6

552 70 6
                                    

Happy reading
-
-
-


    Di kamarnya Carissa memasukkan beberapa bukunya kedalam tas. Besok hari pertamanya masuk sebagai seorang siswi SMA.

"Ciee yang udah masuk SMA." Kun berjalan masuk ke dalam kamarnya Carissa, ia duduk di ujung kasur sebari memperhatikan putrinya yang sedang beres-beres. Kun masih belum menyangka jika putrinya sudah beranjak remaja. "Sekolah yang pinter. Jangan pacaran dulu."

"Gak janji deh." Carissa menyengir kuda, menatap Kun.

"Kok gak janji?" Kun terkejut dengan jawaban Carissa.

"Katanya masa SMA tuh masa-masa terindah jatuh cinta. Jadi Ica gak janji, takutnya..." Carissa menggantung perkataan.

"Takutnya apa?" tanya Kun.

"Hehe. Takutnya nanti Ica udah janji, eh malah ngelanggar dan bikin papa kecewa. Makanya Ica gak mau janji," jelasnya.

"Tetep aja Ca. Kamu harus waspada, jatuh cinta enggak seindah yang kamu bayangin. Papa bilang kayak gini karena papa gak mau liat anak gadis papa satu-satunya di sakitin cowok brengsek," ujar Kun. Ia mengatakannya dengan sangat serius.

Wajar saja Kun khawatir. Selama 16 tahun Kun selalu menjaga perasaan Carissa dan selalu memberikan kebahagiaan yang lebih untuknya. Carissa benar-benar di jaga degan baik, bahkan Kun selalu menuruti semua keinginan Carissa. Untungnya Carissa tidak pernah meminta sesuatu yang aneh. Semakin Carissa beranjak remaja, Kun selalu khawatir dengan putri semata wayangnya. Ia takut jika Carissa terjerat pergaulan bebas, apalagi jika Carissa sudah mengenal yang namanya Cinta. Sekarang Kun harus lebih ekstra lagi untuk menjaga Carissa.

Carissa menatap Kun dan tersenyum. Ia menghampiri Kun, lalu duduk di sampingnya. "Papa tenang aja. Ica bisa jaga diri kok. Makasih ya udah selalu ngekhawatirin Ica. Ica sayang banget sama papa." Cup. Carissa mengecup pipi sebelah kiri Kun dan memeluknya dari samping.

      Kun tersenyum, ia juga membalas pelukannya. Carissa adalah semangat Kun. Jika sedang merasa capek atau sedih, Kun akan menemui Carissa dan seketika capek atau sedihnya hilang. Tidak bisa Kun bayangkan jika kehilangan malaikat kecilnya ini, Kun juga takut jika nanti tiba-tiba Lusi datang dan membawa Carissa pergi jauh darinya. Akan sehancur apa Kun jika harus hidup tanpa Carissa.

"Besok papa mau ke Shanghai," ujar Kun yang masih memeluk Carissa. Carissa melepaskan pelukannya, ia menatap Kun tajam.

"Kok gak ngasih tau?"

"Ini lagi ngasih tau kamu."

"Mau ngapain kesana?"

"Ya kerjalah. Bukan mau liburan kok, ada urusan pekerjaan di sana. Gak lama juga, paling sekitar 5 hari atau semingguan."

"Gak lama gimana? Lama lah." Carissa cemberut. Padahal Kun sering kerja pergi ke liar negri untuk urusan pekerjaan. Dan setiap Kun akan pergi pasti Carissa selalu melakuan drama dulu. Carissa tidak bisa jika harus berjauhan dengan papanya yang ganteng ini. Jangankan seminggu, belum sehari saja Carissa pasti akan terus melenfon Kun, jika Kun tidak menjawab telfonnya Carissa akan terus menghubungi sampai akhirnya Kun menjawab telfonnya.

"Kalau kerjaan nya beres lebih cepet, nanti papa langsung pulang deh." Kun mengusap lembut puncak kepala Carissa.

"Janji ya?" Carissa mengacungkan jari kelingkingnya. Kun terkekeh, ia menautkan jari kelingkingnya juga.

"Iya janji."

"Yaudah. Sekarang puasin peluk aja. Besokkan papa udah harus berangkat." Carissa kembali memeluk Kun. Padahal hanya di tinggal sekitar 5 hari atau semingguan, tapi respon Carissa sudah seperti akan di tinggal jauh papanya.

Your My Life (QIAN KUN feat ZHAO LUSI) [√]Where stories live. Discover now