18. Kerusakan Sekolah dan Lomba

27 11 0
                                    

   Ruangan UKS terdapat 4 anak yang terbaring di brankar termasuk diriku. Jesse, pemuda api tersebut masih tertidur pulas untuk memenuhi kekuatan yang terkuras. Aku yang seharusnya memenuhi kekuatan, namun, kondisi fiksi ku tiba-tiba melemah jadi rambut penyembuh Zulfa yang kini menjadi peran utama.

   Mas Daniel menghampiriku, berkata,"kau ini terlalu bersemangat sampai tidak bisa mengendalikan kekuatanmu sendiri. Jadi sakit kan."

"Maaf, mas. A-a-aku memang bo—itai! Kepalaku!" kataku lirih dan ingin meruntuki diri sendiri segera Mas Daniel menyentil dahiku.

   Aku yang kehabisan mana kekuatan over power menjadi rada pusing akibat sentilan pelan Mas Daniel ke dahiku. Bola mataku berputar dan sedikit memejamkan mata karena pusing. Mas Daniel melipat kedua tangan di dada.

"Jangan meruntuki dirimu sendiri, Atma! Aku nggak suka. Tapi," katanya tersenyum tipis dan menyentuh kepalaku membuat dahi berkerut samar,"kepalamu agak panas." lanjutnya.

"Ish. Bagaimana aku nggak panas? Mas tadi menyentil kepalaku, sakit." jawabku sedikit ngambek. Kemudian tertawa kecil.

"Atma. Sepertinya kekuatanmu terlalu banyak berkurang deh. Aku bisa merasakannya." kata Zulfa yang mengobati lukaku, luka Haku dan juga Alvin.

"Benarkah?" tanyaku balik ke Zulfa.

Haku melirik ke arahku mata ketua sayu setelah aku mengirimkan kekuatan penuh di tubuh Haku.

"Yang dikatakan Zulfa benar. Kekuatanmu melemah sekali tapi aku yakin, kamu bakal sehat kembali, Atma." kata Haku lirih masih bisa ku dengar secara jelas. Kebetulan brankar ku dengan Haku bersebelahan.

"Ini seperti tahun lalu. Kau yang tidak sengaja menyalurkan energi sedikit di kekuatanku saat melawan bayangan hitam di koridor bersama Dewa." Fian Xian Lu membuka suara membuat Mas Daniel mengangkat alisnya ada keraguan di sana.

"Apa itu benar?" tanyanya menoleh ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum tipis bahwa ucapan Fian Xian Lu sangatlah benar. Tubuhku sampai tidak bisa bergerak sangat lemah.

Mungkin kelemahan ku ada di sana dan tidak ada kekuatan yang benar-benar sempurna. Semuanya pasti ada kelemahan bahkan kekuatan paling kuat sepertiku over power. April menghela nafas kasar dan duduk di sebelah brankar Haku, ia membuka suara kalau Yuli tidak masuk sekolah hari ini.

April tadi sebelum menuju ke mading dan Alvin menyentuh kertas teror Black Hawk. Ia mengirimkan kekuatan gambar berupa burung merpati, ia bisa merasakan dan melihat dari gambaran tersebut.

"Yuli berada di rumah sekarang. Raut wajahnya nampak khawatir dan bertanya-tanya. Aku dengar, dia sangat rindu dengan sahabatnya di Korea Selatan. Mengingat ia kemarin pingsan karena pengurangan kekuatan kan." kata April menggambarkan perasaan Yuli melewati burung merpati yang mungkin berada di rumah gadis itu.

Pandangan April nampak kosong, ia seperti meneropong melihat aktivitas Yuli di rumah. Aku hanya diam sejenak, tidak tahu menahu harus melakukan apa. Ini tidak beda tipis bukan dengan apa yang dirasakan oleh Jesse.

Belum sempat aku membuka suara Jesse terdengar, berkata,"ada dua pilihan yang dimiliki oleh Yuli sekarang." katanya membuat pasang mata mengarah ke arah Jesse yang masih terbaring menatap atap UKS.

Aku menoleh ke kiri mengamati Jesse. Dalam hatiku, aku bersyukur banget kalau Jesse sudah sadar dari pingsannya. "Dia rela tidak yang dulunya kawan menjadi lawan. Ini sama halnya aku dengan Lily, aku tidak percaya kalau sekarang aku adalah lawannya. Bukan sahabatnya lagi." kata Jesse sedih.

  Tangannya mulai mengepal berusaha untuk tidak sedih mengingat sahabatnya masuk ke organisasi hitam dan melawannya. April menatap Jesse berkata,"dia sepertinya terpaksa melakukan itu."

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang