59. Sesuai Rencananya Yada dan Munculnya Yatsu

17 7 4
                                    

Seorang pemuda bertekuk lutut dan membungkukkan badan memberikan hormat pada Tuan Yuta bahwa ia telah membunuh penyusup yang masuk dalam markas selama ini. Raut wajah Yuta sudah memerah karena amarah, tidak menyangka kalau Sadam adalah penyusup yang sukses masuk ke dalam sini selama seminggu lebih.

  Seharusnya Yuta tidak perlu basa basi lagi saat dia membisikkan sesuatu di telinga, Sadam di lab sandra itu. Disisi lain, anak dari Eliza mati satu secara tidak sadar, Yuta merasa senang di dalam hatinya. Yang terpenting, anak emasnya Arnius dan juga Ariuz tidak berpengkhianat dari organisasi hitam ini.

"Bagus, Ariuz. Kau berhasil membunuh musuh dan pastikan data-data yang ia kumpulkan tidak dikirim ke anggota kepolisian!" kata Yuta ke Yada.

"Tentu saja, hal itu tidak akan pernah terjadi dan seratus persen aman, Tuan." kata Yada masih menunduk dan tidak berani mendongak melihat Yuta.

  Kazuki tersenyum dan dugaan ia selama ini adalah benar mengenai Sadam yang gerak-geriknya mencurigakan selama bertugas disini. Pria itu bangkit berdiri dan melihat ke arah Yuta, berkata,"sebaiknya kita harus berhati-hati mengenai kejadian ini. Pasti seluruh anggota sudah tahu, kalau ada salah satu dari mereka adalah penyusup. Aku takut..."

"...kalau nanti ada pengkhianat disini." lanjut Kazuki ke Yuta.

  Dalam hati Yada merasa kesal pada tangan kanan Yuta. Ia mencoba mengelabuhi tuan untuk bertindak lebih jauh atau mungkin malah memperburuk keadaan. Jujur, Yada tidak tega kalau melihat Atma sedih mendengar kalau kakaknya. Dengan cepat, Yada mengusir pikiran itu, setidaknya rencana yang ia susun bersama Arnius, tidak keluar dari garis merah akibat Kazuki.

Yuta menoleh ke arah Kazuki. "Tidak akan ada pengkhianat disini, Zaza Chan. Hanya serangga kecil yaitu penyusup." kata Yuta membuat Kazuki menghela nafas kasar, tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu tuan." kata Kazuki menundukkan kepala memberikan hormat ke Yuta.

"Ariuz. Kau kembali lah dan menjalankan tugasmu. Kalau bisa, bawa Atma disini agar aku bisa mencari anak beruntung itu!" ucap Yuta dan Yada memberikan hormat sekali lagi ke Yuta, kemudian pergi.

Yuta ingin sekali rencananya yang ia susun begitu lama dan tidak akan gagal dengan cara yang mudah. Meski murid 1-E itu berusaha memberontak dan Yuta juga masih bisa memaafkan Dewa yang belum bisa menculik Atma. Maka Yada yang akan bertindak.

'Aku harap, Ariuz bisa membawa Atma disini. Karena kekuatan hebat untuk menemukan anak beruntung itu dan mengalahkannya. Di gadis itu karena percaya, sifat terpendamnya akan membangkitkan sosok lain dari kekuatan over power waktu itu.'—batin Yuta tersenyum jahat.

   Ruangan yang sepi dan hanya ada satu pemuda saja yaitu Yada. Ia menitihkan air mata di ruangan penuh kegelapan dan hanya ada cahaya sedikit dari lampu usang, yang sebentar lagi lampu itu akan mati. Tetesan air menetes membuat titik di atas meja.

      Kemudian, pemuda itu tertawa terbahak-bahak setelah menangis. Tahu, ini gila tetapi itulah yang terjadi. Yang awalnya menangis dalam waktu sekejap disusul tawa gila merasuki tubuh Yada. Ia menutup sebelah mata dengan tangannya, berkata,"Baka!"

"Semakin kesini, aku semakin tahu. Dari ribuan anggota yang patuh pada tuan ada salah satu anggota yang sok berkuasa. Padahal dia bukan raja organisasi ini. Hahaha." kata Yada seperti orang gila.

"Aku tidak menyangka. Kehidupanku yang suram dan juga pedih berada disini. Dan juga, gara-gara aku, sekolah yang ditempati oleh Atma kacau balau, kini berusaha bangkit lagi. Aku melakukan itu semua karena tuan. Tetapi saat menjemput adik di akhir—"

   Pemuda itu membayangkan wajah Atma saat selesai melawan musuh tidak berguna yaitu musuh memiliki kekuatan peniru dan itu adalah dirinya, Yada. Jika itu Yada asli dan kalah dengan cara seperti itu. Yada akan kecewa banget dengan kehidupannya selama ini. Untung saja, dia hanya menjemput Dewa dan tahu, wajah Atma.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang