Dua

5 1 0
                                    


Pulang dari kantor ketika habis lembur, melihat ada seseorang di dalam ruang kerjamu pastinya membuatmu terkejut. Begitu juga dengan Lergi.

Lergi terpatung di jarak dua meter dari sofa yang di atasnya ada seseorang sedang tidur dengan wajah pulasnya. Lergi memastikan sekali lagi jika matanya tidak salah lihat, dan wanita itu masih ada di sana.

Lergi ingin mengatakan sesuatu, tetapi mulutnya kembali dia tutup. Kemudian Lergi keluar dari ruang kerjanya sambil memijit keningnya yang mendadak berdenyut.

"Bi! Bi Ika!" panggil Lergi.

Seseorang berlari dengan terburu dari arah dapur, wajahnya tampak panik ketika sang atasan memanggilnya dengan suara cukup keras.

"Yang di dalam siapa?" tanya Lergi dengan datar.

"Di dalam?" ulang bi Ika dengan raut kebingungan.

Lergi menarik napas dan membuangnya dengan pelan, "Oke, Bi Ika balik ke dapur lagi. Nggak ada apa-apa."

Bi Ika yang kebingungan menuruti ucapan Lergi. Bosnya ini kenapa, sih? Apakah efek lembur dua hari dua malam?

Lergi masuk lagi ke ruang kerja, dan wanita itu masih belum bangun. Lergi memandangi wajahnya untuk mengingat-ingat apakah dia kenal dengan wanita ini atau tidak. Tetapi hasilnya nihil, Lergi merasakan kepalanya sakit jika dipaksa berpikir untuk saat ini. Lergi memutuskan meninggalkan ruang kerjanya.

___________

Lergi tidur sebentar setelah mandi dan mengganti pakaiannya. Saat Lergi bangun, dia teringat akan kejadian tadi pagi, apakah itu hanya halusinasi karena Lergi kebanyakan bekerja?

Ingin memastikan sekali lagi, kemudian dia kembali ke ruang kerjanya. Wanita itu masih di sana, tetapi bergerak gelisah. Wanita itu bangun, kelopak matanya berulang kali terbuka dan tertutup, kemudian dia bangun dengan terkejut ketika melihat sosok Lergi yang berdiri di hadapannya.

Wajahnya linglung, dia sampai jatuh dan menjaga jarak dari Lergi. Lergi menahan tawa dan kemudian tersenyum, entah mengapa, hal itu terlihat lucu di matanya. Dia mencoba bertanya dengan tenang siapa wanita itu, tetapi sama seperti dirinya, wanita itu juga kebingungan.

Lergi memutuskan meninggalkan wanita itu karena mereka sama-sama bingung. Dia menelpon asistennya untuk menyiapkan beberapa keperluan di kantor dan membicarakan jadwalnya hari ini.

Saat sarapan, Lergi masih kepikiran wanita itu. Sebenarnya dia siapa? Dan kenapa dia berani masuk ke ruangan Lergi tanpa izin? Yang lebih parahnya lagi, dia masuk dari mana? Tidak mungkin security atau penjaga tak melihatnya.

"Gani, lo ada lihat seseorang tadi malam? Semacam penyusup atau apalah itu, dia masuk rumah ini tadi malam?"

Gani yang bertanggung jawab atas keamanan rumah ini seketika menegang. Dia berhenti mengunyah sarapannya dan memandang Lergi dengan sedikit panik. Apakah dia kecolongan?

"Enggak, gue bahkan patroli dua kali tadi malam. Sebelum lo pulang, gue juga udah keliling sambil ngecek cctv buat mastiin rumah ini aman."

Lergi mengangguk, "Muka lo nggak usah tegang gitu. Gue cuma nanya juga."

Bagaimana tidak mau tegang? Lergi sendiri yang mengatakan tidak akan mengampuni siapapun yang berani memasuki rumah maupun daerah kekuasaannya tanpa izin. Dan Gani sebagai teman dan juga ajudannya sudah mengenal pria ini luar dalam. Gani juga akan terkena imbasnya jika dia kecolongan sekali saja.

"Bi Ika, tolong buatin satu sarapan lagi."

Gani agak kaget, Lergi tak pernah menambah jatah makannya, apalagi membawanya ke ruang kerja. Pantang bagi seorang Lergi Banurama bersikap seperti itu.

AnotherWhere stories live. Discover now