19

256 18 3
                                    

Noelle berlari sekuat tenaga di koridor rumah sakit. Setelah mendengar pernyataan dari kepala sekolah, dia panik bukan main. Ia langsung membuka pintu ruangan Mikey dengan buru-buru. Pengelihatan yang menyedihkan. Anak majikannya yang manis itu terbaring diruangan gelap dan beberapa selang infus menempel ditangannya. Disampingnya ada seorang perawat dan langsung berdiri saat melihat Noelle yang bengong.

"Kalau anda bertanya kenapa ruangannya gelap—" belum sempat perawat itu menyelesaukan kalimatnya, Noelle langsung memotongnya.

"Aku tau.. aku tau apa yang terjadi.." kata Noelle sambil berjalan mendekati Mikey dengan kaki yang gemetaran. Takut, khawatir, cemas semua bercampur. Dia tidak tau kalau Mikey bangun akan bagaimana nanti.

"Saya permisi dulu" kata perawat itu.

Noelle mengusap kepala Mikey dengan lembut. Ia berusaha agar tangannya tidak gemetaran. Takut menyalurkan hawa negatif ke anak itu.

"Aku menahannya"

"A-apa?" - noelle

"Aku tidak melukainya"

"O- selamat.. aku bangga padamu nak.." - noelle

Suara yang dingin dan datar itu membuat Noelle merasa sangat lega. Dua kalimat sederhana yang dikeluarkan dengan usaha yang kuat itu membuat Noelle lega dan bangga.

"Jadi.. apa kau masih marah?" - noelle

"Aku tidak tau.. tapi—" - mikey

Brak

"MANJIRO" dad Sano membuka pintu dengan paksa. Cahaya yang muncul tiba-tiba itu menusuk pengelihatan Mikey dan mengembalikan denyutan yang seharusnya sudah reda dari tadi.

"Kau.. sebaiknya.." dad sano ragu. Sangat ragu. Ia berusaha meyakinkan dirinya kalau anaknya ini sehat. Tapi kenyataan kenyataan selalu muncul.

"Sebaiknya masuk kerumah sakit jiwa" oh. Kakek legend Mikey ikut ternyata.

"Ayah???" - dad sano

Mikey terdiam. Dia tidak mau masuk ke ruangan isolasi lagi. Tapi disisi lain dia sangat takut terhadap kakeknya.

"Aku mau tidur dulu, kepalaku pusing" kata Mikey dan ia langsung membalikkan badannya membelakangi ayah dan kakeknya. Dia mau lari saja dari situasi ini. Mikey selalu terkekang dia tidak pernah merasakan kebebasan. Jadi untuk saat ini, ia ingin melupakan semua itu dengan mengistirahatkan tubunya untuk beberapa saat.

.
.
.
.
.

Ok skip meki udh pulang awokawok

Mikey dan Noelle memasuki rumah yang sangat besar itu. Terlihat Draken yang tadinya mondar-mandir langsung berlari ke arah Mikey dan memeluknya dengan erat. Mikey terkejut tapi dia merasa sangat senang. Jarang jarang dia dipeluk, kan?

"Mikey kau membuatku khawatir!! Peh sudah mengatakan semuanya. Sekarang apa kau sudah merasa baikan?" Tanya Draken khawatir. Sedari tadi pikirannya dipenuhi oleh Mikey Mikey Mikey.

"Ga papa kok kenchin hehe" canggung? Iya. Mikey senang tapi canggung. Entah kenapa tapi seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

"Ken sudah makan siang?" Tanya Noelle memecah kecanggungan.

"Oh sudah kok" -draken

"Mikey, kau bisa ke markas tidak? Katanya Peh mau minta maaf secara langsung" tanya Draken ragu. Memang Mikey sudah seperti tidak berada di gang Toman lagi. Dia tidak pernah sekalipun ikut karena orangtuanya melarangnya. Tapi Mikey tetap menjadi ketua bagi semua anggota Toman.

"Baiklah" jawab Mikey yakin. Lalu mereka pergi setelah berpamitan ke Noelle.

.
.
.
.

"Yo" -draken

"Ah dorakeng— Mikey kun?? Tidak biasanya??" -michi

"M-mikey kun.. aku.. aku" peh langsung berlutut didepan Mikey. Ia tidak mau Mikey marah padanya. Juga dia tidak mau kejadian tadi pagi terulang lagi.

"Iya" jawab Mikey dingin. Bukan cuek atau bagaimana hanya saja.. benar-benar ada yang tidak beres menurutnya. Entah firasat atau hanya perasaan buruk saja.

"Te-terimakasih.." ketar ketir ygy

"Mikey kau akhirnya datang.. mau main sama?" Mitsuya memang bisa memecah suasana

"Bo—" belum sempat Mikey berbicara, dia menyadari ada seseorang yang datang.

"Pulang" kakek Mikey ternyata membuntuti mereka dari tadi. Mikey mematung dan teman temannya juga. Mikey tidak pernah cerita ke siapa siapa tapi dengan melihat wajah kakeknya Mikey saja siapapun sudah takut.

"Ta-tapi" -mikey

"Pulang. Kau juga, Ken" aura yang sangat mengintimidasi.  Sebenarnya Draken tidak dilarang keluar rumah tapi supaya Mikey ikut, maka terpaksa harus dilakukan.

"Aku akan pulang, kenchin bermain saja ya?" Kata Mikey sambil berjalan menjauhi markas Toman. Pada akhirnya dia pulang bersama kakeknya.

.

"Kasihan sekali ya" -baji

Mereka tidak pergi kemana-mana. Hanya menetap di kuil tua yang digunakan sebagai markas.

.

"Sudah berapa kali kubilang KAU TIDAK BOLEH BERMAIN!!! Setidaknya seriuslah belajar supaya berguna" tegas kakek Mikey ke cucunya.

Mikey hanya diam saja. Sesuai nasehat Noelle, Mikey tidak dibolehkan untuk membantah apapun. Dia harus menerima segala yang orang tuanya katakan. Memang dalam hati Mikey dia sangat ingin speak up. Tapi nyalinya langsung ciut saat dibentak. Jadi dia hanya diam saja dan menerima.

"Sudahlah. Serasa berbicara ke tembok. Aku mau pulang. Hei kau pelayan, urus anak itu baik baik" -kakek

"Ba-baik tuan besar" Noelle sedikit terkejut saat dirinya tersebut dari mulut kakek itu.

Tanpa ba bi bu, Mikey langsung kekamar. Dia hanya perlu menenangkan dirinya. Kalau perlu, dia juga akan melampiaskan emosinya sendirian.

































Ehe

Mental IllnessWhere stories live. Discover now