Lima

4 1 0
                                    

Kanna diantar oleh suster ke parkiran Rumah Sakit, katanya seseorang sudah menunggunya di sana. Kanna pikir Lergi yang menunggu, ternyata Gani. Entah mengapa sedikit berharap jika itu Lergi.

Pria itu bersandar pada badan mobil dengan tatapan tajamnya seperti biasa. Sang suster sampai gugup ketika membantu memindahkan Kanna ke dalam mobil.

Setelah selesai, Gani mengeluarkan mobil dari parkiran. Tak mengatakan apa-apa, juga ekspresinya sangat menjelaskan isi hatinya saat ini. Gani enggan menjemput Kanna, tetapi karena Lergi menyuruhnya, jadilah dia terpaksa menjemput Kanna.

"Bos lo kemana?" tanya Kanna sedikit mencuri pandang pada Gani.

"Kalau lo berharap Lergi yang jemput lo, mending lo tidur lagi aja."

Apa? Omongan pria kenapa selalu nyelekit? Dia melukai hati moengil Kanna.

Mereka diam-diaman sampai tiba di rumah Lergi. Gani hanya membantu membukakan pintu mobil, sedangkan yang menyambut Kanna di luar adalah seorang maid bersama kursi roda.

Kanna dibawa memasuki rumah dari garasi, terus ke belakang dan masuk dari sebuah ruangan yang mirip dapur. Mungkin dapur para pekerja di sini?

Maid itu mendorong kursi roda Kanna sampai ke ruang tengah, tepat di depan piano putih itu.

"Ibu diminta tunggu di sini sama Pak Lergi, Saya permisi dulu."

Kanna agak canggung. Kenapa suasana rumah ini mendadak berubah? Padahal bukan sedang berada di film horor, tapi perasaannya sedikit tak nyaman.

Kanna menunggu sampai setengah jam, pantatnya hampir panas karena duduk saja. Ingin berdiri, tetapi dirinya enggan ambil resiko. Bisa-bisa kakinya akan kembali sakit nanti.

"Welcome home, Baby." Bisikan di telinga Kanna yang tiba-tiba, membuatnya merinding dari atas sampai bawah.

____________

Kanna jengkel. Kanna sangat jengkel. Super duper mega jengkel.

Seharian setelah Kanna tiba di rumah Lergi, sang pemilik rumah membuatnya telah mengeluarkan berbagai ucapan kasar hari ini. Sepertinya kepribadian Kanna memang bar-bar dan kasar. Lergi berhasil mengeluarkan sifat aslinya hanya dengan tingkah jahil lelaki itu.

Seperti sekarang, Lergi tidak mau disuruh keluar dari kamarnya. Padahal Kanna sudah lelah dan ingin tidur. Lergi malah menjawab, dia juga akan tidur di kamar Kanna. Sinting! Memang sinting!

Sekarang Kanna jadi merasa yakin jika Lergi membawa Kanna ke rumahnya untuk suatu alasan. Yaitu menjadikan Kanna sebagai wanita simpanannya! Oh, Kanna, pikiranmu terlalu jauh... mikirnya sampe ke perut.

"Lergi!"

"Apa, sayang?" Sekarang dia mulai membuat Kanna naik darah dengan panggilan itu.

Lergi dengan wajah tak berdosanya itu bangkit dari sofa dan menghampiri Kanna. Kanna hampir menangis, pria itu tidak mau mendengarkan ucapan siapapun. Sekarang Kanna paham kenapa Gani menyarankannya untuk tidak kembali ke rumah ini.

Kanna juga tidak mau naif, tidak mungkin Lergi akan mendengarkannya. Memang dia siapa di rumah ini?

"Gue mau tidur, tolong ya? Gue udah minta tolong nih, tolong tinggalin gue sendiri." Kanna menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Menyunggingkan senyum seramah mungkin agar Lergi mendengarkannya kali ini saja.

"Kita tidur berdua--"

Kanna menghantam kepala Lergi dengan bantal. Pria itu malah tertawa. Kanna melempari Lergi dengan semua benda yang ada di sekitarnya, hingga Lergi menyerah dan menghambur kembali ke sofa.

AnotherWhere stories live. Discover now