02 🌇

45 11 0
                                    

Sebelum membaca, pastikan sudah vote yaaaaa><

Happy reading guys
❤️❤️❤️

"Pulang lah , tempat kamu bukan disini tari. Banyak yang mengharapkan kehadiran kamu disana, dan-- tolong jaga senja untuk saya mentari."

"Senja?"

"Iya, Alvian Senja Dinata, putra saya yang paling saya sayang. Tolong jaga dia mentari"

"Mentari tolong kembali"

"Mentari tolong kembali dan jaga senja untuk saya"

Ada apa? Gua kenapa? S-senja? Siapa dia?

Gua tau itu mimpi tapi kenapa seakan-akan gue tau apa yang terjadi di keesokan hari dalam hidup cowok itu? Senja siapa? Orang itu siapa?

Terlalu lama melihat ke langit-langit itu tiba-tiba tangan kekar mengusap lembut wajah gua. Sedikit demi sedikit gua menoleh dan menangkap sosok kakak laki-laki gua yang lagi pegangin tangan gua, tumben.

"Lo berasil buat gua nangis Ri, bagus ya bikin jantung gua hampir copot" ucap nya dengan tangan yang senantiasa mengusap rambut gua.

Tumben nih kecebong satu, biasanya rambut gua di jambak mulu-_

Beralih ke topik, gua cuman bisa diam dan natap lekat muka dia, gua mau nanya ini kenapa gua ngga bisa ngapa ngapain? Jujur kepala gua sakit banget.

Tatapan gua beralih ke langit-langit rumah sakit, menatap penuh kebingungan. Sebenernya apa arti mimpi itu? Apa gua harus benar benar cari yang namanya senja senja itu? T-tapi dimana?

Entah kenapa selepas bangun dari tidur dan pergi dari mimpi itu perasaan gua tiba-tiba sedih, kawatir akan terjadi sesuatu diesok hari di kehidupan Senja. Tiba-tiba cairan bening lolos dari mata gua, jatuh gitu aja tanpa permisi.

"Hei! Nggak usah nangis, lo gapapa, lo baik baik aja, lo bakalan kaya dulu lagi mentari." Ucap Tedy, kakak laki-laki gua

Gua meraih tangan nya yang ada di kepala gua, "b-bang." Lirih gua.

"Iya gue ada disini, gue disini" ucap nya lalu beranjak dari tempat duduknya.

"S-sen sen.. j-jah"

Tiba-tiba dada gua sesak dan nggak lama kepala gua kembali sakit dari sebelumnya.

"Apa? Kenapa? Lo ngga usah bikin gue panik Tari! Goblok ya lu bikin gue jantungan!" Pekik nya ketika tangan gua lepas dari tangan nya.

"S-sakit"

"Jangan bikin gue panik Tari!! Goblok lu anjing sialan! Ngomong dong tai!"

Sialan, baru siuman udah di maki maki sama tuh orang. Dia langsung mencet tombol di samping ranjang gue sambil nangis, sialan malah nangis.

"Jangan mati dulu, lo belum tanda tangan in surat warisan kalo lo setuju seluruh bagian lo buat gua." Katanya sambil ngelap ingus.

Anjir ngeselin, gue belum mati setan!

Tiba-tiba suster dan dokter datang dan saat itu gue bener bener lemes dan semuanya gelap.

......

Bungkam, mentari masih bungkam.Dia enggan membuka mulutnya untuk berucap sesuatu. Disini di ruangan melati 03 lantai 4 , semua orang yang berada di dalam ruangan itu tersenyum ketika melihat mentari tersenyum manis karena perlakuan tedy.

Pemandangan ini sangat langka, pasalnya disini seorang tedy sangat sangat lah manis.

"Kalo gitu kan enak ted liat nya, kenapa nggak dari dulu aja akur nya" ucap Rangga dengan nada mengejek.

Mentari untuk SenjaWhere stories live. Discover now