room

13.3K 958 49
                                    

•••

"kau menerimanya, kan?"

"ya" balasnya.

Jeno menganggukan kepala, menoleh ke belakang ke arah Jaehyun yang duduk di atas ranjangnya, setelah makan siang bersama tadi dengan tujuan dan maksud agar mereka berdua di jodohkan, keduanya saling menerima.

jadi Jeno membawa Jaehyun ke dalam kamarnya, untuk berbicara empat mata bukan untuk melakukan hal macam macam.

tenang saja tapi tidak tau juga ke depannya Jeno adalah sosok penuh kejutan tidak terduga.

setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, Jeno yang sibuk mencari sesuatu dan Jaehyun yang tengah mengamati kamar besar bernuansa dark and masculin.

Pengharum ruangan yang terpajang diatas bufet tv itu menyemprotkan aroma leather.

Jaehyun semakin penasaran dengan lelaki yang jauh lebih muda darinya.

bagaimana kehidupan setelah menikah nanti, mungkin tujuan Donghae ingin menikahkan Jeno dengannya agar Jaehyun bisa mendidik anak lelaki itu, ya Jaehyun perkirakan memang Jeno ini memang keras kepala dan juga nakal. seperti anak laki laki kebanyakan, karna mereka masih ingin bebas dan bersenang senang.

tetapi tidak untuk meniduri seorang wanita juga bukan, itu sudah kelewat batas.

mungkin Jaehyun akan berusaha merubah Jeno menjadi lelaki baik, walaupun Jeno memang baik namun pengertian baik disini yaitu tidak berlaku macam macam sampai kelewat batas.

"kau sudah memiliki kekasih?" tanya Jaehyun, memulai pembicaraan dirasa topik pembicaraan mereka semakin habis setelah Jeno tampak berjalan jalan mencari suatu barang yang Jaehyun tidak tau.

Jeno menghentikan aktifitasnya, lalu terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Jaehyun.

lalu pria itu terkekeh pelan "belum".

"belum? mungkin karna kau hanya ingin hubungan semalam, setelah memakainya kau mencampakkan gadis gadis itu".

"benar tepat sasaran, kau tau itu. aku mudah bosan jadi untuk apa pacaran" jawab Jeno.

"lalu bagaimana jika kita menikah nanti, kau akan pergi di acara pernikahan kita, setelah menyetujui semua, dan malah having sex dengan wanita lain di hotel"

Jeno tertawa dari tenggorokannya, sampai adam apple pria itu naik turun.

"kau kira aku licik, kalau aku sudah menerima dari awal aku tidak akan meninggalkanmu" Jeno bangkit dari tempatnya memutar tubuh menatap pria 35 tahun itu dengan wajah serius.

tungkainya dibawa berjalan mendekat kearah Jaehyun, berdiri tegap di hadapan Jaehyun yang terduduk.

"lalu hubungan kita akan bagaimana nanti?"

sebelah alis Jeno terangkat, "maksudku. apa kita hanya akan menikah saja, setelah itu melakukan kegiatan seperti biasa tidak seperti pasangan menikah selayaknya" tutur Jaehyun.

"yah kau bisa lihat diriku, tidak mungkin aku dibawah bukan. tetapi melihat dirimu sepertinya kita terjebak" Jaehyun berujar lagi.

"ku kira putra Lee Donghae, adalah lelaki manis, anggun dan juga cantik, ternyata ekspektasiku terlalu jauh dari yang aku temui saat ini" Jaehyun tersenyum remeh.

Jeno hanya diam di tempatnya, tidak berekspresi apa apa, mata tajam itu tenang menatap paras Jaehyun yang sangat bersih dan lembut.

lalu Jeno balas bersuara.

"menurut mu kita akan berada di posisi yang mana? aku dimana dan kau dimana, hm?"

"tentu saja kau berada dibawahku" Jaehyun berucap angkuh.

sementara Jeno tersenyum culas sambil menghembuskan nafasnya mengacak acak surai blondenya hingga tak tertata rapi.

pria itu berjalan mendekati Jaehyun sambil bersenandung kecil, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

Berjalan selangkah demi selangkah, dan bersiul sampai di hadapan Jaehyun, Jeno membungkuk menyeiraskan wajahnya yang hanya berjarak beberapa centimeter dari wajah Jaehyun.

dia bisa merasakan hembusan nafas hangat pria yang duduk di kasurnya, sorot mata Jaehyun berubah waspada ketika raut bersahabat Jeno berubah ketika sudut bibir pria itu tertarik hanya satu sudut saja.

menciptakan seringaian,

lalu tanpa aba aba kedua pergelangan tangan Jaehyun, Jeno raih, di cengkramnya dengan kuat sampai Jaehyun tidak bisa melepaskan diri lalu tangan itu diangkat sampai keatas kepala lelaki Jung itu, Jeno mendorong tubuh yang lebih tua hingga ter-jatuh diatas permukaan kasur, menahan kedua pergelangan Jaehyun dengan sangat kuat sehingga membuat pergelangan tangan itu memar.

sebelah kakinya menginjak lantai sementara kaki satunya lagi bergerak menahan paha Jaehyun yang berontak ganas.

Jeno meniup telinga Jaehyun sensual, dengan tatapan mata tajam itu seolah menusuk Jaehyun.

"lepas sialan!"

"kau paham kan sekarang" bisik Jeno sembari menekan sisi leher Jaehyun dengan bibirnya, sudah dikatakan jika Jeno adalah lelaki yang tidak bisa di tebak apa yang orang lain pikirkan bukan pemikiran yang sedang Jeno lakukan.

Pergelangan tangan Jaehyun semakin ia cengkram kuat, Jaehyun tidak bisa menggerakannya lagi. jika dia masih memberontak brutal maka nyeri di pergelangannya akan semakin terasa.

lalu Jeno melepaskan cengkramannya dan bangkit sembari merapihkan pakaian, melirik Jaehyun yang berbaring di atas kasurnya dengan deru nafas yang tidak beraturan, wajahnya memerah marah.

jangan lupakan kedua pergelangan tangan Jaehyun yang hampir berubah menjadi biru keunguan.

Jaehyun menatap Jeno dengan tajam, sementara sang empu hanya tersenyum sampai kedua matanya melengkung seperti bulan sabit seolah tidak terjadi apa apa.

"maafkan aku Hyung" tutur Jeno tersenyum menawan.

lalu pria itu berbalik badan dan kembali mencari barang yang sedari tidak dia temukan sambil terkekeh pelan.


•••

Jaehyun hyung [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang