EMPAT BELAS

2.7K 278 9
                                    

Aku tidak bisa menggenggamnya, namun aku juga tidak bisa melepasnya

Adel berjalan membelah koridor menuju parkiran, banyak pasang mata yang menatapnya kagum, Banyak orang yang ingin menjadi pacarnya, namun Adel mengacuhkannya. Ia tidak suka di kejar, kecuali kalau orangnya Ashel.

Adel menghentikan langkahnya saat melihat seseorang sedang menatap ponselnya dengan cemas.

"Kenapa?" Tanya Adel saat ia menghampiri wanita itu.

"Handphone gue mati, jadi nggak bisa pesen ojol"

"Mau bareng gue?" Tawar Adel

Wanita itu tidak menjawab, ia masih memperhatikan wajah Adel yang sedikit berkeringat. Menurut marsha wajah Adel itu berbarengan cantik dan tampan. Dan antara kecantikan dan ketampanan wajah Adel setiap hari bertambah dari biasanya.

"Kenapa lo bengong? Bareng gue aja yuk!" Ajak Adel.

Wanita itu mengangguk

"Tadi sama cewek sekelas, sekarang udah pindah lagi" tidak ada hujan tidak ada angin, tiba tiba Ara dan Oniel datang. Tidak apa jika kedatangan mereka membuat suasana lebih tenang. Sindiran Ara membuat raut wajah marsha berubah, Adel mengumpat dalam hati. Jika Ara di ciptakan menjadi daging, sudah adel pastikan ia akan menjadi orang pertama yang memakannya.

"Kalo banyak cewe mah gampang yah! Bosen sama yang ini, tinggal nyari lagi" kekeh sekaligus ejek Oniel

"Lo berdua siapa, ya? Kok gue nggak kenal" dusta Adel sembari memijit pelipisnya, padahal ia sedang memecah kecanggungan.

"Yang udah punya inceran baru, lupa sama temen" dumel Ara.

Adel berdecak sebal, bagaimana ia bisa mendapat pacar jika setiap pdkt, Adel selalu di ejek begini.

Adel menarik tangan marsha untuk menjauh dari dua makhluk aneh itu, jika berlama lama bersama mereka, bisa jadi Adel akan mati kutu.

"Lo nggak usah dengerin mereka! Anggap aja ulat" jelas Adel saat sudah sampai di parkiran

Marsha mengangguk setuju, walaupun pikirannya terasa terganggu dengan ucapan kedua teman Adel. Ada hal aneh yang menyelimuti perasaannya saat ia tahu adel tidak hanya mendekatinya tapi mendekati wanita lain juga.

"Gue di sini bukan mau ngeliat lo bengong" gumam Adel mampu membuat marsha mengalihkan pandangan padanya

Marsha tersenyum kaku

"Yuk!" Ajak marsha

***

"Kalo makan jangan cepet cepet" peringat Gita

Ashel yang sedang memakan bakso langsung menatap gita dengan sendu, perut Ashel sedari tadi meronta ronta meminta makan dan saat melihat bakso di depannya membuat perutnya tak bisa menahan diri.

"Baksonya enak" tutur Ashel di sela sela kunyahannya

Saat bel pulang terdengar gita langsung mengajak ashel untuk makan bersama, akhir akhir ini mereka jarang menghabiskan waktu bersama karena kesibukannya menjadi ketua tim futsal.

"Bahagia banget sih, pacar aku" gemas gita lalu mencubit kedua pipi Ashel.

Ashel langsung menepis tangan gita

"Sakit tau" dumel Ashel

gita hanya terkekeh

"Mau sekalian bungkus? Buat mamah sama dava?" Tanya gita, karena jarang menghabiskan waktu bersama kekasihnya membuat gita juga jarang bertemu dengan calon mertua dan adik iparnya itu. Membawakan bakso untuk mereka adalah bukti jika gita masih mengingat mertuanya.

Pesan TerakhirWhere stories live. Discover now