Bab 18. Assassin Bag. 1

761 132 3
                                    

Mulmed : Wang Yizhe – Taste

.

.

.

Ega segera keluar dari dalam tenda saat mendengar suara keributan di luar. "Ada apa?" tanyanya kepada seorang prajurit yang berlari tergesa menuju ke arahnya.

"Lapor Jenderal," prajurit itu berlutut dengan satu kaki, memberi hormat sebelum kembali bicara untuk melapor, "satu rombongan karavan berbendera Timur mendirikan tenda tidak jauh dari sini."

Ekspresi Ega tidak terbaca. "Berbendera Timur?" beonya. Perhatiannya kembali tertuju ke prajurit tadi. "Berapa anggota mereka?"

"Sekitar seratus orang," jawab prajurit yang sama. "Sepuluh kereta kuda besar, lima gajah, dua puluh kuda, serta dua kereta kecil."

"Mereka pasti bersenjata," ucap Ega. "Perketat keamanan, dan pastikan karavan itu diawasi ketat. Pastikan mereka pergi sebelum matahari tinggi besok!"

"Hamba melaksanakan perintah," jawab prajurit itu sebelum beranjak berdiri dan berlalu pergi kembali ke posnya.

. . .

Ega berjalan dengan tergesa. Pria itu menekan perasaan was-wasnya saat menuju tenda milik Yu Wen. Dengan kasar disibaknya pintu kain tenda. Ega tidak memperlihatkan ekspresi apa pun saat pandangannya bersirobok dengan A Chen yang tengah melipat beberapa pakaian Yu Wen yang sudah dicuci dan kering di sisi kiri tenda.

"Ke mana tuanmu?" Ega bertanya dengan suara berat. Pandangannya begitu menusuk hingga A Achen bersujud dengan tubuh gemetar.

"Tuan pergi jalan-jalan," jawabnya, serak. "Beliau berjanji untuk segera kembali—"

Ega tidak menunggu A Chen menyelesaikan ucapannya. Ia berbalik cepat, melangkah tergesa untuk mencari Yu Wen di sekitar perkemahan.

Matahari nyaris tenggelam saat Ega berhasil menemukan Yu Wen yang tengah duduk di atas sebuah batu besar, begitu tenang sembari memainkan dizi.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya, tanpa berbasa-basi. "Kenapa kau suka sekali membuat orang khawatir? Apa kau tahu dampak yang akan terjadi jika sesuatu terjadi kepadamu? Kenapa kau tidak bisa berpikir hingga sejauh itu?"

Yu Wen menurunkan dizi miliknya ke atas pangkuan. Ia menoleh, tersenyum tipis dan membalas dengan bahasa isyarat, Hamba hanya seorang budak, Anda berpikir terlalu jauh, Shifu." Melihat Ega mengusap wajah kasar, ia pun bergegas turun dari atas batu dan berjalan perlahan menuju Ega.

Maaf sudah membuatmu khawatir!

. . .

Hidup memiliki berbagai rasa, memabukkan. 

Cinta sejati sulit didapatkan, harus diraih. 

Siapa sebenarnya yang dicintai sampai akhir? 

Menangis dan tertawa dalam hidup, memalukan.

Cr : Wang Yizhe – Taste

. . .

Saat memilih jalan untuk berkhianat, Dryas tahu jika dirinya tidak memiliki jalan keluar untuk bisa lepas dari cengkraman Maximus. Sejujurnya, saat memohon perlindungan dari Raja Centrus, sang jenderal tidak yakin jika hal itu bisa menyelamatkannya. Jadi, saat salah satu anak buah Dryas melaporkan jika raja mengkhianati mereka, Dryas tidak lagi kaget.

Sang jenderal menyelesaikan makan malam dengan santai, setelah memberi pilihan kepada prajuritnya yang tersisa untuk tetap tinggal atau menetap bersama dengannya di tempat ini?

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