7

32.7K 4K 71
                                    

Tak lama kemudian Oswald membawa beberapa pot bunga,dia meletakkan di depan Shaenette.

"Ayo kita menanam bunga"ucap Shaenette.

"Baik,nona Shaenette"ucap Pamela.

Shaenette dan Pamela mengambil tanah yang sudah di cangkul si Oswald,tapi tiba-tiba seekor cacing tanah muncul.

"HUWAAA MAMA ADA CACING TANAH"teriak Shaenette langsung memeluk Pamela.

"Ada apa ini ?"ucap Kaivan yang baru saja datang ke tempat itu.

"Ada cacing tanah hiks...hiks..."ucap Shaenette sambil menangis sesenggukan.

"Kau takut dengan cacing tanah ini ?"tanya Kaivan tidak percaya yang sudah memegang cacing tanah tersebut.

"Jangan bawa ke sini,aku trauma dengan cacing tanah"ucap Shaenette.

Kaivan yang kasihan melihat Shaenette ketakutan melihat cacing tanah tersebut,pria itu langsung membuang cacing tanah itu.

"Sudah di buang, biarkan pelayan pribadi mu saja yang melakukan hal ini"ucap Kaivan.

"Yang di katakan oleh tuan muda Kaivan itu ada benarnya,nona Shaenette"ucap Pamela.

"Tapi aku juga mau menanam bunga"ucap Shaenette.

"Nanti kau akan menemukan cacing tanah lagi"ucap Kaivan.

"Baiklah kalau begitu, kalian berdua tanam bunga ini ya"ucap Shaenette.

"Baik,nona Shaenette"ucap Pamela dan Oswald.

Pamela dan Oswald menanam bunga tersebut sedangkan Kaivan dan Shaenette melihat kedua orang itu.

"Ku dengar dari tangan kanan ku,kalau kau tadi siang ke pasar"ucap Kaivan.

"Iya,aku memang ke pasar"ucap Shaenette.

"Kenapa tidak pakai kereta kuda?"tanya Kaivan.

"Aku tidak suka pakai kereta kuda"ucap Shaenette.

"Bulan depan usia mu 17 tahun dan juga acara debutante mu"ucap Kaivan.

"Terus ?"tanya Shaenette.

"Papa berencana untuk membuat acara pesta ulang tahun mu dengan meriah, apalagi kau akan di perkenalkan ke semua orang"ucap Kaivan.

"Aku tidak terlalu suka pesta ulangtahun yang meriah,aku hanya ingin sederhana saja. Apalagi aku ini hanya anak haram Grand Duke Jefferson"ucap Shaenette.

"Aku tidak mau nama baik keluarga Wellington akan tercoreng oleh ku, tolong abaikan ku seperti dahulu karena aku tidak suka hal yang penuh kepura-puraan"lanjutnya sambil menatap kearah Kaivan.

Kaivan terdiam mendengar perkataan Shaenette, karena dia terkejut melihat perubahan sifat Shaenette yang cepat berubah.

Shaenette meninggalkan tempat itu sedangkan Kaivan menatap kepergian Shaenette dengan tatapan sulit diartikan itu.

Pamela dan Oswald hanya diam saja mendengar pembicaraan kedua saudara tiri tersebut, karena mereka tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan ini.

'kasihan sekali nona Shaenette,saya  akan terus mengabdi kepada nona Shaenette sampai akhir hayat saya'batin Pamela.

'nona Shaenette,saya berjanji akan terus mengabdi kepada nona sampai akhir hayat saya'batin Oswald.

"Kalian berdua jagalah Shaenette sebaik mungkin"ucap Kaivan.

"Baik, tuan muda Kaivan"ucap kedua orang itu.

Kaivan meninggalkan tempat itu sedangkan Pamela dan Oswald melanjutkan menanam bunga ke dalam pot tersebut.

Di sisi lain...

Shaenette sedang membuat makanan untuk makan malam nanti,tapi tiba-tiba terlihat seorang pria tampan menghampiri Shaenette. Pria tampan itu adalah Alvean Gustavo  Sang tangan kanan Grand Duke.

"Salam nona muda Shaenette,semoga dewa Maddox melindungi anda"ucap Alvean.

"Langsung to the point saja"ucap Shaenette.

"Tuan Jefferson mengundang anda ke kediaman utama untuk makan malam bersama"ucap Alvean.

"Aku menolak"ucap Shaenette.

"Tapi nona muda Shaenette"ucap Alvean.

"Apakah dia akan memenggal kepala mu,kalau aku menolaknya ?"tanya Shaenette Langsung menatap kearah Alvean.

"Tidak,nona muda Shaenette"ucap Alvean.

"Aku kira si tuan Grand Duke akan memenggal kepala mu kalau aku menolaknya,eh ternyata nya tidak. Kalau begitu pergilah"ucap Shaenette.

"Karena aku tidak mau mereka kehilangan nafsu makan saat aku di sana, apalagi aku hanya anak haram di keluarga ini"lanjutnya.

"Nona muda Shaenette,anda bukan anak haram di keluarga ini"ucap Alvean.

"Benarkah ? Ahahaha...mana ada anak kandung di asingkan,yang ada tuh anak haram atau anak aib yang di asingkan"ucap Shaenette nangis karena dia sedang mengupas bawang merah.

"Pergilah tuan Alvean, sebelum aku melemparkan pisau ke arah mu"lanjutnya.

Alvean meninggalkan tempat itu sedangkan Shaenette kembali fokus mengupas merah,bahkan mata gadis itu mulai berair karena bawang merah itu.

Tak lama kemudian Alvean pun tiba di ruang kerja milik Grand Duke Wellington yaitu Jefferson.

"Semoga tuan Jefferson selalu di lindungi oleh Dewa Maddox"ucap Alvean sambil berlutut ala bangsawan.

"Berdirilah"ucap Jefferson.

Alvean pun berdiri di hadapan Grand Duke Jefferson.

"katakan pada ku, Apakah anak itu menerima undangan ku ?"ucap Jefferson.

"Nona muda Shaenette menolak,tuan Jefferson"ucap Alvean.

"Panggilkan Bryan untuk menghadap ku"ucap Jefferson.

"Baik,tuan Jefferson"ucap Alvean.

15 menit kemudian...

Bryan sekarang sudah berada di ruang kerja milik Grand Duke Jefferson,dia melihat papa nya itu sedang sibuk mengurus berkas-berkas itu.

"Apa yang ingin papa bicarakan dengan ku ?"tanya Bryan.

"Bawa Shaenette untuk makan malam bersama kita"ucap Jefferson.

"Aku tidak yakin kalau kak Shaenette menerima permintaan ku,tapi aku akan usahakan kak Shaenette akan ikut makan malam bersama kita"ucap Bryan.

"Apakah kau sudah mengatakan kepada Shaenette bahwa lusa ada festival perburuan hewan di hutan ?"tanya Jefferson.

"Sudah,papa"ucap Bryan.

"Baiklah kalau begitu,kau boleh pergi"ucap Jefferson.

Bryan meninggalkan tempat itu dan dia langsung menuju ke kediaman Rose tempat di mana kakak perempuannya itu tinggal.

TBC...

ADIK SECOND MALE LEAD YANG BARBAR||OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang