Bab 33. Bukan Akhir

1K 77 21
                                    

Hallo2 ... PDF Fate versi lengkap masih bisa dibeli ya. Yang minat bisa langsung DM akun Wattpad saya.

Untuk yang mau claim versi wattpadnya (tidak lengkap), bisa scroll di profile saya ya. Link downloadnya ada di sana.

Thank you dan happy reading! ^^

.

.

.

Hujan turun semakin deras. Hawa dingin terasa menusuk hingga tulang membuat tubuh menggigil. Ringkikan kuda terdengar. Hidung binatang-binatang tunggangan mengeluarkan uap yang mengepul akibat udara dingin.

Ega menghentikan kuda tunggangannya tepat di samping kuda Maximus. Tali kekang ditariknya kencang. Ribuan mayat terbaring di atas tanah basah. Darah bercampur lumpur, terciprat setiap kali ada yang melewati.

"Yang Mulia, mata-mata dari Timur sudah kembali," lapor Ega. "Dia mengatakan Pasukan Penyihir dari Timur berhasil menaklukkan Kota Shin Luo."

Kota Shin Luo merupakan satu dari empat kota pertahanan Kerajaan Timur. Kekuatan militer di kota itu sangat kuat. Rakyatnya sangat makmur sebelum Raja Hong mengambil alih kekuasaan dari mendiang Raja Feng Yongheng.

Beberapa bulan belakangan ini kehebatan Jenderal Penyihir Timur menyebar cepat. Bukan hanya dengan kekuatan, sang jenderal bahkan berhasil menaklukkan sebuah kota hanya dengan melakukan perundingan.

Raja Hong sama sekali tidak menyangka beberapa Pemimpin Kotanya masih meletakkan kesetiaan terhadap mendiang Raja Yongcheng. Bahkan rakyat pun mendukung Pemimpin Kota mereka untuk bergabung dengan Penyihir Timur.

"Hingga hari ini hanya beberapa orang yang mengaku pernah melihat wajah dari Penyihir Timur secara langsung. Mereka mengatakan sang jenderal masih terbilang muda."

Maximus menarik mulutnya, tinggi. Hujan berhasil memadamkan kobaran api yang membakar Kota Kell. "Desas desus yang beredar itu bukankah terdengar terlalu berlebihan?" tanya Maximus terdengar mengejek. "Mereka pasti sengaja membesar-besarkan kehebatan Penyihir Timur untuk mendapatkan simpati dan dukungan rakyat."

Mata tajam Putra Mahkota Maximus disipitkan sempurna saat melihat beberapa anak buahnya kembali dengan menenteng kepala Gunne di tangan mereka. "Bagus sekali," ujarnya terdengar sangat senang. Maximus membelokkan kuda tunggangannya untuk kembali ke tenda sementara pasukannya merayakan kemenangan besar mereka atas pasukan Gunne, hari ini.

Di dalam tenda, Maximus membuka pakaian zirahnya. Mata pria itu melirik sebuah benda yang tergeletak di atas meja. Suara Ega terdengar di depan pintu tenda, meminta izin untuk menghadap.

Setelah mendapat izin, Ega langsung masuk. Tubuhnya basah kuyup. Ega menangkap kain bersih yang dilempar oleh Maximus kepadanya. "Yang Mulia, apa yang akan Anda lakukan setelah ini?" tanyanya. "Hamba yakin Raja Hong akan meminta bantuan Kaisar Takvor untuk memukul mundur Pasukan Penyihir dari Timur." Ada kekhawatiran terselip dalam suara Ega saat bicara. Walau tidak merasa yakin, desas-desus mengenai jati diri Penyihir dari Timur yang beredar ada beberapa versi.

"Kenapa kau terdengar khawatir?" Maximus membuka pakaian basahnya lalu menggantinya dengan pakaian kering. Suara derak kayu terdengar di perapian. "Kita tentu akan pergi berperang jika Kaisar Takvor memerintahkan." Kalimat itu diucapkan tanpa beban. Maximus menyeka wajahnya yang masih terasa lengket dengan kain kering.

Maximus melirik sebentar sosok Ega yang terlihat melamun. "Apa yang kau pikirkan?"

Ega menatap Maximus dengan penuh keraguan. Bagaimana jika desas-desus yang didengarnya tidak benar? Ega tidak bisa membayangkan dahsyatnya kemarahan Maximus nanti.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang