HADIAHKU

17 11 5
                                    

"Bukan aku,"

"Ini teman aku, dia benci banget sama seseorang, kata dia orang ini penyebab kematian ayahnya," jelas Arya.

"Astaga, yang bener? Teman kamu yang mana?" tanya Ine yang langsung penasaran.

"Ada pokoknya, ini rahasia, nah temen aku ini pengen balas dendam ke orang ini, dan dia nanya ke aku, apakah balas dendam itu salah, menurut mbak gimana?" tanya Arya.

"Yang namanya balas dendam itu sudah salah, ajal itu kan di tangannya yang kuasa, mungkin sudah takdir, mau gimana lagi," jelas Ine.

"Tapi kak, jika bukan karena orang itu, ayahnya gak mungkin meninggal," jelas Arya dengan yakin.

"Yaa, kalau saran mbak, mending cari tau dulu teman kamu, benar gak orang itu yang menyebabkannya, bisa aja kan itu cuma fitnah, gak baik lho nuduh orang sembarangan, jatuhnya fitnah, dan itu lebih kejam daripada pembunuhan," jelas Ine.

Mendengar ucapan mbaknya ini, Arya meneguk liur menganjal karena rasa kebingungan, di satu sisi ia begitu yakin kalau yang ia lihat di foto di handphone dulu itu adalah pria yang ia lihat di ruangan rumah sakit Kara kemaren.

"Siapa dia?" batin Arya.

"Arya?" Ine mengerak-gerakan tangannya menyadarkan Arya yang melamun.

"Eh, iya? Kenapa?" kejut Arya.

"Kok bengong, terus gimana lagi ceritanya?" tanya Ine.

"Udah mbak, itu doang, aku mau tidur dulu, ngantuk," ucap Arya lalu berlalu pergi.

"Lah! Ngantuk aja, biasanya jam segini main game," goda Ine.

Arya terus melanjutkan langkahnya, dan berjalan menuju kamarnya, saat ia sudah di atas, ia di kejutkan lagi dengan kedatangan teman-temannya.

Arya menarik napas panjang, bisa-bisanya mereka datang tanpa memberitahu Arya dulu, di satu sisi Arya lagi badmood, di satu sisi ia juga gak enak ngusir teman-temannya.

"Surprise!!!!"

"Happy birthday bro!" Seru Lutfi.

"Iya bro, happy birthday ya!" seru yang lain.

"Astaga, kok ada mereka," batin Arya.

Di satu sisi Arya lelah, tapi ia tak enak jika mengusir teman-temannya, Arya hanya bisa memberikan senyum tipis di ujung bibirnya.

"thanks guys," seru Arya.

Tiba-tiba Ine datang dan menengok ke arah Arya dengan heran, beserta kedatangan teman-teman Arya yang tiba-tiba. Dengan wajah yang menahan tawa. Ia tau apa yang di rasakan oleh adiknya sekarang, justru ini saatnya Ine mengerjai adiknya ini.

"Kalian udah makan? Pas banget nih, mbak mau manggang iga sapi, gimana? Setuju gak?" seru Ine.

"Wah pas banget mbak, kami lagi laper, iya kan guys?" seru Beni.

"Iya nih," seru yang lain.

"Ngomong-ngomong mbak Ine baru datang ya?" tanya Beni.

"Iya, baru datang hari ini," sahut Ine dengan senyum merekah.

"Arya, ayo ikut!" Ucap Ine dengan senyum lebarnya.

Arya sudah memberikan kode kepada Ine, kalau ia benar-benar kesal, kenapa bisa mbaknya ini mengajak teman-temannya makan malam di sini, secara ia sendiri lagi mau me time.

Ine tidak memperdulikan Arya, ia langsung pergi begitu saja untuk memesan Iga sapinya, sedangkan Arya di ajak oleh teman-temannya main game di kamarnya sementara menunggu Iga sapinya datang.

KARAYAWhere stories live. Discover now