Bagian 16 : Ribut besar

1.4K 293 257
                                    

"Omong-omong apartemenmu berada di lantai berapa?" Tanya Chanyeol kepada Jisoo.

Yang ditanya tak langsung menjawab. Kian menajamkan tatapannya pada laki-laki tersebut. Tak lama Jisoo menarik kepalanya lebih naik, untuk berbisik tepat di telinga Chanyeol.

"Sebelum kau mengantarku pulang. Bolehkah aku meminta tolong sesuatu hal padamu?"

Laki-laki itu menghentikan tungkainya berjalan cepat. Membalas manik coklat karamel Jisoo yang memikat. Tak lama ia mengangguk pelan sekali.

"Tapi aku butuh tempat yang nyaman untuk kita membicarakan hal ini." Kata Jisoo, "Begini saja, kita kembali ke kamar apartemenmu lagi."

Chanyeol terdiam. Menaikkan sebelah alisnya heran. Detik berikutnya ia tertawa rendah sebelum menanggapi ucapan Jisoo tersebut.

"Tadi kau sendiri yang meminta buru-buru ingin pulang, sekarang mau ke apartemenku lagi?"

Tersenyum kikuk, Jisoo menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebelum kemudian menanggapi, "Itu karena tiba-tiba aku teringat sesuatu, dan aku pikir kau bisa membantuku."

Laki-laki itu mengangguk tipis. Menuruti perkataan Jisoo. Chanyeol kembali membawa wanita itu menuju kamar apartemennya.

Sesampainya di tempat yang di tuju. Chanyeol mulai menurunkan Jisoo dari gendongannya usai membuka pintu. Namun beberapa detik kemudian, Jisoo mencengkeram erat pergelangan tangan pria tersebut dengan wajahnya yang memerah.

"Aku ingin ke toilet!" Pekik Jisoo seraya menutup mulut dengan salah satu tangannya.

"Apa kau ingin muntah lagi?" Tanya Chanyeol panik. Wanita itu mengangguk cepat. Sampai kemudian dengan mata terpejam, Jisoo merasakan tarikan lembut dari tangan Chanyeol yang membawanya ke dalam kamar mandi.

Mendudukkan Jisoo di depan closet. Chanyeol menenangkan Jisoo dengan memijit pelan tengkuk belakang wanita tersebut secara teratur.

"Apa kau sedang hamil?" Tanya Chanyeol, asal menebak.

Pikiran Jisoo lekas menerawang jauh mengingat Taehyung yang selama ini selalu menyetubuhinya tiada henti. Bahkan hal tersebut, selalu mereka lakukan bersama setiap pagi. Meski belum tau pasti, tapi Jisoo harus penuh percaya diri bahwa usahanya selama ini tidak meminum obat pencegah kehamilan dari Taehyung berhasil.

"Iya, aku sedang hamil." Jawabnya sekali tarikan nafas.

Chanyeol terdiam beberapa detik. Tak lama ia membantu Jisoo untuk membilas mulutnya dengan air yang mengalir di wastafel. Dilanjutkan membawa wanita itu ke sebuah sofa empuk di ruang tengah dekat kamar mandi.

"Tunggu di sini sebentar, aku ingin membuatkanmu minuman--"

"Tidak usah." Ungkap Jisoo memotong. Belajar dari dirinya sendiri yang suka memberi racun diminuman orang. Jisoo menjadi sangat waspada terhadap tawaran seperti itu.

"Aku sudah tidak apa-apa sekarang." Katanya, "Lebih baik sekarang kau mendengar ceritaku, biar aku bisa lebih cepat pulang ke rumah dan tidak merepotkanmu terus-terusan di sini."

Chanyeol terdiam beberapa detik di tempatnya berdiri kaku kini. Memperhatikan penuh perhatian wajah Jisoo. Setelahnya ia mengangguk dan mulai ikut duduk di samping Jisoo.

"Baiklah, aku akan mendengarkan ceritamu di sini." Ucap Chanyeol dengan ramah.

"Karena kau seorang dokter, aku yakin dunia medis tentang obat-obatan kau pasti mengerti. Seharusnya seperti itu, jika kau bukan dokter gadungan." Ucap Jisoo dengan nada bicaranya yang terdengar seperti meremehkan.

Chanyeol menganggukkan kepalanya tipis. Sembari mengamati ekspresi wajah Jisoo yang tertampilkan sedikit berbeda, matanya sesekali turun memperhatikan gerak bibir Jisoo.

BEST PARTWhere stories live. Discover now