12🌧️

17 2 0
                                    


Hai aku sedang PAS
Btw semangat yaa kaliannnnnnn
Happy reading guys



















Author POV

"Mbak? Mbak Ayuu, mbak dimana?"

Sudah 5 menit Al mencari keberadaan mbak ayu, sejak pertama dia masuk lewat pintu belakang, Al tidak melihat keberadaan mbak Ayu.

Al berjalan menuju ruang tamu depan, disana masih berserakan berkas-berkas kerja papahnya. Al mengangkat satu alisnya, dia merasa ada yang tidak beres. Mbak Ayu biasanya merapikan berkas-berkas papahnya itu, karena setiap malam papahnya serinh bergadang menyelesaikan pekerjaan.

Tanpa berpikir panjang, Al langsung membereskan berkas-berkas tersebut dan merapihkan kertas-kertas itu. Setelah dirasa sudah rapih, dia kembali mencari keberadaan mbak Ayu.

"Mbak? Aish, jangan bikin Eja khawatir," gumam Al.

Saat ini Al benar-benar khawatir, karena baginya, mbak Ayu adalah sosok pengganti bunda, ya walaupun peran seorang ibu tidak bisa di ganti.

Tok tok tok

Al mengetok pintu kamar mbak Ayu.

"Mbak? Mbak ada di dalam? Ini Eja,"

Tidak ada sautan dari dalam kamar. Tanpa berpikir panjang, Al langsung mendobrak pintu yang terkunci itu. Dia langsung membulatkan matanya ketika melihat seseorang yang dia cari tergeletak di samping tempat tidur.

"MBAK!"

Al menyeka keringat dingin, yang membahasi keringat perempuan paruhnya itu.

"Mbak? Bangun mbak, jangan bikin Eja panik,"

Al langsung mengangkat tubuh mbak Ayu, dan membaringkan tubuh lemas mbak Ayu pada kasur. Al meraih minyak angin yang berada di atas lemari kecil milik mbak Ayu.

"Badannya nggak panas si, astaghfirullah mbak jangan bikin Eja panik," ucap nya seraya membuka minyak tersebut dan mendekatkan pada hidung mbak Ayu.

Tak lama, mbak Ayu membuka matanya, senyum pun terukir di wajah Al.

"Mbak!" pekik Al, spontan dia langsung memeluk perempuan paruhnya itu.

"Gapapa, mbak cuman lagi nggak enak badan," ucap Mbak Ayu.

Al melepaskan pelukannya, "mbak bikin Eja panik," ucap Al.

"Mbak tiduran aja disini, Al mau ambil makanan buat mba," ucap Al.

"Nggak usah, badan mbak udah enakan,"

"Nggak, mbak diam disini, biar Al yang ambil makanan buat mba, nanti pekerjaan rumah biar Al yang pegang. Hari ini mbak istirahat ya"

Ayu hanya pasrah, kalaupun dia menolak, Al akan tetap memaksa. Jadi, dia membiarkan anak itu membawa makanan untuknya dan membereskan rumah besar ini.

Setelah menyuapi mbak Ayu, Al langsung membereskan dapur. Al menyuci piring, menyapu, mengepel tanpa melepas seragam putih abu-abu nya.

Jam menunjukkan pukul 8 malam, Al sudah membersihkan semua pekerjaan Mbak Ayu. Setelah itu Al langsung bergegas membersihkan tubuhnya, yang sudah terasa lengket.

Setelah 15 menit berkutat di kamar mandi, Al memutuskan untuk merangkum materi yang akan di bahas besok. Ketika hendak menulis, suara mesin dari mobil terdengar di telinganya. Al membuka jendela nya, kebetulan kamar Al berada di lantai dua, jadinya dia bisa leluasa melihat siapa yang datang.

Mentari untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang