Bab 30.2 Botol Anggur Hijau

545 83 23
                                    

Hallo2 ... yang mau ikut PO pdf, diperpanjang sampai tanggal 02 November 2023 ya. 

Link untuk pemesanan dan pembayaran ada di profile saya ya. Harga khusus PO 50 rb. Words diperkirakan lebih dari 180K words. Tanggal pengiriman tetap sama di tgl. 05.11.2023 malam.

Untuk pdf gratis s/d bagian buku ketiga, akan saya share secepatnya. Isinya sama dengan publishan Wattpad/Twitter.

Thank you dan happy reading! ^^

.

.

.

Bab 30.2 Botol Anggur Hijau

.

.

.

Di belakang kaisar para menteri berbicara dan saling berdebat. Entah siapa yang mengembuskan desas-desus, tapi berita mengenai Pasangan Takdir Pangeran Maximus santer terdengar di segala penjuru.

Penampilan Yu Wen pun seperti mencolok mata. Perlakuan Pangeran Maximus terhadap pengawal bisunya itu mendadak menjadi perhatian semua orang.

"Aneh sekali." A Chen berjalan semakin cepat. Dia merasa diawasi beberapa hari ini atau lebih tepatnya setelah Kaisar Takvor menghukum mati Selir Sara beserta seluruh keluarganya. "Kenapa semua orang melirik ke arahku?"

A Chen menjerit saat tiba-tiba ada sepasang tangan yang menariknya dari lorong. Dia dibawa ke satu ruangan pengap. Hanya ada satu lilin di ruangan itu. Cahayanya berpendar kekuningan, menciptakan bayangan pada setiap benda di sekitarnya.

"Tuan, apa yang kalian inginkan dari hamba?" Suara A Chen bergetar. Rasa takut menyelinap ke dalam hatinya tanpa permisi. Bayangan Er Liang menari-nari di dalam kepalanya. Takut, A Chen takut akan bernasib sama seperti Er Liang.

Tidak lama berselang, seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruangan. Dia mengambil jeruk di dalam keranjang kayu yang dipeluk oleh A Chen lalu duduk di kursi setelah sebelunya seorang pelayan membersihkan kursi itu dengan kain lengannya.

Pejabat itu bernama Rhutus, menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Negara. Jubahnya terlihat berat. Wajah pria itu kotak dengan janggut tipis menghiasi dagunya.

"Di mana kau bertemu dengan Yu Wen?" Suara Rhutus terdengar penuh penekanan. Ruangan kecil tempat A Chen diinterogasi tidak memiliki jendela hingga udara di dalam ruangan itu sangat pengap.

A Chen dipaksa untuk berlutut. Ia memekik kesakitan setelah satu dari empat pengawal sang menteri menendang bagian belakang lututnya hingga berlutut.

"Apa kau tuli?" tanya Rhutus. Tubuhnya dicondongkan sedikit ke depan. Senyum mengejek menghiasi wajah kotak Rhutus saat lanjut bicara, "Atau kau bisu sama seperti tuanmu?"

A Chen menelan dengan susah payah. Kedua telapak tangannya perlahan mengepal. "Hamba hanya seorang budak yang diberikan oleh Putra Mahkota Maximus untuk Tuan Yu Wen. Hamba bertemu pertama kali dengan Tuan Yu Wen saat rombongan Yang Mulia hendak menuju Kerajaan Gao."

"Apa yang kau tahu tentang budak bisu itu?" Rhutus terus bertanya. Jawaban yang diberikan A Chen tidak membuatnya puas. Dia ingin tahu siapa Yu Wen sebenarnya? Hubungan budak bisu itu dengan Maximus terlalu mencurigakan, pikirnya.

A Chen gemetar ketakutan saat pelayan Rhutus yang berdiri di dekatnya melayangkan tongkat kayu ke udara. Keringat sebesar biji jagung membasahi kening A Chen. "Hamba hanya tahu jika Tuan Yu Wen merupakan budak dari Kerajaan Timur dan diangkat menjadi pengawal Pangeran Maximus."

Terdiam sejenak, A Chen menarik napas dalam. Jantungnya berdebar sangat kencang karena takut. Dia harus memilih kalimat yang akan diucapkan dengan sangat hati-hati. Dia tahu banyak orang yang curiga jika tuannya merupakan Pasangan Takdir Pangeran Maximus.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang