Ungkapan

10.5K 1.6K 447
                                    

Malam ini adalah malam terakhir Axel berada di tempat neneknya yang juga tempat kelahirannya. Berat bagi Axel untuk kembali ke Jakarta dan meninggalkan tempat penuh kenangan sejak dia kecil. Dua minggu di negara asalnya, tidak banyak yang Axel lakukan selain hanya sekedar jalan jalan saja sambil mengingat kenangan kenangan masa dia tinggal di sana. Axel tidak bisa melakukan banyak aktivitas seperti kebiasaannya dulu bersama teman-teman nya. Axel memang beberapa kali temu kangen dengan teman teman masa sekolah di Kanada dulu, namun hanya mengobrol dan menghabiskan waktu dengan ringan, tidak berikut kebiasaan hobinya dulu seperti sepak bola, futsal, basket, bersepeda dll. Ya tentu saja itu karena riwayat penyakit Axel yang semakin parah, beruntungnya teman-teman Axel pun mengerti akan kondisi Axel yang tidak dibolehkan kelelahan.

Selama di luar negeri juga Jessica dan Henry beberapa kali membawa Axel ke rumah sakit di sana untuk melakukan konsultasi dengan dokter terbaik di rumah sakit tersebut tentang penyakit Axel, sedangkan Axel yang hanya bisa pasrah pun menurut saja asalkan kedua orang tuanya tidak khawatir.

Besok, Axel sudah harus kembali ke Jakarta dengan berat hati meninggalkan kakek, nenek, teman-teman, dan saudara lainnya yang masih Axel rindukan. Namun dibalik rasa enggan Axel meninggalkan Kanada, ada satu dorongan juga yang membuat Axel ingin segera kembali ke Jakarta. Ya, Jevandra. Axel merindukan sosok itu, sosok yang sudah asing baginya sejak keputusan Jevandra waktu itu. Mereka kini saling menjauh seolah tak pernah kenal satu sama lain. Namun, seminggu yang lalu Jevandra tiba-tiba menghubungi nya lagi dan mengatakan permintaan maaf yang sebenarnya Axel tidak mengerti untuk apa permintaan maaf itu. Entah kenapa dibalik itu Axel merasa ada kesempatan untuk kembali dengan Jevandra. Benarkah? Ah, Axel terlalu berkhayal, ya.

Malam ini sangat dingin, Axel duduk di depan rumah neneknya dengan mengenakan baju hangat berteman coklat panas. Tak lupa gitar kesayangannya Axel pun menyanyikan sebuah Lagu. Lagu rindu yang dilantunkan untuk jevandra yang jauh di sana. Iya, Axel rindu jevandra yang sudah beberapa lama ini menjauh. Tanpa sadar Axel tersenyum tipis mengingat kembali kenangan singkat bersama jevandra yang sempat mereka lalui waktu itu, kemudian dengan iseng Axel mencoba menghubungi jevandra.

Awalnya memang hanya iseng, Axel bahkan tidak yakin jevandra akan mengangkat teleponnya, namun siapa sangka kini Axel tengah mendengar suara khas jevandra menjawab panggilan telepon nya.

"Halo?"

"Halo." gugup Axel.

"Axel? Ngapain nelpon?" tanya Jevandra.

"Saya ganggu nggak?" tanya Axel balik, sebuah basa basi yang sangat basi menurut beberapa orang bahkan bagi jevandra sendiri. Tapi karena ini yang basa basi adalah Axel, si cowok polos yang tidak paham cara mencari obrolan menarik saat telponan pun membuat jevandra sedikit maklum.

"Enggak, sih. Kenapa, Cel?" tanya jevandra dengan nada santai.

"Saya besok pulang," ujar Axel kemudian.

Ada hening sebentar di seberang telepon jevandra sebelum akhirnya pemuda itu menjawab.

"Oke. Gue tunggu," jawabnya.

Axel tersenyum diam diam. "Kamu nungguin saya pulang?"

Tidak ada jawaban.

"Kamu jadi mau bicara sama saya?" tanya Axel lagi.

Dan kemudian tiba-tiba nada jawaban jevandra terdengar gugup. "I-iya jadi."

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Where stories live. Discover now