ENAM PULUH EMPAT

3.8K 290 9
                                    

"Suamiku, putra pertamamu datang." Vivi bicara di telinga Reza dengan nada sensual.

Kepala Reza yang mendongak ke belakang dengan bersandar di bahu istri mungilnya, membuka mata dan menatap lurus Krisna.

Reza bisa melihat pandangan Krisna ke Vivi. "Teruskan... ngh."

Tanpa malu, Reza memperbesar suara erangannya. Vivi tidak tahu harus menangis atau tertawa, posisi mereka benar-benar ambigu.

Krisna berusaha menelan amarahnya, dia tidak menyangka Vivi memiliki sifat liar. Apakah Vivi mempelajarinya saat pulang malam? orang-orang hotel yang mengajarinya?

Erangan Reza semakin intens, tangan mungil Vivi sudah dilatih keras sebelumnya.

Tidak, pasti ayah yang mengajarinya. Vivi selalu menjaga jarak dengan pria lain.

Krisna berjalan mundur dan menutup pintu sebagian.

Rosalin berharap di depan pintu, dia tidak bisa keluar dari rumah mewah ini begitu saja.

Di dalam kamar. Reza hampir naik ke puncak, Vivi yang paham segera merubah posisi hingga duduk di pangkuan suami dan memasukannya dengan cepat, tanpa pemanasan.

Dahi Vivi berkerut tidak nyaman. Reza mendorong tubuh Vivi hingga punggung menempel cermin, dia segera mengeluarkan semua yang ditahannya tanpa bergerak.

Tubuh mereka berdua saling menempel erat, terhalang pakaian Vivi. Mereka berdua mengerang nikmat.

Rosalin yang bisa mendengar itu, bahunya merosot. Mengintip dari pintu yang terbuka sebagian, air mata mengalir di pipinya.

Rosalin bisa melihat pelukan erat dan erangan Reza berbeda saat tidur dengannya.

Reza berdiri dan menggendong Vivi hingga mencapai tempat tidur tanpa melepas penyatuan mereka, meletakan istri mungil di tempat tidur dan mulai menggerakan pinggulnya dengan keras, memastikan tidak ada cairan yang keluar supaya bisa mempercepat kehamilan Vivi.

Reza kesal dengan kalimat meremehkan Vivi yang belum hamil meski setiap malam selalu tidur bersama.

Reza mengambil bantal untuk menyangga pinggang Vivi dan menaikan kedua kaki hingga lutut mencapai bahu Vivi.

Rosalin menangkap semua gerakan itu dan menangis, Krisna tidak berani melihat, dia berusaha menggapai pintu di belakang punggung.

"AH!" erang Vivi. "Jangan- tolong-"

"Apakah sakit?" tanya Reza, tanpa menghentikan atau mengurangi gerakannya. "Teriak saja."

Vivi tidak menahan erangannya lagi, dia menikmati semua yang diberikan Reza. Dia menyukainya tapi dia tidak bisa menahan panggilan alam, semua gerakan Reza memancing panggilab alamnya.

"Hentikan! Aku mau ke toilet!"

"Lanjutkan."

"Apa?" Vivi membuka mata dan menatap lurus mata suaminya.

"Lakukan disini."

Vivi melotot. "Kamu gila? ada orang disa- ah!"

Reza memainkan inti bunga bersamaan dengan gerakan intens.

Vivi tidak bisa menahannya lagi karena rangsangan Reza, dia membiarkannya keluar begitu saja.

Sebelum habis, Reza menarik Vivi hingga duduk di pangkuannya, menikmati semua yang diberikan Vivi.

BRAK!

Rosalin berlari pergi dan menangis, mengabaikan tatapan pertanyaan Almira.

Krisna berdiri termenung di depan pintu.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang