25. BANGSAT

1.2K 66 5
                                    

haii!!

maafin yaa author sibuk kemarin-kemarin abis ujian sekolah

jadi ga sempet buat bikin cerita nya

kalian nungguin lamaa nie?

lets enjoy to my story..

°happy reading°

Setelah bertamu ke rumah keluarga gentarez, tak di sangka Lova sesampai di rumah nya di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang sangat ia rindukan selama ini. Awalnya ia sempat kesal karena orang itu tidak dulu mengabari nya datang ke Indonesia. Tapi setelah mendengar penjelasan nya Lova mengerti, orang itu sengaja supaya ini jadi surprise buat Lova.

Satria Levin Millano. Seorang anak pertama keluarga Millano, ya lelaki itu kini berada di Indonesia, dengan sangat tiba-tiba. Bahkan Zara, Mommy-nya sendiri juga tidak di kabari oleh lelaki berparas tampan bermata biru itu.

Tentu saja Zara juga sama kaget dan kesal nya seperti Lova. Jika tau kalo Satria bakal pulang ke Indonesia, ia pasti akan menyambut kedatangan nya dengan serapih mungkin.

Kini Lova dan Satria tengah berbincang santai menikmati angin malam yang berhembus menerpa kulit.

"Menurut kamu seru di Rusia atau di sini, Indonesia?" Satria bertanya pada Lova seraya menikmati secangkir kopi, mereka berdua kini sedang berada di balkon atas rumah.

"Emm actually, suasana nya lebih enakan di sini sih"

Satria mengangguk mengerti, hal wajar Lova lebih nyaman tinggal di sini, karena Indonesia tempat kelahiran nya. Berbeda dengan dirinya yang lahir di Rusia.

"Wajar aja sih, kan kamu lahir nya di Indonesia"

Lova berdehem sambil menikmati segelas susu. Walaupun lebih lama tinggal di Rusia, tapi Lova menyadari bahwa di Indonesia suasana nya lebih terasa nyaman, orang ini tanah kelahiran nya. Meskipun blasteran ada darah Rusia.

"Bangsat, mau keliling Jakarta nggak?"

Satria mendelik sinis ke arah Lova yang mulai memanggil nya dengan sebutan bangsat. Ohh, Satria tidak sekudet itu untuk tidak mengetahui arti kata bangsat, kalo di Indonesia si itu adalah sebuah umpatan kasar.

Lova tersenyum sambil menaikkan kedua alis nya, Satria menyentil dahi Lova, gadis itu meringis kecil merasakan sentilan di dahi nya.

"Gausah mulai manggil Abang, Bangsat"

"Lah kenapa? suka-suka dong!"

"Aneh aja. Yang lain kek, contohnya kayak Bang tampan, gitu. Aesthetic dikit dong ah!" protes Satria tidak terima jika terus di panggil Bangsat oleh adik nya. Gak ada unsur keindahan yang ada kejelekan.

"Terserah Lova dong, mulut-mulut Lova wew" Lova memulai aksi ketengilan nya.

"Up to you" pada akhirnya Satria lagi-lagi mengalah untuk kesekian kali nya lebih.

"Besok kamu sekolah?" tanya Satria dan Lova mengangguk untuk menjawab.

"Abang anterin mau?" Lova berpikir sejenak sebelum menyetujui. Bukan ide yang buruk juga, boleh deh Abang nya nganterin ke sekolah untuk pertama kali.

"Boleh" jawab nya.

"Bang, besok keliling Jakarta pake motor ya?" pinta Lova.

"Biar apa emang?"

"Biar seneng. Percaya deh, keliling kota pake motor itu lebih enak dan leluasa"

"Nggak percaya ah. Kan kamu bukan Tuhan"

REGALOVAWhere stories live. Discover now