sama-sama takut

3.1K 325 30
                                    

HALO.

SELAMAT MALAM.

Keenan di buat mencak-mencak akibat keputusan final kepala sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Keenan di buat mencak-mencak akibat keputusan final kepala sekolah. Dirinya di skorsing selama tiga hari. Bagaimana caranya ia berbicara ke Dika maupun Calista. Mereka pasti akan marah besar.

"Ck, Marvin sialan. " Keenan memukul apa saja yang ada di dekatnya. Wajahnya memerah, urat-urat lehernya begitu menonjol.

Walau sekolah ini milik Dika, tapi tetap saja. Keenan tidak sebebas itu.

"AGRRHHH!" Keenan menjambak rambutnya dengan kasar namun setelahnya meringis pelan. Bibirnya yang lebam itu terasa berdenyut setelah Keenan mengerang.

"Ahh,shh..." ia mencekal ujung bibirnya dengan perlahan. Belum cukup sampai disitu, Keenan kembali memukul apa saja yang ada di dekatnya. Membuat Aksa yang tengah terduduk tidak jauh dari Keenan berada, berusaha bangkit dengan sebelah tangan yang mencengkeram kuat pinggang sebelah kanannya.

Berhasil. Aksa berhasil bangkit, walau sedikit kesusahan. Dengan langkah pelan, Aksa menghampiri Keenan. Sesekali, wajah Aksa terlihat seperti menahan ringisan.

"Agrhh..." erang Keenan, lelaki itu masih melakukan aktivitasnya.

"Keenan sudah cukup. Tangan kamu bisa luka." ucap Aksa berusaha meraih tangan Keenan, mengabaikan rasa sakit yang semakin menjalar dari pinggang ke punggung dan sekarang rasa sakit itu menjalar ke dada. Membuat nafas Aksa sedikit memberat.

"Gua gak peduli, gua cuma mau Marvin di hukum atau bahkan di keluarkan dari sekolah. Dia yang salah, kenapa harus gua yang di hukum?"

"Bukan kamu saja Keenan, tapi kita berempat. Marvin, Narren bahkan Aksa pun ikut di skorsing. Keenan tidak sendirian. Kita harus menerimanya karena disini bukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Kita melanggar peraturan sekolah untuk tidak berkelahi."

"Gua harus bilang apa ke papa Sa? Gua takut, gua takut. Papa pasti marah besar." lirih Keenan, kepala itu tertunduk perlahan. Ia jadi tidak ingin pulang.

Dengan perlahan, Aksa meraih tangan Keenan. Menggenggamnya dengan lembut setelah itu mengangkat bicara. 

Aksa menggeleng pelan, "Jangan takut Keenan. Aksa yakin, ayah Dika tidak akan marah. Ayah Dika begitu menyayangi Keenan. Kalau ayah Dika marah, coba jelasin pelan-pelan. Aksa yakin, Ayah Dika tidak akan marah lagi. "

Keenan menghempaskan tangan Aksa sedikit kasar. "Lo enak bisa bilang begitu karena lo gak akan kena marah papa. Gak usah sok untuk nenangin gua. Yang ada, bukan nya tenang. Pikiran gua makin kacau gara-gara lo." ucap Keenan dengan nafas yang sedikit memburu.

Aksa menunduk, "Aksa memang tidak akan kena marah ayah Keenan. Tapi, jangan lupakan ibu. Ibu mungkin akan marah lebih besar, jika ibu mengetahui Aksa di skors cuma gara-gara berantem. Aksa tidak tahu, nasib Aksa setelah ini akan seperti apa." Ingin sekali Aksa mengatakan itu. Tetapi, tidak bisa. Suaranya selalu saja terpendam.

HELP [Tamat]Where stories live. Discover now