04🌇

18 9 0
                                    

Kayaknya wattpad lagi ngeleg ya? Atau cuman aku doang yang ngeleg? Soalnya aneh ajaa, nggak bisa update...

Maaf ya lama update nyaaa, aku kayaknya bakalan nulis lagi deh, soalnya libur sekolah telah tiba guysss.....



Happy reading guys ❤️



Typo bertebaran...




















Mentari pagi menyinari seluruh bumi di pagi hari, menyinari sosok laki-laki yang meringkuk di sebuah ruangan serba putih.

Matanya perlahan terbuka terganggu akan sinar mentari yang menyinari matanya. Dia menaikan selimut nya dan mendekap erat, matanya tertuju pada kalender yang dimana terdapat sebuah coretan tinta merah yang menjadi sebuah tanda.

Krek

Ceklek

Suara tangan yang membuka gembok serta pintu begitu terdengar nyaring di ruangan itu.

"Al, ibu udah masuk masukin baju kamu. Ayo mandi nanti abis itu makan"

Dia tersentak ketika suara perempuan paruh baya yang sudah menemaninya dalam waktu yang panjang ini bersuara tiba-tiba.

"Al boleh disini terus bu?" Tanya dia seraya mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur kecil.

"Al udah sembuh, ngapain terus disini? Al nggak kangen pa-

"Nggak, al nggak kangen mereka, jahat." Ucap nya tanpa berekspresi apapun.

"Nak, dengerin ibu"

Perempuan paruh baya yang di balutti baju perawat itu mengusap kepala anak laki-laki yang ada di hadapannya dengan tersenyum.

"Al harus pulang , al jangan beranggapan papah al jahat. Papah al orang baik, dia selalu datang kesini buat ngecek keadaan al, dia nggak jahat yang al pikir" tutur nya.

Anak laki-laki itu mengerutkan keningnya dia bingung, apa katanya? Datang? Ngecek keadaan? Ia rasa nggak mungkin.

Mana ada seorang Ayah yang tega memasukan anaknya ke tempat ini dengan secara paksaan?

"Yauda nanti ibu kesini lagi bawa sarapan, abis sarapan kita langsung siap siap nganterin al pulang"

"Nanti kalo al sakit lagi gimana bu?" Tanya nya menatap sendu perawat yang sudah ia anggap sebagai ibu kandung.

"Dari awal al datang kesini, al nggak kenapa kenapa. Al sehat al nggak sakit, mereka yang sakit"

Anak laki-laki yang disebut al itu hanya mengangguk dan menghela nafas pasrah.

"Nanti sebelum pulang kita cek dulu ke dokter"

•••••

"Alhamdulillah al udah sembuh, sekarang al boleh pulang karena ini juga udah waktunya al pulang" ujar sang dokter.

Al tersenyum tipis dan mengangguk.

"Kalo al sakit lagi? Al kesini lagi ya dok?"

Dokter tersebut hanya tersenyum tipis dan menggeleng, "al nggak sakit, asal al tau"

"Iya emang al nggak sakit, mereka yang sakit" gumam al.

"Ya sudah semoga kamu sehat selalu ya al, jaga pola makan nya, Inget kan sama apa yang udah di lakuin disini?"

Al mengangguk antusias, "rileks, jangan banyak pikiran, banyak olahraga.. bener kan dok?" Tanya al.

"Bagus, inget ya kalo ada masalah coba cerita ke teman terdekat al jangan di pendam"

"Iya dok!"

•••

Sepasang mata menatap perih kearah taman yang cukup ramai oleh pasien-pasien disana. Sudah cukup lama Al disini, dia bisa melihat pemandangan itu setiap pagi. Tak jarang suara bising dari kamar sebelah yang membuat dirinya tidak bisa beristirahat.

"Al ayo"

Lamunan al buyar seketika ketika mendengar suara ibu perawat yang menemani nya selama 2 tahun ini.

Dengan berat hati dia beranjak dari tempat duduknya dan melangkah perlahan meninggalkan tempat tinggal sementara nya itu.

Ketika di depan mobil ambulan langkahnya terhenti dan menoleh kebelakang menatap papan yang bertuliskan

RSJ PELITA

Mungkin terlihat sangat tidak aneh lagi jika seseorang di rawat disini. Bagi warga sekitar mungkin terlihat ngeri ketika mereka melintasi jalan belakang yang dimana disana bisa terlihat pasien yang sedang bermain di taman. Namun, bagi al tempat ini membuat dia rileks dan tenang di bandingkan di rumah sendiri.

Di tempat ini juga al selalu di pojokan oleh keluarga sang papah.
Datang bukan menjenguk melainkan menghina dan menyalahkan seolah-olah dirinya bersalah.

Terkadang dia selalu berpikir apakah dirinya akan selalu disini? Atau pulang dengan rasa trauma.

Seolah-olah berdiam salah beranjak semakin salah.

"Al.. ayo"

Al menoleh dan mengangguk lalu memasuki mobil ambulan khusus pasien RSJ. Sekelebat bayangan dirinya yang di paksa masuk kedalam mobil ambulan ini dengan tuduhan gila yang di ucapkan sang papah.

Mobil melaju perlahan meninggalkan halaman rumah sakit jiwa pelita, al menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan.

Al pasrah jika di perlakukan kasar kembali oleh sang papah, namun al sudah melatih dirinya sendiri untuk tahan terhadap omongan omongan mereka meski demikian seseorang tidak pernah bisa sanggup bertahan jika terus di hina.

Hari ini akan menjadi lembar baru bagi al, memulai dari nol.

"Aku ikhlas bunda "





Vote nya kak

Mentari untuk SenjaWhere stories live. Discover now