Chapter 69 ♗

479 75 13
                                    

NOTE!!!! : ada semacam dialog gore yang kurang tepat buat dibaca sama yang gak kuat ngebayangin skenario orang kehilangan anggota tubuh karena potongan pedang. I'm sorry tapi CFYM ini kayaknya harus diperuntukkan ke yang 17 atau 16 ke atas (not sure tho). Kalo udah mau ke dialognya aku bikin tanda peringatan

Cuma di satu paragraf doang. Abis itu udah aman lagi

And thank you to junjuue buat sarannya. Uwu <3

________

Di dalam sebuah kediaman bangsawan, seorang anak laki-laki remaja berusia delapan belas tahun mengayunkan pedangnya bermain-main dengan ilmu bela diri yang sudah dia kuasai sedari setahun lalu. Sebagai anak tunggal, dan mempunyai ayahnya sebagai anggota keluarganya satu-satunya berada di kediaman Adelard sesungguhnya sangatlah membosankan untuknya. Bangunan luas yang merupakan tempat tinggalnya sedari dia pertama dilahirkan itu hanya diisi oleh ksatria Adelard, dan tidak ada satupun yang menjadi teman dekatnya di sana.

Vidor ayahnya tidak menyadari itu. Ayahnya banyak memiliki pertemuan dengan bangsawan yang akrab dan senang memiliki pertukaran kata dengannya, namun Dylan tidak mengenal anak sebayanya sebagaimana dia. Dirinya nyaris tidak pernah turut hadir di perjamuan bangsawan menemani sang ayah. Bisa jadi tidak akan ada yang menyadari Dylan adalah putra Duke Adelard jika dia sedang berjalan di kota wilayah lain.

Dia melamun dalam muka datar ketika dia teringat dengan apa yang menjadi keraguannya.

Perasaan bahwa dirinya terlalu berbeda dari putra putri bangsawan lain yang dia tau. Dia tak tertarik pada gelar dan dia tidak suka menjadi kepala sebuah wilayah. Dia tau ayahnya adalah seseorang yang berambisi untuk menjadi seorang penguasa. Tapi tidak dengannya.

Sejak awal dia sendirian. Saking selalu sendiriannya dia pernah meninggalkan kediaman Adelard tanpa diketahui siapapun untuk melihat apa yang ada di luar sana. Mendapati kalau kebanyakan orang tidak lah sama sendiriannya dengan dia.

Di waktu Vidor membawanya serta ke istana menemui Raja, dia diperkenalkan pada ketiga anak keluarga istana. Ditunjukkan bahwa sekali lagi orang lain tidak sama sendiriannya dengan dia. Waktu Wistar melihatnya, mata anak itu berbinar. Dia menarik Dylan memberitahunya untuk menjadi temannya. Sejak saat itu istana sudah seperti tempat tinggal keduanya. Dan di suatu hari, dia melihat Frey Nardeen sedang berlatih dengan pedangnya. Waktu itu Dylan langsung menemukan ambisinya. Untuk menjadi ksatria di sisi Putra Mahkota. Dan menggenggam pedang selayaknya orang yang dia lihat di sana.

Dia merasa berbeda dari anak bangsawan yang lain dan mempunyai keraguannya sendiri karena dia tidak punya sedikitpun keinginan untuk menggantikan posisi ayahnya nanti. Tapi Wistar selalu mengucapkan itu.

"Suatu saat kau akan menjadi Duke tapi aku akan tetap terus-menerus mengunjungi rumahmu."

Menjadi Duke akan membuat waktunya tersita untuk menaruh perhatiannya pada orang-orang wilayah Adelard. Sedangkan impiannya adalah untuk menjadi ksatria di sebelah Putra Mahkota. Impiannya itu bertabrakan dengan kewajibannya di waktu yang akan datang.

Dia belum tau apa yang bisa dia lakukan untuk mengatasi rasa enggan ini.

Menyarungkan pedangnya dia pergi meninggalkan area belakang kediamannya untuk mendatangi ayahnya dengan pedang tersarung tergenggam di tangan kiri.

Di saat dia ingin memasuki bangunan lewat pintu samping, dia mendapati ayahnya sedang kedatangan tamu lagi. Dia sudah mempelajari bangsawan apa saja yang ada di Hayden disertai lambang masing-masing dari mereka. Kereta yang ada di depan pintu utama kediaman Adelard itu, adalah milik keluarga bangsawan Vasant.

Dia berencana mendatangi kandang tempat Alben berada. Dia akan membuatnya menjadi kendaraannya untuk pergi keluar dari area kediaman Adelard. Berkelana dengan Alben jauh lebih memuaskan daripada diam di sana.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now