Maira Xaviella, gadis cantik berotak pintar berusia 22 tahun yang baru saja lulus dari bangku kuliahnya kini akan bekerja menjadi sekretaris seorang CEO. Ia baru saja diterima oleh perusahaan besar di negaranya, yakni Property Aerospace Company.
Nam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✿ ✿ ✿
Jam menunjukkan pukul 06.05 pagi dan Aldo sudah berada di kantornya, biasanya jam segini ia masih berada di rumahnya. Namun, karena masalah kemarin lah yang membuatnya datang sepagi ini dan membuat karyawan kantornya keheranan.
Reno yang memang selalu datang pagi juga ikut heran saat melihat Aldo sudah tiba di kantor, biasanya atasannya itu akan datang pukul 07.30. Kemudian ia pun menghampiri Aldo.
"Pak Aldo? Tumben sekali anda datang jam segini?"
"Ada masalah dengan itu?"
"Tentu tidak ada Pak, hanya saja sedikit aneh."
"Maira sudah datang?"
Pertanyaan Aldo itu membuat Reno heran, tak biasanya Aldo menanyakan hal itu, bahkan ini pertama kalinya.
"Maira dalam tiga hari ke depan tidak akan masuk, dia izin sakit," beritahu Reno.
Aldo berpikir apakah mungkin ini hanya akal-akalan Maira saja agar tak bertemu dengannya? Tapi, bagaimana jika memang gadis itu benar-benar sakit. Tapi bagi Aldo itu bukanlah masalahnya, ia akan menunggu sampai Maira masuk kembali ke kantor dan membicarakan masalah ini.
"Baiklah kalau begitu," ujar Aldo kemudian pergi dari sana.
✿ ✿ ✿
Maira sudah merasa jika badannya tak selemas kemarin, maka dari itu ia memutuskan untuk membersihkan barang-barangnya yang kemarin tak sempat ia rapihkan.
Saat sedang sibuk merapikan semua barangnya, tiba-tiba terdengar suara bel apartemen yang menandakan jika ada tamu yang datang.
"Siapa yah? Apa Aina? Tapi kalo Aina pasti langsung masuk, periksa dulu deh," gumam Maira.
Maira kemudian menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu apartemen dan melihat siapa yang datang. Setelah sampai, ia langsung membuka pintu apartemennya dan alangkah terkejutnya Maira saat melihat siapa yang datang.
"Om?" itu lah kata yang tercetus di mulut Maira.
"Maira."
"Masuk dulu Om," persilakan Maira.
Kemudian pria paruh baya yang Maira panggil Om itu masuk ke dalam apartemen. Mereka kemudian berhenti diruang tamu dan Maira juga mempersilahkan Om nya untuk duduk di sofa.
