47. 〣 MENGHILANG 〣

37.2K 4.6K 82
                                    

♡HAPPY READING♡

Rexanne menarik napas untuk kesekian kalinya, sambil terus menatap lamat pada ponselnya. Gadis itu mengelus Boo yang sedang tiduran di pangkuannya, sambil sesekali mengecek notif di layar persegi itu.

Gadis melebarkan mata saat ponselnya bergetar, membuat ia dengan semangat langsung mengeceknya. Namun sayang, mata gelap itu kembali meredup, saat penelpon bukanlah orang yang ia harapkan. Gadis itu mendengus, namun masih menggeser ikon hijau tersebut, hingga terdengar suara dari seberang.

"VALERIE, ADEK GUE YANG CANTIK BIN GEMES. JEMPUT KAKAK LO YANG BOHAY INI, AIDEN UDAH NINGGALIN GUE, JEMPUT NYOKAPNYA DI RS"

Raxanne mengusap telinganya, sambil menghela napas kesal. Sialan, gadis itu benar-benar menghancurkan moodnya, yang kian sudah hancur.

"VAL, LO DENGER NGGAK SIH?!"

Rexanne berdecak, dalam hati sudah merutuki gadis mungil dengan suara cempreng, yang sayangnya kakaknya sendiri.

"Hm"

"GUE TUNGGU TIGA PULUH MENIT, KALO NGGAK GU-"

Tut

Gadis itu memutuskan panggilan sepihak, kemudian beranjak dari ranjang empuk, menuju ke lantai bawah, dengan Boo yang setia mengekor dari belakang.

"Papa..."

William yang sedang duduk santai, sambil menonton acara sepak bola, menoleh ke arah Valerie yang berdiri di sampingnya.

"Ada apa Valerie?", ujar William.

"Mama mana?", ujar Rexanne.

"Lagi buatin kopi buat Papa, ada apa sayang?", ujar William.

"Minta kunci mobil Papa, Valerie mau jemput Irina di sekolah. Mereka udah sampe beberapa menit yang lalu", ujar Rexanne seadanya.

"Hati-hati bawa mobilnya", ujar William yang menyerahkan kunci mobil yang berada di sakunya, ke tangan Rexanne.

"Valerie pergi ya Paa, titip Boo", ujar Rexanne yang mengangkat tubuh hewan berbulu itu ke sofa samping William, yang mengangguk.

Rexanne mengendarai mobil milik William dengan kecepatan normal. Walaupun matanya tetap fokus pada jalanan lenggang, namun pikirannya sudah bercabang ke mana-mana. Alaric, itu adalah titik fokus gadis itu sejak tadi. Ah ralat, tetapi dari tiga hari yang lalu.

Setelah Alaric mengantarkannya pulang ke rumah setelah kencan, lelaki itu sama sekali tidak ada kabar. Tidak biasanya lelaki itu tidak mengganggunya, baik dengan telpon maupun dengan pesan, bahkan menjumpainya kalau perlu.

Rexanne mengentikan mobilnya setelah sampai di gerbang sekolah. Gadis itu langsung menemukan Irina, yang menarik kopernya menuju ke arahnya. Setelah memasukan koper itu ke bagasi, gadis mungil itu akhirnya mengintari mobil, lalu duduk di samping Rexanne.

"Keren juga lo bawa mobil, cepet ah jalan. Tubuh gue udah bau jigong ini, mana lo datangnya lama bener", ujar celoteh Irina, membuat Rexanne mendengus, namun ayal gadis itu juga menjalankan mobil hitam itu kembali ke mansion.

Irina berkaca melalui ponselnya, gadis itu merapikan rambutnya yang awutan, sambil sesekali bersenandung tidak jelas. Gadis itu menatap ke samping, ke arah Rexanne yang masih diam dari tadi.

"Lo kenapa?", ujar Irina kepo.

"Nggak", balas singkat Rexanne, membuat berdecak kesal.

"Wahh wahh gue tau, lo pasti lagi digalauin sama adek ipar kan? Hahaha", tebak Irina.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang