AKHIR MASA SMA (PART2)

29 18 6
                                    

Arya menoleh ke arah Kara, dengan wajah yang datar. Melihat Kara yang bangkit dari duduknya, Arya bingung apa yang mau Kara lakukan.

Kara berjalan ke arahnya, dengan wajah yang datar. Hingga tiba di depan Arya beberapa centi saja, Kara memandangi wajah Arya beberapa detik dengan tatapan yang kosong.

"Ada apa?" tanya Arya heran.

Pertanyaan itu tidak di balas Kara, ia hanya diam sambil menatap wajah Arya dengan tatapannya yang kosong.

"Apaan sih! Gaje banget!" Ucap Arya lalu berbalik pergi meninggalkan Kara.

Bruk!!!

Seketika Kara jatuh pingsan, dan ini membuat Arya begitu kaget, Arya mencoba berpikir tenang dan terus membangunkan Kara, namun tidak kunjung juga. Ia yakin kalau Kara mencoba mengerjainya, pikir Arya yang mencoba positive thingking.

Namun saat Arya membalikan posisi badan Kara dan wajahnya yang ia tutupi dengan tangannya, betapa terkejutnya Arya melihat hidung Kara yang begitu mimisan, hidungnya begitu memerah, di tambah darah di hidungnya begitu mengalir begitu saja.

Arya yang panik langsung mengangkat tubuh Kara, dan membawanya ke UKS, dengan berhati-hati ia mengangkat tubuh Kara, di tambah jalan di taman ini yang basah begitu licin, Arya harus hati-hati supaya tidak terpeleset.

Hingga tiba mereka di UKS dan meletakan Kara untuk istirahat, Arya langsung menemui wali kelas mereka kebetulan Arya dan Kara dulu sekelas.

Dengan langkah cepat Arya menuju kantor, Arya masih bingung kenapa Kara bisa pingsan begini, secara ketika Kara memanggilnya, ia masih begitu yakin dengan penglihatannnya kalau Kara masih begitu sehat tadinya.

Hingga tiba Arya di kantor guru, kebetulan sekali di ruangan ini tersisa wali kelas mereka yang sedang memprint dokumen, Arya yang panik langsung memberitahu wali kelasnya ini, kalau Kara pingsan dan sekarang berada di UKS.

Mendengar ucapan Arya, beliau pun langsung cepat mematikan mesin printer dan segera pergi ke UKS.
Dengan langkah cepat, mereka menuju UKS. Betapa kagetnya beliau saat melihat kara pingsan dengan hidungnya yang mimisan.

"Kenapa Kara bisa begini, Arya?" tanya beliau.

"Saya juga tidak tau bu, tadi Kara itu tiba-tiba aja mimisan begini," jelas Arya yang tak ingin terlalu panjang lebar.

"Kita harus bawa Kara ke rumah sakit sekarang," ucap beliau.

"Iya bu," sahut Arya.

Berita bahwa Kara pingsan, sampai ke telinga teman-temannya, mereka yang berada di lapangan begitu terkejut saat mendengar sirene ambulance memasuki gerbang sekolah.

Nola yang tak percaya melihat sahabatnya di bawa ke dalam mobil ambulance, membuatnya begitu panik apa yang terjadi, padahal satu jam yang lalu Kara masih sehat pikir Nola. Pandangan Nola langsung mengarah ke Arya yang berdiri di dekat para guru.

"Lho apain Kara, Ha!" Ucap Nola yang menghampiri Arya dan mengejutkannya.

"Apain apa! Gue gak ngerti maksud lho," ucap Arya.

"Gak usah, sok polos deh! Lho ngelakuin sesuatu kan ke Kara, ngaku aja! Dia tadi baik-baik aja, sehat-sehat aja, kenapa setelah ketemu sama lho jadi bisa mimisan sampai pingsan begitu," Hardik Nola yang penuh emosi.

"Lho gak tau apa, kalau ada yang ingin kara omongin ama lho!" Lanjut Nola.

"Hah! Kara ketemuan sama Arya,"

"Iya, ya, ngapain tuh cewe ketemuan sama Arya,"

"Dia pacaran ya?"

Bisik-bisik para murid cewek, langsung menotice pendengaran Nola, membuat Nola merasa tidak nyaman, ia pun langsung pergi dari kerumunan, disusul oleh ketiga temannya.

