menuruti perintah bagi pasangan suami istri lainnya. Aku akan memberikan segala waktu, uang, perhatian, dan jika bisa akan ku berikan segala yang ada di diriku untuk nya, istriku.

Kembali lagi seperti ucapan ku di awal, aku tak perduli siapapun yang akan menjadi istriku, aku hanya ingin membuat Abi bahagia dan menuruti keinginan terakhirnya. Aku memang terlihat sangat licik dan jahat, aku menyadari nya. Maafkan aku ya Allah, aku sadar akan kesalahan ku yang seakan telah tega mengorbankan seseorang untuk mencapai tujuan ku, tapi bukan kah ini baik? menikahi seorang wanita dan menghindarkan kami berdua dari Zinah? memang pahit awalnya tapi akan segera manis kemudian seiring nya waktu, aku akan membayar kesalahan ku saat ini padanya, membayar waktu serta masa depan nya yang mungkin hancur lebur saat ia setuju menikah dengan ku, aku akan membayar nya kelak.

Aku akan memastikan bahwa Naureen suatu saat akan berkata "Beruntung sekali aku menikah dengan mu" kepadaku. Akan ku pastikan itu terjadi, suatu hari nanti, tunggu saja. Akan ku buat ia menjadi wanita paling bahagia di dunia ini. Aku berjanji.

****


Naureen's POV



Dear Imamku, HusseinWhere stories live. Discover now