berhenti berdetak?

4.2K 392 55
                                    

Keenan masih terpaku, menatap wajah pucat Aksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keenan masih terpaku, menatap wajah pucat Aksa. Lelaki itu masih terpejam di dalam pangkuannya.

Keenan merogoh saku celananya, mengambil benda pipih dan menelfon siapa saja yang bisa ia hubungi untuk membantunya membawa Aksa kerumah sakit. Menurut Keenan, Aksa harus cepat-cepat di tangani.

Entahlah, ada apa dengan dirinya hingga ia sepeduli ini dengan Aksa. Namun ia berusaha mencoba menanamkan dalam hati nya bahwa 'Gua hanya kasihan, gua hanya kasihan, enggak lebih'

'Ah--Halo? B-bang Arya? Bang, bisa tolong jemput gua gak? A-aksa, Aksa pingsan.'

Raut wajah Keenan berubah, tak percaya dengan apa yang baru saja Arya katakan. Apa tidak ada rasa kasihan di dalam diri Arya? Bukan kah, Aksa adalah adik Arya juga?

'Ban---'

Tut.

Keenan terdiam seraya menatap layar ponselnya yang kembali ke layar menu. Satu detik, dua detik hingga detik kelima, Keenan memutuskan menelfon yang lain.

Arka? Ponsel lelaki itu aktif, namun tidak ada respon sama sekali. Keenan tak menyerah, ia mencoba menghubungi ponsel Arka untuk yang kedua kali. Namun parahnya, yang kedua ini, ponsel Arka malah tidak aktif.

Bahu Keenan merosot lesu, ia menatap wajah Aksa.

'Kasihan, Aksa. Dalam keadaan kaya gini pun, mereka tidak peduli. Apa selama ini lo kesakitan? Apa gua menambah kesakitan lo? Gua jahat ya? Maaf,' Keenan merunduk, sedikit menyesali perbuatannya dulu terhadap Aksa.

Tin.

Tin.

Tin.

Suara klakson yang begitu nyaring membuat Keenan terkejut dan refleks mengangkat kepala.

"BANG ZAIDAN!" pekik Keenan, entahlah, ia merasa sedikit tenang dan---senang, mungkin. Saat Zaidan datang.

"Keenan? Ada apa?" tanya Zaidan yang merasa bingung dengan keadaan Aksa.

"Panjang ceritanya, nanti gua cerita. Yang terpenting sekarang, kita bawa Aksa kerumah sakit. Dia harus cepat-cepat di tangani."

Zaidan menurut, ia membantu Keenan membawa tubuh Aksa, memasuki mobil habis itu menuju kerumah sakit.

******

Suara decitan roda yang beradu dengan lantai begitu terdengar nyaring. Di atas brankar, tubuh Aksa terbaring. Di sisi brankar, ada Keenan dan Zaidan yang melangkah dengan sejajar.

Brankar itu di bawa masuk kedalam ruang UGD.

"Mohon tunggu di luar ya? Pasien akan segera kami tangani." ucap salah satu suster yang tadi membantu mendorong brankar Aksa. Zaidan serta Keenan hanya terdiam. Setelahnya, pintu itu tertutup.

HELP [Tamat]Where stories live. Discover now