Thankyou

5.6K 1K 286
                                    

Typo tolong ditandai ya adik adik.


Jevandra masih tidak percaya, tapi pelukan Axel benar-benar terasa nyata dan sangat nyaman. Pelukan ternyaman yang pernah Jevandra rasakan dan yang telah lama hilang kini kembali dia rasakan. Jevandra menangis sejadi-jadinya saat Axel terus melontarkan kalimat penenang dan ucapan maaf atas semua yang dia lakukan selama ini. Sejujurnya Jevandra justru ingin marah karena kecewa Axel telah membuatnya hancur, namun rasa rindunya ternyata jauh lebih besar daripada kecewanya, sehingga saat Axel kembali Jevandra merasa sangat bahagia hingga rasanya hampir gila.

Sudah beberapa menit berlalu dan Jevandra masih belum mau melepaskan pelukannya seakan ia takut Axel nya akan hilang lagi jika dilepaskan. Bibirnya terkunci tanpa bisa mengatakan apa apa karena perasaannya benar-benar bercampur tak menentu. Hanya isak tangis pilu yang terdengar, membuat Axel tak kuasa mendengarnya. Sehancur inikah Jevandra selama Axel meninggalkannya. Kini Axel benar benar merasa menyesal.

Axel yang mengerti keadaan Jevandra pun hanya bisa membiarkan Jevandra memuaskan pelukannya. Axel merasa Jevandra hanya sedang menumpahkan semua beban hatinya dan rasa rindunya yang selama ini menyiksa. Axel sadar Jevandra pasti berat melewati semuanya sendirian. Bertahan dan terus berharap pada janjinya yang tidak pasti dan Axel hilang tanpa kabar tentu membuat Jevandra frustasi. Namun akhirnya harapannya tak siap sia. Axel benar-benar kembali untuk Jevandra dan bahkay berhasil mengabulkan permintaan Jevandra untuk kembali dalam keadaan sembuh. Ya, Axel telah sembuh. Kini saatnya menjaga Jevandra dalam hatinya.

"Sayang, udah cukup, saya gak sanggup liat kamu nangis. Jangan begini," ujar Axel mulai menyerah. Ia benar-benar tidak sanggup melihat Jevandra saat ini.

Axel menarik tubuh Jevandra dari pelukannya untuk melihat wajah kacau Jevandra yang memprihatinkan. Ia usap air mata yang terus mengalir itu dengan lembut sambil menatap mata merah Jevandra.

"Jangan nangis, sayang. Maafin saya. Maafin saya Jevandra, saya janji gak akan ninggalin kamu lagi. Saya gak akan buat kamu nangis lagi, pegang janji saya. Kamu tau saya sayang banget sama kamu, gak mungkin saya ninggalin kamu, saya pasti kembali meskipun terlambat. Maafin saya." ucap Axel penuh sesal yang lagi lagi membuat Jevandra menangis. Axel pun memeluknya lagi sambil mengecupi pucuk kepala Jevandra penuh sayang. Jevandra sangat terlihat lemah.

"Kenapa lo pergi.." ucap Jevandra lirih pada akhirnya, sambil terisak isak Jevandra mencoba mengeluarkan suaranya meskipun susah karena tenggorokannya masih tercekat oleh suara tangisnya.

Axel menggelengkan kepalanya sambil mengelus kepala Jevandra. "Saya nggak pergi, Jevan. Saya berobat, kamu lupa? Kamu bilang saya harus sembuh dan kembali, itu sebabnya saya berjuang selama ini untuk sembuh dan bisa menepati janji saya ke kamu." jawab Axel.

Jevandra masih enggan melepaskan, posisinya tetap memeluk Axel sambil mengeluarkan semua kekecewaannya atas hilangnya Axel selama ini.

"Tapi lo ngilang, lo pergi, gak ada kabar dan ninggalin gue disini sendirian. Lo bahkan pergi ke luar negeri tanpa pamit. Gue gak tau gimana kabar lo, keadaan lo, kondisi lo gimana. Lo gak tau gimana rasanya jadi gue, Cel. Lo jahat." ungkap Jevandra kecewa.

"Gue disini khawatir, gue takut lo kenapa kenapa, tapi lo tetep gak ngabarin gue. Bahkan mami lo pun gak ngabarin gue. Kenapa semuanya tega bikin gue kayak orang gila ngarepin kabar dari lo,"

Jevandra menggigit bibirnya saat mengingat kembali masa masa sulit dirinya menunggu Axel yang hilang tanpa kabar waktu dulu. Semua terlalu menyakitkan hingga akhirnya Jevandra menyerah untuk berharap dan memilih ikhlas menerima kenyataan apapun yang terjadi pada Axel. Namun setelah Jevandra mulai ikhlas, Axel tiba-tiba datang kembali dan membuat Jevandra sempat tidak percaya.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Where stories live. Discover now