Semua sayang Axel

8.1K 1.2K 376
                                    


🍉🍉🍉🍉

Jika tadi siang Axel merasakan ramainya suasana kamar karena kedatangan teman temannya, kini Axel kembali merasakan kesepian berada di dalam kamar rawat yang hanya dipenuhi oleh alat medis, bernuansa putih serta beraroma obat dan sunyi. Padahal dulu Axel pun selalu seorang diri di dalam kamarnya, tapi entah kenapa sekarang ia merasa hampa.

Tidak ada musik yang biasa selalu menemani nya di sekitarnya, membuat Axel merasa kesepian. Hanya ada suara samar diluar dan berbagai suara lainnya yang berasal dari penghuni rumah sakit. Ada isak tangis, teriakan panik dari tenaga medis yang mendapatkan pasien gawat darurat akibat kecelakaan atau juga suara tangis dari seseorang yang baru saja kehilangan salah satu anggota keluarganya dan kerabatnya. Semuanya seolah menjadi nyanyian baru di telinga Axel, membuat ia menjadi berpikiran yang tidak tidak.

Bagaimana jika Axel mati? Akankah orang-orang seheboh itu karena kehilangan dirinya? Akankah Axel meninggalkan luka dan kesedihan untuk keluarga dan orang-orang terdekatnya? Bagaimana dengan Jevandra? Apakah pemuda itu akan kecewa terhadapnya yang tidak bisa menepati janjinya untuk sembuh. Axel terlalu pusing memikirkan memungkinkan kemungkinan itu hingga ia terbengong.

Sekarang masih pukul delapan, Axel baru saja meminum obatnya yang selalu rutin ia konsumsi menjelang tidur dengan tujuan agar tidurnya nyenyak dan nyaman tanpa gangguan gangguan gejala sakit nya yang semakin parah. Sebab Axel kini mulai sering terbatuk batuk dan merasakan mual hingga tak napsu makan. Tak jarang pula nyeri dadanya semakin sering ia rasakan meski tidak sesakit seperti saat serangan jantung menyerang. Badannya mulai kurus dikikis penyakitnya bahkan baru seminggu kurang Axel berada di rumah sakit. Untuk sesaat semangatnya kembali turun dan tergantikan oleh rasa pesimis yang membuat Axel berpikiran bahwa dia mungkin tidak akan selamat dari penyakit mematikan yang dideritanya.

"Gimana saya nepatin janji saya ke kamu jevan, sedangkan saya merasa kondisi saya semakin buruk nantinya." gumam Axel putus asa.

Cklek...

Pintu kamar terbuka tiba-tiba dan menampakkan ayah serta ibunya yang baru datang. Axel yang langsung tersadar dari lamunannya pun reflek tersenyum melihat kedatangan Henry yang sangat dirindukan. Sejak ia masuk rumah sakit, baru kali ini Axel bertemu ayahnya secara langsung, sebab biasanya Henry datang menjenguk anaknya saat sepulang kerja larut malam dan Axel sudah tertidur. Namun hari ini, masih pukul tujuh ayahnya sudah datang lebih awal sehingga bisa bertemu dengan Axel yang masih terjaga.

"Daddy.." sapa Axel tersenyum. Wajah yang semula murung karena merasa kesepian pun langsung berubah cerah melihat kedatangan kedua orang tuanya.

"Hello, anak daddy," balas Henry sambil mengusap kepala Axel penuh sayang.

"Daddy datang lebih awal?" tanya Axel.

Henry mengangguk. "Hm, daddy pulang lebih cepat untuk melihat Axel. Gimana kondisi Axel sekarang? Merasa lebih baik?" tanya Henry perhatian.

"Sangat baik, Daddy. Tadi siang teman teman Axel datang menjenguk. Kerjaan daddy lancar?" tanya Axel balik.

"Oh, baguslah daddy senang dengernya. Sejauh ini lancar, meskipun agak kacau karna daddy kepikiran Axel terus," Henry tertawa kemudian.

"Jangan khawatir, Dad, Axel baik baik saja disini, banyak yang jagain Axel," Ujar Axel mengingatkan agar ayahnya tidak terlalu memikirkan dirinya sehingga membuat fokus bekerjanya kacau. Axel hanya tidak ingin menyusahkan orang-orang terdekatnya karena kondisinya sekarang.

"Termasuk Jevandra. Dia rajin jenguk Axel, Pi, bahkan pagi siang sore." sahut Jessica menggoda sang anak.

"Oh, pacar Axel, ya,"

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant