8. 🕊️ Debaran Tak Biasa🕊️

52 4 4
                                    

بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

🕊️🕊️🕊️

•~Terkadang ada masanya kita merasakan bahwa kitalah yang paling terluka di dunia ini. Kita tidak peduli dengan luka orang lain, sebab saat itu kita hanya merasakan pedih yang kita rasa tanpa sempat memikirkan luka orang lain~•

🕊️🕊️🕊️

Alea mengigit bibir bawahnya sambil mengetukkan jari telunjuk di pinggiran ponselnya. Masih ragu apakah dia benar-benar harus menghubungi nomor lelaki bernama Avta itu atau tidak sama sekali.

Sudah hampir lima belas menit lamanya Alea menatap layar ponselnya. Dia sudah menyimpan nomor Avta. Sekarang dia bisa melihat jelas foto profil WhatsApp Avta. Bibir Alea mengukir senyum.

Baiklah, Alea tidak akan menunda untuk mengirim pesan kepada laki-laki itu.

"Hai."

Alea semakin cemas karena tidak ada balasan dari Avta. Tiga menit kemudian Alea melihat bahwa pesannya sudah dibaca oleh Avta dan menginformasikan bahwa Avta sedang mengetik pesan untuk membalasnya.

"Iya?"

"Ini aku, Alea. Aku udah terima paket dari kamu."

"Oh ya? Gimana? Kamu suka sama bonekanya?"

"Suka. Makasih ya."

"Syukurlah. Gimana kondisi kamu sekarang?"

"Baik."

"Oh iya, kamu baca surat aku?"

"Baca."

"Oke. Udah selesai makan? Makan yang banyak biar cepat pulih."

"Iya."

"Oh iyaa besok aku mau fisioterapi. Kamu mau nemenin?"

"Tentu. Pasti aku bakal nemenin kamu, memangnya mau berangkat ke rumah sakit jam berapa? Besok aku pagi-pagi langsung ke sana."

"Boleh, pagi aku udah berangkat. Makasih ya udah mau nemenin."

"Nggak usah bilang makasih, Alea. Bagaimanapun aku akan bertanggung jawab sampai kamu sembuh. Sekalian, kita berteman. Kamu mau kan?"

"Iya."

Alea kembali meletakkan ponselnya. Ini memang terasa sangat aneh sekali. Alea belum pernah merasakan debaran aneh seperti ini. Saat ini detak jantungnya sama sekali tidak beraturan. Alea sangat bingung apa yang terjadi pada dirinya. Namun saat chattingan dengan Avta seperti sekarang membuatnya merasa sangat bahagia.

Tidak lama setelah itu Naumi datang membawa sepiring Nasi dan segelas air putih di atas nampan. Menatap curiga ke arah sang putri karena Alea terlihat senyum-senyum sendiri.

"Kenapa nih, kok anak Mama senyum-senyum sendiri. Pasti karena Arka nih." tebak Naumi. Dia duduk di pinggiran ranjang sambil memangku makanan yang dia bawa.

"Dih, mama Sok tau. Mana pernah Arka bikin aku senyum-senyum begini, yang ada dia bikin aku emosi terus, Ma."

"Jangan kayak gitu, nanti kalau dia jadi jodoh kamu gimana?"

"Ah mama, apaan sih. Jangan dong, masa nikah sama sahabat sendiri, nggak enak, nggak ada rasanya."

Kedua mata Naumi melotot kaget, tapi beberapa detik kemudian perempuan itu terkekeh pelan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

METAMORFOSAWhere stories live. Discover now