Para guru pun ikut membubarkan semua siswa-siswi dan langsung menghentikan acara hari ini, semua murid pun di dipersilahkan untuk pulang.

Arya yang terdiam di tempat, langsung di temui oleh teman-teman satu gengnya.

"Ar, ada apaan sih? Kok Kara bisa pingsan?" tanya teman Arya yang masih bingung apa yang terjadi.

"Iya ada apa sih, Ar?"

"Dan, kenapa Kara bisa sama lho? Kalian ketemuan?" tanya teman Arya.

"Udah-udah, gue gak bisa jelasin sekarang, ada urusan yang harus gue selesain," ucap Arya yang langsung pergi.

"Ish! Ada apa sih sama Arya, penasaran gua," ucap mereka.

Dengan tancap gas, Arya pergi ke rumah sakit di mana Kara di bawa.

Di lain sisi Nola bersiap-siap bersama ketiga temannya pergi ke rumah sakit untuk menemui Kara yang di rawat menggunakan motor temannya, secara ia pagi tadi berangkat tidak pakai mobil, karena di antar sopir rumahnya.

"Nola, tolong jelasin kenapa Arya bisa bersama kara?" tanya temannya.

Mendengar pertanyaan itu, Nola bingung harus jawab apa, di satu sisi ia berjanji untuk tidak memberitahu yang lain kalau Kara menyukai Arya, di satu sisi ia juga tidak ingin teman-temannya khawatir dengan Kara.

"Nanti aja gue jelasin, kita ke rumah sakit aja dulu," ucap Nola.

Mereka pun langsung tancap gas, di lain sisi Arya lebih dulu tiba di rumah sakit, dan langsung ke kasir untuk menanyakan di mana atas nama Karaya di rawat.

Setelah menemukan kamar di mana Kara di rawat, Arya memperhatikan dari luar, saat Kara di rawat oleh suster. Detik-detik di mana Kara pingsan dan memanggilnya masih terbayang nyata di kepala Arya, ada apa dengan Kara, menjadi pertanyaan di kepala Arya.

Saat Arya fokus menatap Kara dari depan pintu, Arya mendengar suara teman-teman kara yang begitu jelas di telinganya. Dengan cepat Arya langsung bersembunyi di balik di dinding di sebelah ruangan di mana Kara di rawat. Dan benar saja, itu adalah teman-teman Kara, yaitu Nola dan teman-temannya.

"Kara," Nola langsung berlari menemui Kara yang terbaring pingsan.

"Dok, kenapa dengan teman saya dok?" tanya Nola.

"Teman mbak, mengalami alergi parah, menurut yang dari saya periksa, ini bukanlah alergi dari makanan, melainkan ada hal yang lain, entah itu binatang atau apa," jelas dokter.

Nola mengangguk paham. " Terima kasih dok," ucap Nola.

Dokter dan suster itu pun mengangguk paham.

"Eh! Itu..." Ucap salah satu teman Nola.

"Apaan?" tanya Nola heran.

"Entah gue salah liat, kayak Arya ya tadi," ucap temannya Nola.

"Ah! Ngawur! Mana mungkin tuh anak disini, secara ia aja cuek gitu, yang sakit aja di kelas gak ia jenguk," sahut Nola kesal.

"Ya bisa aja kan, dia mau menjenguk Kara,"

"Eh btw, kenapa sih Kara, La?" tanya mereka.

"Mengenai masalah Kara, itu tidak ada apa-apa guys, dan mengenai Arya, maksud ucapan gue tadi mereka kebetulan ada urusan, soalnya Kara bilang ke gue kalau ia tadi itu ke kelas, ngambil tasnya ketinggalan, langsung ada urusan sama Arya," alasan Nola.

"Ooh, urusan apaan?" selidik mereka.

"Kayak gak tau aja lho, mereka kan anak emas para guru, beda kayak kita," sahut Nola meyakinkan.

"Eh iya ya, mereka kan berprestasi, jadi bisa aja ada urusan apa kek, pembagian giveaway kek," sahut yang lain.

"Giveaway aja pikiran lu!"

"Tapi, apa mungkin urusan itu, berkaitan dengan sesuatu?"

"Sesuatu apaan?"

KARAYAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن