13

574 88 7
                                    

Ketika Felix turun dari pesawat dia keluar melalui lorong VIP. Begitu dia sampai di pintu keluar, dia sangat kaget melihat minho yang sudah terlebih dulu menunggunya.

Kenapa dia cepat sekali?

Felix hanya terus berjalan tanpa memperdulikan minho, tapi begitu dia melewati minho, lengannya di tahan dengan kasar.

"Berani sekali kamu meninggalkan aku? Aku benar-benar akan menyetubuhimu sampai mati."

Felix bisa mendengar suara minho yang terlihat kesal, tapi itu malah bgus untuknya, jika minho sedang tidak bahagia justru Felix merasa senang. Dia tersenyum dan berkata, "hyung, teknik bercinta mu sangat payah dan kamu bilang ingin meniduri ku sampai mati? Sebaiknya kamu berlatih dulu baru mengatakan hal itu padaku." Felix tersenyum sombong, melempar barang bawaannya kearah minho dan pergi keluar.

Minho mendengus kesal tapi dia tetap mengambil barang Felix dan mengikutinya dari belakang.

Setelah mereka sampai di apartemen , Felix mengambil koper miliknya dan masuk kedalam tanpa menoleh ke arah minho.

"Kamu sangat tidak tahu berterimakasih ya?? Aku sudah baik hati menjemput dan mengantarmu pulang, tapi kamu meninggalkan aku begitu saja diluar?"

Felix sedikit berbalik dan tersenyum, "aku tidak pernah memintamu, dan juga aku nggak rela kalau rumahku dimasuki manusia sampah sepertimu." Setelah berkata begitu, Felix langsung masuk dan menutup pintunya.

Minho bersandar di pintu mobil sambil menghisap sebatang rokok.

Tadi kembalinya dari membeli pakaian, dia sangat panik karena tidak melihat Felix di dalam kamar dan juga di kamar hotel nya. Dia langsung menelpon hyunjin dan memintanya menggunakan pesawat keluarganya untuk mengantarnya ke seoul. Dia ingin tiba lebih dulu dan langsung mematahkan kaki bocah itu.

Tapi setelah dia bertemu Felix kemarahannya hilang begitu saja.

Bagaimana bisa aku menjadi lemah hanya karena dia???





........


Felix meminta cuti selama dua hari untuk beristirahat, dia sudah memaksa dirinya yang belum sehat kembali dari busan dan sekarang kondisinya semakin buruk.

Meskipun begitu dia tidak menghentikan dirinya untuk pergi ke bar dan minum banyak alkohol.

Akhir-akhir ini dia merasa sangat stres, tentu saja siapa yang nggak akan stres. Ini adalah pertama kali dia di lecehkan seperti ini. Dia memang gay tapi minho lah yang pertama memasukinya dari belakang.

Semakin lama dia semakin mabuk, kesadarannya pun semakin hilang. Hingga akhirnya minho yang entah datang dari mana menarik Felix keluar dari bar sambil mengomel, "kamu masih sakit tapi sudah minum alkohol ya? Apa kamu sudah bosan hidup? Liat, kamu jalan aja nggak sanggup."

"Lepas!!! Aku bisa jalan sendiri, siapa yang mabuk, aku nggak mabuk tuh."

"Nggak mabuk mulutmu!." Minho memasukan Felix kedalam mobil dan mengantarnya pulang.

Terakhir kali dia masuk kedalam apartemen Felix, saat dia mengamuk. Waktu itu dia terlalu emosi dan tidak bisa menahan dirinya. Tapi setelah dipikir-pikir, ada baiknya juga dia mengamuk dulu, jadi Felix mengganti semua dekorasi rumahnya.

Minho membawa Felix kekamar dan melemparkan tubuhnya keranjang.

Merasa nyaman, Felix menarik selimut dan bergumam tidak karuan, "kamu bisa pergi sekarang."

Minho menarik selimut dan menarik tubuh Felix hingga dia duduk, "kamu bau alkohol, sebaiknya kamu mandi sebelum tidur."

"Nggak mau... aku nggak mau mandi." Felix mendorong minho dan kembali berbaring, "hyung... hyung cepat matikan lampunya. Lixie mau bobok... hehehe."

RivalOù les histoires vivent. Découvrez maintenant