Tiga

5 1 0
                                    

Gani tak habis pikir dengan Lergi, bagaimana bisa dia tidak tahu jika Lergi membawa wanita asing ke rumah ini? Ya, walaupun bukan urusannya juga, tetapi Gani tak pernah menyangka jika Lergi menyelundupkan wanita di ruang kerjanya.

Pantas saja Lergi membawa sarapan ke ruang kerja tadi pagi, ternyata ini alasannya. Dan tadi pagi Lergi juga bertanya layaknya orang bodoh dan membuat Gani merasa kesal pada bosnya itu.

Gani memandangi wanita itu dengan wajah datar. Sedangkan Kanna gelisah galau merana sambil meremas tangannya. Pikirannya mendadak kacau, padahal dia berusaha berpikir positif dan mencoba untuk tidak asal menuduh lagi. Tetapi kenapa pria itu memandanginya dengan tajam? Tatapannya itu bagaimana pemburu yang siap menerkam buruannya kapan saja. Juga, kenapa dia masih diam aja!

Jika diingat-ingat, wajahnya mirip dengan salah satu siswa SMA yang ada di foto di ruang kerja Lergi.

Pintu rumah terbuka, Lergi yang baru pulang dikejutkan dengan dua orang yang sedang saling diam di ruang tamu. Seolah atmosfer ruangan terbagi menjadi dua, sebelah panas dan sebelah lagi dingin, mendadak bulu kuduk Lergi meremang. Belum lagi ketika Gani memandamgnya sengit, seperti seorang istri yang memergoki selingkuhan suaminya diselundupkan ke dalam rumah.

Lergi tak mengatakan apa-apa, toh Gani sudah lihat juga, Lergi bisa apa? Kini Lergi menghampiri Kanna dan duduk di sebelahnya, membuat wanita itu bergeser dengan ekspresi terkejut.

"Muka lo kenapa gitu? Nggak lihat kalau dia ketakutan?" tanya Lergi berusaha menahan tawa. Gani membuang muka, dia berdecih dan berdiri dengan tegak.

"Apa-apaan ini?" tanya Gani berusaha menekan gejolak emosinya.

"Apanya yang apa?"

"Ck."

Gani malas bertanya lagi, dia tipikal manusia yang enggan menanyakan sesuatu yang sama sebanyak dua kali.

"Dia cewek gue, jangan kasih tau siapa-siapa. Dan lo, jangan natap cewek gue seakan-akan lo mau makan dia hidup-hidup." Lergi merangkul Kanna, tampak sangat jelas jika wanita itu menegang di tempatnya, membuat alis Gani menukik tajam tak percaya. Tetapi Kanna tak bisa berkata apa-apa karena tatapan tajam Gani masih mengarah padanya.

"Gani!" peringat Lergi dengan nada datar.

"Iya-iya!" Gani meninggalkan pasangan aneh itu. Pacar apanya? Gani tak pernah melihat pacar Lergi yang modelan seperti itu. Dan biasanya juga Lergi tak pernah membawa pacarnya ke rumah, bisa berabe kalau keluarganya tahu! Lergi bisa langsung berubah status menjadi suami keesokan harinya.

"Lepasin!" Kanna menjauh, wajahnya menatap Lergi dengan galak, "Jangan sentuh-sentuh!" Entah mengapa, dari pada rasa takut, kini Kanna merasa sebal pada Lergi.

Lergi bukannya tersinggung, malahan tertawa melihat wajah Kanna. "Sesuai tebakan gue, ternyata lo memang galak." Lergi teringat saat Kanna yang baru membuka mata dan memelototinya, persis seperti sekarang.

Lergi memandangi Kanna sampai wanita itu merasa risih dan berdecak. Kanna semakin menjauh, kini dia berdiri di ujung sofa lainnya dengan wajah yang masih kesal.

"Sekarang lo mau apa?" tanya Lergi. Kali ini serius. Dia serius, dia tak kenal wanita ini, juga masih belum menemukan jawaban atas pertanyaannya mengenai alasan wanita ini tiba-tiba muncul di ruang kerjanya.

Kanna sampai terkejut dengan perubahan ekspresi Lergi yang drastis. "Gu-gue ... gue mau pulang," ucapnya mendadak gagu.

"Mau pulang, ya?" Lergi mengangguk-angguk. Padahal Lergi tidak sedang menahannya, kenapa dia bicara seolah-olah Lergi tengah menjadikannya tahanan yang minta dipulangkan?

AnotherWhere stories live. Discover now