TIGA PULUH

2.3K 232 5
                                    

Bila mencintaimu adalah sebuah ilusi. Maka ijinkan aku berimajinasi selamanya

Ashel pagi pagi sekali sudah berdiri di rumah Adel dengan menenteng kantong keresek yang berisikan bubur. Karena pintu tak kunjung di buka akhirnya Ashel menerobos masuk, toh Adel juga di rumah selalu sendirian. Tanpa ashel duga ternyata ada seorang perempuan tengah memasak di dapur, ashel mengernyit bingung. Saat wanita itu berbalik, sama halnya dengan ashel wanita itu terperanjat ke belakang.

"Assalamu'alaikum.. Maaf tadi main masuk aja, soalnya ngetuk pintu gak ada yang buka" Ujar Ashel sopan namun masih terlihat gugup.

"Kamu siapa ya?" Tanya perempuan itu.

"Aku Ashel tante"

"Temen Reva?" Tanya wanita paruh baya itu lalu meletakan piring di meja yang berisikan nasi goreng.

"Iya tante. Maaf tan, tapi tante siapa ya?" Tanya Ashel hati hati takut menyinggung.

"Oh tante itu mamahnya Reva"

Ashel semakin di buat bingung. Bukan kah mamah Adel mamahnya Gita juga? Tapi kenapa saat dulu ia berkunjung kerumah Gita, bukan wanita ini yang ia temui.

"Tante calon mamah barunya" Jelas bu Bella.

Ashel hanya mangut mangut.

"Reva ada di kamarnya. Belum bangun, mungkin kalo kamu yang bangunin bisa langsung bangun dia" Canda bu Bella.

Ashel hanya tersenyum malu. "Gak usah tan, aku kesini mau ngasih ini buat Reva" Tolak Ashel sembari meletakkan kantong keresek itu di atas meja.

"Emang gak mau berangkat sekolah bareng?" Bua Bella menatap Ashel dari atas sampai bawah. "Kamu udah rapih pake segaram loh, gak niat mau bangunin?"

Ashel gelagapan sendiri. Tiba tiba pintu kamar atas terbuka membuat dua orang yang di bawah menoleh ke atas. Adel menuruni anak tangga satu persatu dengan rambut yang acak acakan dan wajah yang kusam. Adel masih belum menyadari kehadiran dua wanita itu. Saat ia berjalan menuju dapur, baru ia tersadar.

"Loh. Kalian kenapa ada di sini?" Tanya Adel serak khas orang baru bangun tidur.

"Tante di suruh papah buat nemenin kamu disini sekaligus masakin buat kamu, latihan jadi mamah yang baik" Ujar bu Bella mantap.

Adel mengacuhkannya, ia mengambil gelas dan berjalan menuju lemari es untuk mengambil air dingin.

Adel melirik Ashel yang sedari tadi hanya diam tak bergeming. Yang membuat Adel heran kenapa gadis itu pagi pagi sekali kerumahnya dengan memakai seragam sekolah. Padahal ia berniat bolos hari ini.

Adel meletakan kembali gelas yang sudah ia minum lalu berjalan mendekati ashel dan menarik tangannya untuk pergi keluar.

"Duluan tante" Pamit Ashel saat ia sedang di tarik paksa Adel.

"Lo kenapa sih tarik tarik gue? Kasar banget!" Sewot ashel ketus. Ia langsung melepas cengkraman lengan Adel yang ada di tangannya saat mereka berada di depan pintu.

"Kenapa lo ke sini?"

"Emang kenapa gitu? Lo ngarep cewek lain yang datang?" Tanya Ashel sinis.

Adel menghela nafas pelan. "Bukan gitu. Kenapa harus pagi pagi banget? Lo kangen?"

Ashel memicingkan matanya. "Lo kenapa gak bilang sih kalo punya nyokap baru" Mengalihkan topik.

Adel berdecak sebal. "Tadinya gue mau bilang tapi udah ketahuan"

Ashel hanya mangut mangut. "Lo udah sembuh? "

Adel mengangguk. "Seperti yang lo liat sekarang. Gue baik berkat lo"

Pesan TerakhirWhere stories live. Discover now