20

406 23 14
                                    

Hari ini adalah hari pengadaan Pekan Olahraga di sekolah. Tentunya semua siswa wajib ikut. Wali kelas Mikey menunjuknya sebagai pelari marathon 2 km. Mikey sudah beberapa kali menolak tapi tetap dipaksa dengan alasan semua teman sekelasnya sudah mengikuti perlombaan yang lain. Jadi dia juga harus mengikuti setidaknya satu pertandingan dan pada akhirnya, Mikey harus menerima hal itu.

//mulai langsung ke meki aja ya :v

"Perlombaan kali ini, lari marathon berjarak 2 km yang diikuti oleh masing-masing utusan per kelas dimulai dalam 4.. 3.. 2.. 1.. DOR!!" Saat panitia menembakkan pelurunya ke atas, semua peserta langsung mulai berlari.

Dari awal, yang memimpin adalah Mikey dan kakak kelasnya yang sudah menjadi juara marathon bertahan. Walau ada yang curang dengan melewati gang pemotong, tetap Mikey yang memimpin. Walau begitu, sebenarnya Mikey rasanya sudah hampir mati. Dia tidak merasakan adanya oksigen masuk ke paru-paru nya dan jantungnya berdegup kencang seperti mau pecah. Walau begitu, Mikey tetap berhasil menjadi yang kedua menyentuh garis finish. Yang pertama adalah kakak kelasnya yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.

Saat Mikey terduduk, pandangannya langsung gelap dan ia kehilangan kesadaran. Orang sekitar berpikir dia hanya berbaring karena kelelahan. Yang membuat janggal adalah Mikey tidak bergerak atau tidak ngos-ngosan seperti peserta lainnya. Peserta yang menyadari hal itu langsung melapor ke panitia yang ada di sana lalu menelepon pihak kesehatan.

Pihak kesehatan pun tiba dengan mobil ambulans nya. Tabung oksigen dikeluarkan dan langsung dipasangkan ke wajah Mikey. Alat pemacu jantung juga digunakan. Lalu mereka membawa Mikey ke rumah sakit terdekat.





---




PRANG

"Waduh.."
Noelle tidak sengaja menjatuhkan vas bunga yang sedang ia bersihkan. Untung saja cas yang itu tidak terlalu mahal dan bukan barang antik sehingga dia bisa menggantinya. Saat membersihkan pecahan kacanya, jari Noelle terkena sayatan pecahan tajam. Ia menduga ada hal buruk yang terjadi tapi ia cepat cepat menyingkirkan pemikiran itu.



---



"Hah.. ah.. hah.." Mikey kembali ke kesadarannya setelah alat pemacu jantung digunakan ke tubuhnya.

Setelah Mikey mulai tenang, dokter meminta perawat untuk pergi. Lalu ia bertanya "Bagaimana perasaan mu? Apa masih sesak?"

Mikey memegang dadanya dan menggeleng pelan. Dia takut. Takut jika kakeknya tau dia kumat lagi.

"Kau kenapa?" Tanya dokter memastikan.

"Tolong jangan beritahu keluargaku. Aku.. aku sudah sembuh. Aku boleh pulang kan?" Tanya Mikey ragu.

Dokter itu langsung mengerti bahwa anak ini hidup dalam tekanan. Maka ia menyetujuinya. "Boleh. Tapi kalau ada apa apa, kau boleh datang kesini. Aku akan merawat mu. Tidak perlu mengkhawatirkan biaya. Aku sudah sangat kaya kok" katanya sambil tersenyum.

"Terimakasih banyak dokter" kata Mikey sambil membalas senyuman itu.

Dokter itu mengantarkan Mikey ke sekolahnya. Tapi diluar dugaan, rem mobil tersebut tidak berfungsi. Dokter berusaha tenang dan berputar putar sambil berharap bensinnya habis. Mikey malah curiga kalau dokter ini adalah pedofil dan ia akan membawa Mikey.

"Ehm.. kita.. kita mau kemana? Ini bukan jalan kesekolah" Tanya Mikey ragu. Ia meremas celananya untuk menyalurkan rasa takutnya.

"Eh.. iya.. aku hanya—"

DUARR

Tak disangka, mobil itu meledak. Dokter dan Mikey terpental dan seluruh badan mobil berserak kemana mana. Orang orang mendekat dan merekam. Tidak ada yang berani menyelamatkan 2 manusia yang terkapar itu.

Beberapa abad kemudian, ambulans datang atas panggilan seseorang yang memiliki otak. Mereka mengecek denyut nadi seorang anak dan seorang dewasa itu. Tidak ada. Ternyata mereka sudah tak bernyawa. Sepertinya langit juga ikut bersedih. Maka hujan badai turun (anjay) petir bergemuruh dimana-mana. Banyak reporter yang melaporkan kejadian.



---


"Mikey pulang jam berapa ya.. nonton dulu aja lah" Izana sudah pulang. Sekolahnya kebanyakan free les, jadi ada beberapa jam yang diangkat dan akhirnya muridnya cepat pulang.

"Sebuah kecelakaan terjadi sore ini jam 16.00 di Jalan Wibu Sepuh. Diduga korbannya adalah anak bungsu dari pengusaha Sano dan seorang dokter kelas atas bernama Hajime Kokonoi"

"ANJING" reflek teriak Izana.

"Hei mulutnya" kata Noelle dari belakang.

Izana berlari ke dapur dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Dia menarik narik baju Noelle dan memaksanya keruang tengah untuk melihat apa yang di TV.


---

3 days later.

---


Semua sedang mengelilingi batu nisan yang bertuliskan Sano Manjiro. Mereka semua menangis. Apalagi Draken dan Noelle. Noelle sampai sampai memeluk nisan itu. Ibunya Mikey menjambak rambutnya frustasi. Ayahnya menahan tangis demi menenangkan istrinya.

Sedangkan ditempat Koko, hanya Inui yang menangis.

















Tamat :3

Makasih banyak dan mohon maaf.
Makasih karena udah nungguin lanjutnya book ini. Mohon maaf sebesar-besarnya karena endingnya maksa. Soalnya aku udah ga punya ide lagi. Sekali lagi maaf ya teman-teman

Mental IllnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang