ENAM PULUH DUA

3.9K 388 25
                                    


Reza yang melihat sang istri ditampar, menangkap tongkat ayahnya. "Sudah puas?"

Ayah Reza berusaha menarik tongkatnya dengan dibantu perawat pribadi.

Reza melirik perawat itu dan menyeringai lalu melepas genggamannya di tongkat. "Ayah pikir, aku tidak tahu kalau kalian berdua tidur bersama?"

Ayah Reza terjengkang ke belakang, mendarat di lantai dengan perawat pribadi sebagai bantal.

Vivi membelai pipinya sendiri dengan lembut dan menyeringai. "Bukankah kamu selalu mengutamakan perasaan putramu? kenapa kamu tidak mengutamakan perasaan suami kamu?"

"Ini dan itu berbeda!" teriak Rosalin.

"Oh, apakah karena aku orang lain jadi kamu tidak mempermasalahkannya?" tantang Vivi. Reza membantu istrinya berdiri.

"Kamu tidak masalah dengan poligamikan? aku harus ikhlas demi anak kamu. Oke, aku melakukannya sekarang, aku harus ikhlas melihat suamiku memiliki anak dari wanita lain. Lalu kenapa kamu tidak bisa melakukannya?"

Rosalin menjerit marah, melihat Reza memeluk Vivi untuk melindunginya. "KALIAN TIDAK ADIL!"

Ayah Reza berdiri susah payah dengan bantuan perawat lalu menunjuk pasangan suami istri. "Kalian berani sekali memfitnah yang lebih tua!"

Vivi dan Reza menatap dingin dua orang yang tidak tahu malu.

Reza menghela napas. Akhirnya, inilah yang dinantikannya setelah menunggu lama. "Rosalin, kamu- sebelum tidur denganku, pernah melakukan seks dengan ayahku, kan?"

Rosalin menatap Reza dengan panik. "Suamiku, aku dipaksa. Jika aku tidak melakukannya-"

"Aku melihat sendiri, kamu membuka baju di depan ayahku yang sedang bekerja setelah berusaha menenangkan ibuku. Aku pikir, ayah berubah dan kembali mencintai ibu. Ternyata aku salah."

"Reza, jangan menuduhku! Kamu tidak punya saksi!" bentak ayah Reza yang tidak panik sedikit pun.

"Lalu, apakah aku bukan saksi?" Reza bertanya balik. "Apakah aku bukan putramu, ayah? aku melihat dia!" tunjuknya ke Rosalin.

Vivi memejamkan mata, berusaha menahan sakit hati. Apa yang dirasakan Reza, sampai ke hatinya.

"Aku melihat dia duduk di meja ayah, telanjang lalu membuka kakinya dan merebahkan tubuhnya di atas meja lalu ayah membenamkan wajah di bawahnya. Dia mengerang tidak sabar dan berkata 'aku akan memuaskanmu, lebih dari istri dan para wanita lainnya!'" Reza menatap lurus ayahnya tanpa emosi.

Suasana kamar berubah hening.

"Saat ayah memperkenalkan wanita itu kepadaku sebagai guru private, aku langsung mengenali suaranya." Reza tertawa hambar. "Wanita yang ayah selundupkan setiap malam adalah dia!"

Rosalin berlutut di kaki Reza dan memegang erat celana Reza, wajahnya menahan tangis. "Aku melakukan itu demi masa depan, kedua orang tuaku menjualku ke ayah mertua. Tapi, aku benar-benar mencintaimu, Za. Aku pikir tidak apa-apa menerobos semua halangan demi kamu."

Reza dan Vivi menatap muak Rosalin.
"Kamu tahukan, orang kaya tidak bisa didekati begitu saja. Aku ingin memberitahumu kalau waktu itu, kamu menyelamatkanku." Rosalin menepuk dadanya dengan kuat.
Vivi melirik Reza.

"Aku tahu cerita itu, sayangnya aku tidak sengaja menyelamatkanmu."
"A- apa?" tanya Rosalin tidak mengerti."

"Itu cerita masa lalu yang bahkan aku tidak akan mengingatnya jika tidak kamu ungkit, kamu kira pertemuan kita ditakdirkan? apakah kamu sering membaca novel roman sehingga berhalusinasi?" cecar Reza. "Tahu gitu, aku tidak akan pernah membantu Chandra."

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang