andai Dika tau

3.1K 301 11
                                    

"Bagus, jam segini baru pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bagus, jam segini baru pulang. Memang nya kamu pikir, kamu itu siapa? Udah mulai berani heum? Udah mulai ngerasa menguasai?"

Jantung Aksa berdegup cepat, baru saja ia menapaki pintu utama, suara Dika sudah terdengar tegas ah---lebih tepatnya menyentak. Ia cukup kaget akan hal itu.

Ya, hari ini, jadwalnya Aksa tinggal di rumah Dika. Setelah mengurus kepulangan Rayyan yang ternyata siang hari itu, Aksa buru-buru pulang kerumah Dika. Hal yang ia takuti selama dalam perjalanan itu terjadi. Hal yang paling Aksa hindari. Ucapan Dika yang mungkin biasa saja bagi orang lain tapi tak biasa bagi Aksa.

"M-maaf ayah, t-tadi aku membantu kepulangan bang Rayyan dari rumah sakit. Hari ini bang Rayyan pulang." jawab Aksa takut-takut.

"Bohong!"

Aksa maupun Dika segera menoleh disana ada Keenan yang sedang berjalan ke arah mereka dengan satu tangan berada di dalam saku celananya.

"Bohong, dia pasti kelayapan pa.. siang tadi, aku pun di rumah sakit sama bang Zaidan, jenguk bang Rayyan sekaligus mengantarnya pulang bareng bang Arya, bang Arka dan Bang Darren."

Aksa menggeleng cepat, memang, Keenan ada disana. Dan Keenan tau sendiri, Aksa pun ada di sana. Membantu membawa barang-barang Rayyan selama lelaki itu di rawat.

"E-enggak yah, a-aku gak bohong. K-keenan, k-kamu tau sendiri kan k-kalau aku ada di sana, mem---"

"Udah berani bohong? Mau jadi apa kamu Aksa? Saya malu dengan kelahiran kamu di dunia ini, jangan buat saya semakin malu dengan tingkah kamu yang seperti ini. Mau mencoba mencari perhatian saya? Percuma! Berhenti melakukan hal-hal aneh. Karena sampai kapan pun saya gak akan pernah peduli, karena kamu bukan anak saya."

"Ayah---" lirih Aksa. "---demi Allah, aku tidak bohong. Kalau ayah enggak percaya, tanya kan saja sama bang Zaidan atau bang Arya. Kalau perlu, ayah tanyakan sama ibu. Karena ibu sendiri yang minta aku untuk ada di sana." Aksa mencoba menjelaskan. Tetapi nyatanya, Dika lebih percaya dengan ucapan Keenan.

Plak!

Buktinya, kepala Aksa tertoleh ke kanan saat Dika menampar pipi sebelah kirinya.

"Jadi maksud kamu, Keenan yang berbohong? Iya?"

Aksa segera menunduk, tangannya bergerak mengusap-usap pipinya pelan. Dengan perlahan, kepala Aksa menggeleng.

"E-enggak ayah, a-aku cuma---"

"Saya lebih percaya kepada anak saya, lihat Keenan, dari sore dia sudah berada di rumah. Sementara kamu? Lihat, jam berapa sekarang Aksa? Jam 10 malam dan kamu baru pulang? Ngapain aja di luaran sana? Mabuk? Foya-foya? Dengan temanmu yang berandalan itu?"

Aksa semakin menunduk kan kepalanya. Andai Dika tahu, kalau sebenarnya---

"Maaf," kata Aksa, melirih. Matanya berkaca-kaca tanpa sepengetahuan Dika dan Keenan.

HELP [Tamat]Where stories live. Discover now