Berulah

32.1K 4.2K 272
                                    

Baru saja Gaia memasuki kelas, semua mata sudah tertuju padanya. Begitupun dengan Maudy dengan rambut acak-acakan menatap Gaia dengan emosi yang menggebu-gebu. Gaia tau emosi itu tidak di tunjukkan untuknya, maka dari itu Gaia penasaran dengan apa yang terjadi.

"Lo kenapa?" Tanya Gaia tenang.

"Jangan bilang lo nggak tau keributan tadi?!" Balas Maudy emosi. Gaia mengernyit penasaran

"Si Anna buat keributan tadi pagi."

"Itu si munafik sok ngaku-ngaku adiknya Gabriel. Kesel banget gue!"

"Mana ngibulnya dia adik Gabriel yang hilang bertahun-tahun. Gue nggak terima ya sekarang nama belakangnya ada marga Xavier nya!"

"Puas banget gue jambakin rambut si Annanjing tadi."

"Tapi kayaknya kita bakal di panggil ke BK deh."

Suara sahut suara teman sekelasnya sontak mengubah ekspresi Gaia menjadi sangat dingin, hingga membuat mereka terdiam. Bahkan Maudy sekarang yang panik memikirkan apa yang akan dilakukan Gaia selanjutnya.

"Gaia lo panggil ke BK!"
Ucap seorang siswa dari arah pintu masuk. Gaia menoleh dengan tatapan dinginnya membuat orang itu kikuk sendiri. Dan beberapa siswi yang membully Anna termasuk Maudy pun kaget dan bertanya tanya mengapa Gaia yang dipanggil bukan mereka.

"Gaia.." Maudy menggenggam lengan Gaia mencoba menenangkan, namun terlambat. Gaia langsung pergi dari kelas menuju ruang BK.

Gaia masuk kedalam ruang BK dan matanya langsung tertuju pada Anna yang duduk bersama dua orang lainnya yang tidak ia kenal.

"Gaia silahkan duduk." Ucap pak Kemet dan Gaia menurutinya

"Anna membuat laporan kalau kamu baru saja membully nya." Ucap pak Kemet lagi. Hilang sudah kesabaran Gaia. Padahal dia tidak melakukan apapun namun sudah di tuduh karena perbuatan teman sekelasnya pada Anna.

Gaia menatap Anna tersenyum smirk.
"Oh ya? Padahal gue belum mulai lho!"

Anna seketika meneguk ludah.

"Jangan takut Na, kita tau kok kalau dia yang bully kamu." Ucap Frida, seorang kakak kelas.

Gaia berdiri menghampiri kakak kelas itu tenang berbeda dengan Frida yang sudah merinding. Desas-desus tentang Gaia si psikopat cantik sudah menyebar dari mulut ke mulut membuat Frida gelisah.

"Ada buktinya?" Tanya Gaia tenang

Frida hanya diam tak berkutik.
"Nggak ada? Biar gue yang buktiin."
Gaia tersenyum miring

Gaia menampar Anna dengan keras hingga sudut bibirnya berdarah, semuanya terkaget.

"Lo apa-apaan!!" Bentak Anna marah

"Oh sekarang udah ganti jadi 'lo-gue' bukan bukan 'aku-kamu'lagi?" Ucap Gaia mengejek. Dia meneliti kembali penampilan Anna yang mengingatkannya pada dirinya di masa lalu. Gaia berbisik dengan nada prihatin pada Anna.
"Lo pengen banget jadi gue ya?"

Ucapan Gaia membuat Anna tersentak kaget, karena benar adanya dia ingin menjadi seperti Gaia untuk mendapatkan Ace juga keluarganya. Dia menatap Gaia marah dengan mata berkaca-kaca.

"Ups lipstik lo berantakan, sini-sini gue bantu benerin."
Bukannya membenarkan tapi Gaia malah membuatnya lebih buruk. Mata Anna sudah berkaca-kaca. Kedua orang yang bersama Anna tadi bahkan tidak berani membantu.

"Gaia cukup!! Sekarang panggil walimu!" Ucap pak Kemet marah. Gaia akhirnya melepaskan Anna dengan ekspresi datarnya.

__✿__

MENCURI PERAN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang