05 - Another Attack

84 8 0
                                    

Hujan sudah tidak sederas sebelumnya meski angin masih cukup kencang dan terasa menusuk kulit siapapun yang merasakannya secara langsung, tak terkecuali pria bersurai coklat yang kini mengigau dengan badan sedikit bergetar.

"Xiaojun" panggil Hendery yang mencoba menyadarkannya.

Dejun mengerjapkan matanya sembari mencoba terduduk, ia tidak sadar telah berbaring di kaki Hendery hingga ekspresinya kebingungan menatap pemandangan di depannya. Ruangan yang ia kunjungi.

Ruangan tempatnya berada dengan Hendery kini 180 derajat berbeda dari yang terkahir kali ia lihat. 80 persen atap ruangan amblas, 55% di antaranya rubuh hingga menampakkan langit malam dan mengirim hujan ke dalam ruangan, sisanya atap bagian bawah yang menyisakan ragang bangunan yang setengah jadi tersebut.

Begitu banyak material berjatuhan yang mana sebagian menimpanya hingga ia tidak sadarkan diri, bagian yang rubuh datang dari sekitar pintu hingga menuju ujung yang lurus di sejajarnya, kesimpulannya Xiaojun tertimpa reruntuhan atap dan pingsan seketika.

"Pintunya"

Xiaojun menoleh pada pintu yang tertutup bagian bangunan yang rubuh.

"Terlalu banyak material yang menutupi, kita butuh alat untuk membukanya"

Helaan napas mengudara dari Dejun. Ia melihat langit-langit yang begitu jelas dari sudut tempatnya berteduh di sudut ruangan yang tersisa, tak jauh darinya terdapat material yang sangat banyak hingga hanya menyisakan tempat kecil untuknya dan Hendery, ah bahkan Dejun menduga bahwa Hendery membersihkan space kecil tersebut agar keduanya aman berada di sana.

"Terimakasih sudah menolongku"

"Tidak masalah"

Xiaojun memeluk kakinya, berusaha meredam sakit di kepalanya yang seolah terpukul sesuatu yang berat meski tak heran karena ia baru saja pingsan karena terkena rubuhan atap, sekaligus menahan dingin yang menyelimutinya.

"Apa yang terjadi di bawah?" tanya Dejun tentang Kun dan yang lainnya.

"Gangguan besar, tidak jauh berbeda dengan saat pertama kali panggilan arwah tadi pagi"

Xiaojun menoleh pada Hendery yang menatap langit gelap di atas.

"Aku meminta mereka mengatasinya lebih dulu dan sampai saat ini belum ada yang menghubungi"

Hendery meletakkan handytalkie-nya lalu melepaskan kemeja yang dipakainya. Xiaojun mengangguk, namun tatapannya tidak terlepas pada pergerakan Hendery.

"Apa yang kau lakukan, bodoh?"

Hendery menahan dengusannya untuk tidak kesal pada panggilan 'bodoh' padanya. Disondorkannya kemeja hitam tersebut pada Xiaojun, menyisakan tubuh topless yang cukup kurus meski tidak mengelak itu cukup seksi dengan pahatan roti keras di bagian perutnya.

"Bajumu basah dan kau kedinginan" jelas Hendery singkat, Xiaojun merasa Hendery membaca pikirannya.

Meski ragu menerimanya Xiaojun mengambilnya dengan bimbang, Hendery memakai kembali jasnya meski tanpa dalaman kemeja di baliknya.

"Terimakasih" cicit Xiaojun sebelum mengikuti Hendery untuk melepaskan atasannya dan memakai kemeja yang cukup kepanjangan untuknya.

Segera setelah terpasang sempurna pada tubuh Xiaojun ia meringkuk memeluk lututnya lagi. "Apa yang tadi itu kecelakaan karena struktur bangunan belaka? Melihat tak lama setelahnya gangguan datang"

Hendery mengepalkan satu tangannya yang bertengger pada lututnya. "Tidak, kuharap itu menjawabmu"

Merasa tidak ingin ditanyai lebih membuat Xiaojun kembali terdiam, fokusnya belum sepenuhnya kembali, pikirnya. Terlihat dari badannya yang bergetar lebih hebat dibanding sebelumnya.

Ghost x Hunter | HenXiao XiaoDery ✅Where stories live. Discover now